Warning!:Typo's! NO EDIT!
➿
"Tumben makan salad" Rangga melirik ke arah kotak bekal Beauty.
Dahinya mengernyit heran, apa enaknya makanan itu? Hanya sayuran. Memang menyehatkan, mengandung banyak vitamin. Tapi tubuh kita juga butuh asupan lain, seperti protein dan karbohidrat.
"Hehe iya kak" jawab Beauty.
Sejujurnya, Beauty masih sedikit gugup sekarang. Kata-kata Rangga yang mengatakan bahwa dia 'kangen' terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Seolah-olah ucapan Rangga seperti sebuat rekaman yang terus-terusan diputar tanpa jeda. Dan lucunya, Beauty tak pernah bosan mendengarnya.
"Gak makan nasi?" Tanya Rangga lagi.
Sejujurnya, Rangga tidak yakin Beauty akan kenyang setelah memakan bekalnya. Sayuran yang dibawanya hanya sedikit. Tidak ada nasi atau lauk lainnya.
"Nggak kak"
"Yakin kenyang? Makan punya gue aja nih" Rangga menyodorkan kotak bekalnya pada Beauty.
"Nggak usah kak. Ini aja cukup" Beauty menolak dengan halus.
Padahal, sejujurnya dia sangat tergiur melihat bekal Rangga. Nasi lemak dengan sambal kering dan mie goreng pasti sangat nikmat di lidahnya. Tapi, apa mau dikata, Beauty sangat ingin kurus! Dia ingin diet!
"Atau lo mau mesen makanan? Gue pesenin ya?" Tanya Rangga lagi.
"Nggak kak. Nggak usah. Ini aja udah lebih dari cukup" Beauty kembali menolak dengan halus.
"Kenapa sih? Biasanya lo makannya banyak. Makanannya juga enak. Banyak lauknya, kok hari ini cuma sayur doang? Emang enak?" Beauty tersenyum kecil mendengar Rangga mengucapkan begitu banyak pertanyaan.
Dalam hatinya dia bersyukur, selain bersikap lebih baik, Rangga juga mulai banyak bicara. Tak hanya mendiamkannya.
Apalagi, sekarang wajah tampan Rangga juga mulai diisi dengan bernagai ekspresi. Tidak hanya datar, datar, dan datar. Seperti saat ini, wajah Rangga menunjukan raut kebingungan namun penasaran. Beauty sampai gemas melihatnya.
"Emang kenapa? Gak boleh?" Tanya Beauty.
"Boleh sih. Tapi kan, lebih baik kalo makan kaya dulu. Lebih kenyang. Gizinya juga lebih banyak, Beauty" jelas Rangga.
Beauty tersenyum kecil mendengarnya. Rasanya aneh saat Rangga bersikap perhatian kepadanya. Seperti mimpi yang berubah menjadi nyata.
"Iya sih, tapi kan-"
"Kalian bisa diem gak sih?" Tiara yanh sedari tadi diam akhirnya angkat bicara.
Sejujurnya, dia sedikit terganggu karena Beauty dan Rangga terus-terusam mengobrol sedari tadi. Apalagi, mereka tak melibatkan Tiara. Padahal, mereka bertiga berada di meja yang sama. Tiara jadi merasa bahwa dirinya hanyalah nyamuk pengganggu disini.
Dia memanh senang Rangga mulai bersikap baik dengan Beauty. Tapi, apa harus dia tidak dianggap disini?
"Masa ngobrol dilarang sih, Ra? Lagian kak Rangga kan cuma nanya doang" ucap Beauty.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Teen FictionOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...