"Cinta adalah mengorbankan hati untuk kebahagiaannya. Walaupun kita yang akan menderita"
💐💐💐
Beauty melangkahkan kakinya pelan diatas lantai lorong sekolah. Hari ini, tepat seminggu setelah kejadian di rumah Rangga.
Dan Beauty telah menuruti keinginan Rangga. Dan melaksanakan ucapannya kala itu.
Terasa berbeda. Sangat berbeda. Menjauhi Rangga sangat berdampak pada dirinya. Entah mengapa pengaruh Rangga begitu besar terhadapnya.
Langkah Beauty terhenti saat matanya melihat sosok tinggi tampan diujung sana. Berjalan lurus dengan wajah datar tanpa perduli sekitarnya. Dia, Rangga. Lelaki yang Beauty rindukan tanpa tahu alasannya.
Ingin sekali Beauty berlari kesana, menyapa Rangga lalu mengajaknya makan bersama seperti biasa. Mengungkapkan cinta tanpa malu walau tahu akhirnya akan ditolak juga.
Tapi, Beauty tidak bisa. Beauty tidak mau membuat Rangga malu karena dirinya. Beauty masih ingat jelas ucapan Rangga bahwa wajah dan bentuk tubuhnyalah yang membuat Rangga tak mau dengannya.
Kadang hidup memang semenyedihkan itu.
"Kak Rangga sama sekali gak ingat ya?" gumam Beauty pelan.
Otaknya tiba-tiba teringat kejadian beberapa tahun lalu. Yang masih tersimpan jelas seperti baru saja terjadi beberapa hari lalu.
Kejadian yang membuatnya jatuh cinta untuk kali pertama. Kejadian yang membawanya bertemu dengan pangeran kuda putihnya, Rangga Angkasa.
5 tahun yang lalu...Beauty duduk termenung di bangku taman. Beauty kesepian. Beauty terpukul. Beauty tertekan.
Beauty ingin bersama papanya, tapi kata Dewa, papanya sudah tidak perduli pada mereka. Papanya jahat.
Dia ingin bersama mamanya. Tapi, Dewa bilang, mamanya sedang sakit. Beauty tak boleh mengganggunya.
Beauty juga merindukan kakeknya yang baru saja pergi untuk selamanya.
Beauty butuh seseorang di sampingnya sekarang. Beauty buruh dorongan semangat dan kasih sayang. Tapi, sayangnya Dewa sibuk bekerja.
Beauty merasa sangat sedih, karena merasa sendiri. Tak ada kasih sayang untuknya. Beauty terabaikan.
"Adek kangen papa. Adek kangen mama. Adek juga kangen abang sama kakek. Tapi kenapa semuanya ninggalin adek? Semuanya gak sayang sama adek" lirih Beauty pelan.
Tanpa sadar, air matanya jatuh secara perlahan. Menunjukan betapa kesepiannya Beauty. Betapa sedihnya Beauty.
"Hei, kenapa nangis?" Sebuah suara membuat Beauty akhirnya mengangkat kepala untuk melihat sumber suara itu.
Beauty mengerjapkan matanya saat melihat pemilik suara. Otaknya mulai mengingat wajah ini. Tapi, sepertinya dia tidak mengenalnya.
"Kakak siapa?" Tanya Beauty akhirnya.
"Nama kakak Rangga. Rangga Angkasa. Nama kamu siapa? Kenapa nangis?" Tanya Rangga.
"Namaku Beauty Cantika. Aku tuh lagi sedih kak. Semuanya ninggalin aku kak. Aku gak punya temen" Beauty berujar sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Fiksi RemajaOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...