31.Problem

935 66 3
                                    

"Apakah hidup adalah kutukan? Mengapa bahagia sangat sulit untuk didapatkan?"

🍉

Dewo mengajak keluarga kecilnya ke restoran mewah namun interiornya sangat sederhana dan terkesan tradisional. Bagaimana tidak jika seluruh bagian restoran terbuat dari kayu dan bambu. Mulai dari dinding, meja, kursi, bahkan lantainya pun menggunakan keramik dengan corak warna kayu.

Di dalam restoran pun terdengar merdu suara gamelan, membuat kesan tradisonalnya semakin terasa. Belum lagi pelayan yang berhilir mudik menggunakan pakaian dengan corak batik. Ah, Dewo tidak salah memilih restoran.

"Wah, restorannya keren" ucap Beauty saat dia dan yang lainnya sudah duduk di salah satu meja di sudut restoran.

Mereka duduk di dekat jendela, sehingga dapat menikmati indahnya pemandangan asri di luar restoran. Ya, restoran ini benar-benar indah.

Tak hanya dalamnya, namun juga bagian luarnya. Di luar, restoran ini dikelilingi dengan pohon-pohon rimbun yang rapi juga berbagai jenis bunga dengan berbagai warna.

Belum lagi, adanya air mancur kecil di depan restoran. Di sekitar air mancur itu ada kolam ikan yang berisi ikan-ikan koi yang jumlahnya tidak dapat dikatakan sedikit.

"Selamat malam, bapak, ibuk, selamat datang di Resto Asli Indonesia, ini buku menunya, silahkan dipilih menu yang ingin di pesan" seorang pelayan wanita berparas ayu mendatangi meja mereka dengan senyum ramah sambil menyodorkan buku menu.

"Adek mau pesan apa?" Dewo bertanya saat melihat anaknya menatap buku menu dengan penuh minat. Oh, jangan lupakan senyum manis Beauty yang tidak kunjung hilang semenjak mereka sampai di restoran ini.

"Adek mau kangkung tumis, ayam bakar madu, sama wedang jahe" ucap Beauty semangat.

Bagaimana tidak semangat, jika semua yang ada di menu adalah makanan favoritnya. Beauty ingin memesan semuanya jika bisa. Atau mungkin dia akan memesan beberap untuk di bawa pulang nanti.

Semua menu di restoran ini, adalah makanan indonesia. Beauty yang memang dasarnya orang dengan 'lidah indonesia' tentu saja senang bukan main. Karena kebanyakan restoran yang di datangi Beauty malah menyediakan menu dari luar negeri yang sama sekali tidak cocok dengan lidah kampungnya.

Kadang, Beauty heran, mengapa harus menyediakan menu lain jika  Indonesia sendiri memiliki berbagai jenis makanan yang sudah dapat menggoyangkan lidah.

"Abang pesan apa?" Tanya Beauty saat melihat Dewa masih bersikap ogah-ogahan.

"Sama kaya adek saya mbak" jawab Dewa datar. Dia malas berpura-pura senang di depan Dewo.

Padahal nyatanya, Dewa juga sedikit terharu melihat kenyataan bahwa bahkan Dewo sudah dapat membuat Beauty dan Anita tak berhenti tersenyum karena di bawa makan malam di restoran sebagus ini. Mungkin, setelah ini Dewa akan mempertimbangkan perbaikan hubungannya dengan Dewo.

"Di tunggu sebentar ya bapak, ibu" pelayan ayu itu pun pergi dari meja mereka setelah menunduk hormat dan tersenyum ramah.

"Adek suka restorannya?" Tanya Dewo saat melihat Beauty yang masih menatap antusias sekitarnya.

Sedangkan Anita, yang duduk disebelahnya sudah mengeluarkan senyum sedari tadi. Hal itu membuat Dewo puas. Walaupun Dewa masih nampak acuh tak acuh, setidaknya, Anita dan Beauty bahagia dalam acara makan malam ini.

Beauty [End-Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang