"Jangan hanya memikirkan kebahagiaan, tapi nikmati juga perjuangannya"
🌻
"Kali ini kita bakal kemana, kak? Makan bakso atau makan es krim?" Tanya Beauty.
Sebenarnya dia sudah merasa bosan terus-terusan berada di dalam mobil. Bokong Beauty saja rasanya sudah pegal karena terlalu lama duduk.
Apalagi, Rangga terus diam dan fokus menyetir. Setiap Beauty bertanya mau kemana, dia hanya menjawab 'kencan'. Awalnya memang terdengar romantis, tapi lama-lama Beauty jadi sebal.
Kencan sih kencan, tapi entah kencam dimana. Tempat kencannya saja entah dimana. Ah, Beauty jadi badmood seketika.
Padahal, saat baru-baru meninggalkan sekolah, Rangga masih menanggapinya bicara. Bahkan mengeluarkan gombalan receh yang bisa membuat pipi gembulnya memerah.
"Liat aja nanti" jawab Rangga tanpa menoleh.
Beauty mendengus melihatnya. Rangga yang masih berstatus gebetan saja sudah seperti ini. Beauty harap, Rangga akan berubah saat sudah resmi menjadi kekasihnya. Kalau jadi.
Rangga yang menyadari perubahan mood Beauty pun menoleh. Dia menggelengkan kepalanya melihat Beauty yang sudah menekuk wajahnya. Bibirnya maju beberap senti, dan pipinya entah mengapa malah terlihat lebih gembul. Menggemaskan sekali.
"Cemberut aja" ucap Rangga sambil mengacak rambut Beauty pelan.
"Ck. Bikin berantakan aja" Beauty berkata jutek untuk pertama kalinya pada Rangga sambil membetulkan rambutnya. Oh jangan lupakan wajahnya yang makin menekuk sempurna. Dia masih kesal pada Rangga.
"Marah ya?" Tanya Rangga.
Sejujurnya dia mau tertawa sekarang. Wajah Beauty benar-benar menggemaskan saat ngambek begini. Ah, Rangga menyesal pernah menyia-nyiakan Beauty. Rasanya saja, sekarang dia mau membungkus dan membawa pulang gadis ini. Kalau bisa.
"Nggak" jawab Beauty masih dengan nada kesalnya.
"Perempuan banget, ditanya jawabnya nggak, Ti" ucap Rangga sambil tertawa pelan.
Beauty berdecak pelan melihatnya, lalu berkata "Aku kan emang cewek, emang kakak kira aku apa? Banci?" Ucap Beauty makin sebal.
Rangga yang mendengarnya kaget, dan langsung tak bisa menjawab apa-apa. Mengapa Beauty menjadi marah sekali begini? Padahal, dulu Rangga mengatakan hal-hal sadis dia tidak pernah marah.
Nah, sekarang, Rangga hanya mengucapkan candaan, Beauty malah marah sekali. Aneh.
Dia sendiri juga kaget mendengar ucapannya. Astaga, ternyata bukan hanya Rangga yang berubah. Beauty juga sudah berubah menjadi gadis pemarah sekarang!
"Eh, maaf-maaf kak. Aku kebawa emosi" ucap Beauty menyesal.
"Gak papa" ucap Rangga sambil mematikan mesin mobilnya.
Karena terlalu asik dalam kekesalannya, Beauty sampai tidak menyadari kalau Rangga sudah memarkirkan mobilnya di bawah pohon rimbun.
"Eh, udah nyampek?" Tanya Beauty.
"Udah. Yuk turun" jawab Rangga sambil membuka pintu mobilnya. Beauty pun melakukan hal yang sama. Walaupun dalam hatinya ingin dibukakan pintu oleh Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Teen FictionOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...