"Terserah orang mau bilang apa. Yang jalanin hubungan kita. Yang harus kamu tahu, cuma kamu yang aku cinta"
-R-
🐻
Beauty duduk dengan wajah tertekuk di bangku kantin. Hatinya sedang kacau. Pikirannya sedang kalut. Membuatnya sama sekali tak berselera melihat semangkok mie ayam yang ada di depannya.
"Kamu kenapa sih, By?" Tanya Rangga heran.
Tidak biasanya Beauty-nya seperti ini. Gadisnya itu orang yang ceria, tapi hari ini kenapa nampak murung dan pelit bicara?
Beauty hanya menatap Rangga sekilas lalu mendengus pelan. Teringat segala permasalahan rumit yang menghampirinya akhir-akhir ini.
Demi Tuhan, hidup Beauty sudah cukup sulit dari dulu. Kenapa ada saja orang yang mau menambah-nambahkan masalah di hidupnya!
Hari ini, tepat sebulan Beauty menjadi kekasih Rangga. Impiannya sejak dulu. Bukan sekedar impian karena sekarang sudah menjadi nyata.
Dari awal hubungan hingga sekarang, baik Beauty maupun Rangga sama-sama terbuka tentang segalanya. Mengumbar kemesraan yang masih dalam batas 'wajar'.
Seperti bergandengan tangan saat berjalan ke parkiran saat pulang sekolah. Atau makan bersama di bawah pohon dekat lapangan basket yang sekelilingnya ramai oleh orang-orang.
Semuanya berjalan baik, sampai berbagai hujatan dan hinaan tanpa kata menghampiri Beauty tanpa henti. Awalnya Beauty bersikap biasa saja dan tak perduli. Namun, lama-lama Beauty merasa kesal karena mereka terus-terusan melakukan hal yang sama setiap harinya.
Seperti memandang rendah Beauty saat tak sengaja berpapasan di koridor kelas. Atau berbisik-bisik tepat di belakang Beauty tentang beatapa tidak pantasnya ia menjadi kekasih Rangga si populer satu sekolahan.
Atau bahkan ada yang secara terang-terangan melabraknya karena tidak terima Beauty menjadi kekasih Rangga. Menganggap Beauty tidak pantas bersanding dengan pria itu.
"By" karena tidak mendapat respon Rangga kembali menegur Beauty. Kali ini disertai dengan usapan lembut di kepala Beauty yang membuatnya akhirnya menatap Rangga lama. Bukan hanya sekilas lalu kembali menunduk termenung kesal.
"Kamu kenapa?" Tanya Rangga.
"Kita putus yuk, kak" ucap Beauty polos.
Rangga langsung menghentikan elusan lembutnya di kepala Beauty saat mendsngar ucapan gadis itu. Putus katanya? Yang benar saja! Memangnya Rangga melakukan salah apa? Sepertinya tidak ada.
"Apasih, By" ucap Rangga tak terima.
"Gak lucu ngomongnya"
Beauty menghembuskan napas pelan. Dia sebenarnya juga tidak mau berpisah dengan Rangga. Tapi, rasanya dia juga tidak sanggup kalau harus terus-menerus mendapat celaan.
Harusnya Beauty terbiasa. Karena dia memang sudah sering mendapat celaan tentang bentuk tubuh dan parasnya.
Namun, kali ini rasanya berbeda. Walaupun sebenarnya yang dihina masih objek yang sama. Paras dan tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Teen FictionOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...