"Langit dan bumi memang tak terhitung jaraknya. Namun masih ada hujan yang menjadi perantaranya"
❤
Beauty memasuki kelas Rangga dengan wajah ditekuk untuk pertama kalinya. Tanpa senyum atau sapaan dia duduk disebelah Rangga.
Memandang pria itu yang terus makan tanpa menghiraukannya membuatnya makin kesal.
Siapa yang tidak kesal bila sudah lama ngantri di kantin tapi malah kehabisan makanan?
Ya, gara-gara tadi pagi dia memberikan bekalnya pada nenek penyapu jalan dia terpaksa mengantri untuk membeli makan dikantin.
Tapi sialnya dia kehabisan nasi goreng yang tadinya mau dia beli. Mau beli yang lain juga udah abis.
Dan sialnya, karna takut Rangga sudah selesai makan dia buru-buru ke kelas Rangga dan lupa membeli minum.
Lengkaplah sudah penderitaannya, sudah lapar, haus pula.
Tanpa sadar, dia menendang meja di depannya membuat Rangga kaget karna kotak makannya yang ikut bergoyang.
"Apaan sih lo!? Ganggu aja" ucap Rangga kesal. Siapa yang gak kesal kalau diganggu pas makan. Malah tadi pagi dia gak sempat sarapan lagi.
"Aku laper kak"
"Laper ya makan, gak usah ganggu orang. Kayak gak ada kerjaan aja" tanpa memandang Beauty yang makin menekuk wajahnya, Rangga melanjutkan makannya.
"Dasar gak peka, nawarin kek, gak tau apa orang laper!" Beauty menggerutu pelan.
Tidak terlalu pelan karena masih terdengar oleh telinga Rangga.
"Lo laper banget?"
"Eh kakak denger?"
Rangga memutar bola matanya malas. Beauty ini kenapa selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan?
Seharusnya kan pertanyaan dijawab dengan jawaban bukan pertanyaan. Kalo pertanyaan dijawab dengan pertanyaan kan aneh jadinya.
Ah Rangga lupa, Beauty kan memang aneh. Jadi ya wajarin aja.
"Lo laper gak?"
"Laper kak, mau beli makanan tapi tadi rameee banget di kantin. Jadi gak kebagian deh"
"Kenapa gak kebagian?"
"Udah abis"
"Terus ngapain kesini?"
"Kenapa? Gak boleh?"
"Kan lo kesini biasanya mau makan, lah ini makanan aja gak ada"
"Ya kan mau nemenin kakak"
"Gak perlu, pergi sana"
"Is kakak nih, aku udah bela-belain kesini sampe lupa beli minum juga"
"Bukan urusan gue"
"Sadis banget sih"
Tanpa memperdulikan Beauty lagi, Rangga melanjutkan makannya. Laper sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Teen FictionOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...