"Semakin kau menolak, semakin aku bertindak"
🍬🍬🍬
"Mau kemana Ti?" Tiara bertanya saat melihat Beauty sudah berdiri dan merapikan bajunya.
"Biasa" Beauty menjawab singkat sambil mengangkat kotak bekal yang dibawanya dari rumah. Kali ini kotak bekalnya berwarna biru tua.
"Lagi?" Tiara bertanya sambil menggelengkan kepalanya.
"Gak kapok? Gak takut dibuang lagi?" Beauty memajukan bibirnya saat mendengar ucapan Tiara.
"Ih doanya jelek" Beauty memukul pelan lengan Tiara.
"Siapa yang doa, gue itu lagi ngomong keuleeess" jawab Tiara dengan nada agak lebay.
"Omongan kan doa Ra, gimana sih lo! Gitu aja gak tau" Beauty mengambil kotak bekal yang berada dalam tasnya.
"Oh iya ya, lupa gue hahaha" Tiara tertawa saat menyadari kebodohannya "maaf, gak maksud kaya gitu" ucapnya kemudian.
"Iya gak papa, yaudah gue pergi berjuang dulu ya. Doain semoga kali ini dimakan, amin" setelah Tiara ikut berucap amin, Beautypun keluar dari kelas dan langsung ke kelas Rangga.
Setelah sampai di kelas Rangga, tanpa permisi Beauty langsung masuk ke dalam, padahal itu kelas 11, kelas seniornya.
"Halo kak Rang-" ucapan Beauty terhenti saat melihat Rangga sedang makan. Makan dari kotak bekal berwarna hijau tua.
Dari tempatnya berdiri, Beauty bisa melihat kalau isi dari kotak bekal itu adalah nasi goreng dengan telur mata sapi.
Tapi yang menjadi pertanyaan, darimana Rangga mendapatkan bekal itu? Apa dia membawanya sendiri? Atau jangan-jangan ada orang lain selain dirinya yang juga menyukai Rangga dan membawakan Rangga bekal?
Ya ampun, Beauty punya saingan! Gak punya saingan aja sulit buat jadi pacar Rangga apalagi kalau ada saingannya? Semoga saja itu Rangga yang membawanya sendiri.
"Ngapain lo?" tanya Rangga ketus. Seperti biasanya.
"Nganter ini" Beauty mengangkat kotak bekalnya.
"Gue udah punya" Rangga mengangkat kotak bekalnya juga "mulai sekarang, lo gak perlu bawain gue bekal, karna gue udah bawa sendiri. Ngerti?"
"Kenapa kakak bawa bekal sendiri?" tanya Beauty dengan nada sedih. Siapa yang tidak sedih jika sudah hampir satu semester membawakan bekal untuk orang lain, bekal itu malah dibuang di tong sampah? Bahkan tanpa dilihat isinya.
Dan sekarang orang itu terang-terangan menolak dengan membawa bekal sendiri.
"Karna gue mau" jawab Rangga seadanya.
"Lo bahkan gak pernah buka bekal buatan gue" Beauty berujar pelan tapi masih bisa didengar Rangga.
"Lo tau?" Rangga agak kaget mendengarnya, dia pikir Beauty mengira ia memakan bekalnya. Makannya dia terus membawakan bekal itu lagi dan lagi. Sampai Rangga muak.
"Iya. Kenapa dibuang? Kakak bahkan gak buka kotaknya" bukannya menjawab Rangga malah mengangkat kedua bahunya.
"Pergi sana, jangan bawain gue bekal lagi" Rangga mengusir Beauty dengan nada ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Teen FictionOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...