7.Cantika

1.3K 108 2
                                    

"Kalau kita memang jodoh, sejauh apapun berlari, ada saja yang mempertemukan kita ditengah jalan"

"Pulang sekolah kok ke TPU sih neng? Orang ngeluyur mah ke mall neng, lah ini masa ke rumah masa depan" Beauty memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan mas-mas ojek yang ditumpanginya.

Ada ya orang kepo kaya gini!? Emang ada yang salah kalo minta anter ke TPU? Kan nggak! Suka-suka orang dong. Syirik aja!

"Ih kepo aja sih bang, nih uangnya, udah-udah sana" ucap Beauty sambil memberikan uang pada tukang ojek.

Hari panas makin panas rasanya kalo dikepoin sama kang ojek!

"Ih galak bener, yaudah makasih yah neng" ucap tukang ojek itu lalu dia pun mulai bergerak pergi dengan motornya.

Beauty dengan santai memasuki area TPU. Melewati batu-batu nisan dengan santai, tanpa rasa takut atau ngerih.

Ngapain takut, wong harinya masih terang benderang begini.

"Assalamualaikum, kakek" Beauty mengucapkan salam saat telah sampai ke depan nisan bertuliskan 'Abdul Kharim'. Nisan almarhum kakeknya. Ayah dari mamanya.

"Kakek apa kabar? Enak gak disana kek? Adek kangen kakek" Beauty sudah bersimpuh di samping nisan sang kakek.

Jemarinya yang pendek dan padat mulai mencabuti rumput-rumput nakal yang tumbuh diatas makam sang kakek.

"Adek gak bawa bunga kek, maaf ya. Beauty doa aja ya kek" Beauty pun mulai mengadahkan kedua tangannya dan berdoa pada Yang Kuasa.

"Abang kok belum dateng ya? Apa dia lupa kalo ini hari jumat ya kek?" Beauty bertanya pada sang kakek yang telah tiada.

Memang, Beauty dan Dewa mempunyai kebiasaan mengunjungi makan sang kakek setiap sebulan 2 kali. Dan itu selalu dilakukan setiap hari jumat, sebelum adzan zuhur.

"Lama banget sih abang datengnya" Beauty kembali bergumam.

Dia melirik sekilas pergelangan tangannya. Jam yang ada disana menunjukan waktu 12.14.

"Udah mau zuhur ini. Apa abang gak dateng ya?"

Sebenarnya, Beauty ingin menelpon Dewa untuk memastikan kedatangannya. Namun apa daya, daya ponselnya telah habis.

"Yaudah deh aku pulang naik angkot aja" Beauty akhirnya memutuskan untuk beranjak dari situ.

"Dadah kek, assalamualaikum. Adek pulang ya" ucapnya sebelum meninggalkan makam kakeknya. Mulai berjalan ke arah keluar TPU.

"Ya Allah, hampir aja lupa" Beauty kembali berbalik ke arah TPU, padahal beberapa langkah lagi dia sudah meninggalkan tempat itu.

"Eh eh, ada kak Rangga. Tumben" langkah Beauty kembali terhenti saat dia melihat Rangga duduk bersimpuh didekat salah satu nisan yang ada disitu.

"Baru kali ini aku ngeliat kak Rangga lagi disini, samperin ah" Beauty pun mulai melangkahkan kakinya ke arah Rangga.

Namun lagi-lagi langkahnya terhenti saat ia mendengar suara isakan. Beauty mengernyit bingung lalu memandang kaget pundak Rangga yang naik turun.

Beauty [End-Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang