11. Tak Disangka

21.2K 1.5K 51
                                    

"Anak kamu itu sebenarnya sudah mencuri hati saya, sejak awal saya tahu kamu mengandung. Sebenarnya saya ingin sekali cepat menikah dan punya anak," kata Varlend sesantai mungkin, meski raut wajahnya tampak gelisah. Takut Rein curiga, "namun perempuan yang saya cintai pergi, tepat di hari pernikahan kami."

Rein tersenyum singkat.

"Pasti rasanya menyenangkan, jika saya punya anak dan istri. Saya tak merasa kesepian lagi. Namun, faktanya semua yang saya cintai berakhir mengkhianati dan meninggalkan saya. Maaf, saya jadi curhat," jelas Varlend dengan wajah datar.

Sebenarnya Varlend bingung akan menjawab apa. Ia ingin berteriak dengan lantang mengatakan kalau janin itu adalah anaknya, jika ia tak menyandang nama Gerald. Butuh waktu lama ayahnya memperlakukan dirinya sama seperti Ben, meski rasa sayangnya tak sebesar kepada adik tirinya. Sedari kecil, ia harus mengalah kepada Ben. Lelaki ini paham benar ayahnya tak mencintai ibunya dan keberadaannya di dunia ini hanya sebagai penerus keluarga besar Gerald. Berbeda dengan Ben yang hidup dengan bebas menentukan mimpinya. Varlend kecil terus dididik dengan keras. Namun, hatinya sangat lembut. Akan tetapi, ketika ibunya mengalami depresi berat semuanya berubah drastis. Dunianya mengajarkan betapa kerasnya hidup.

Sebenarnya dirinya tak takut namanya rusak, tetapi ia takut kehilangan semua yang telah ia perjuangkan selama ini. Cinta dan kasih sayang orang sekitar juga tak ia dapatkan, lalu apa lelaki ini akan kuat mendapatkan cacian dari semua orang? Selain itu, ia pasti paham benar Rein akan membencinya, jika tahu kenyataan--yang sebenarnya dan besar kemungkinan pula ia akan dipisahkan dengan anaknya. 
Atau jika Rein memaafkannya dan menghapus semua luka dan meminta sebuah pertanggungjawaban dengan menikah, maka dengan keras pula Varlend akan menolaknya. Bukan karena Rein buruk, hampir tak ada yang cacat dalam diri Rein. Wanita itu cantik, baik, berpendidikan, dari keluarga yang terhormat pula. Namun, jelas sampai saat ini lelaki ini masih setia menunggu wanita yang sangat ia rindukan. Meski ia tahu hanya dirinya yang berjuang, sementara perempuan itu selalu menyakitinya.

Harapan terbesar yang ada di dalam otaknya hanya bisa bersanding dengan orang yang ia cintai, meski banyak orang yang akan tersakiti. Apalagi, ia tahu pernikahan tanpa cinta itu hanya akan membawa luka karena dia terlahir di tengah keluarga yang tak dipenuhi cinta hanya ada takhta, harta, dan martabat. Pastinya Rein yang akan paling menderita nantinya, jika pernikahan tanpa cinta itu terjadi. Namun, Varlend tetap mencintai dan menyayangi anaknya yang berada dalam kandungan Rein dengan caranya sendiri.

"Rein, saya mau mandi dulu. Tolong, nanti jika kamu turun ke bawah, bilang ke satpam, kalau ada petugas delivery datang membawa pesanan saya langsung diantarkan ke meja saya ya," ujar Varlend.

Rein hanya mengangguk lalu kembali turun ke lantai bawah untuk bekerja. Namun, hatinya mengatakan ada keanehan di balik ucapan atasannya itu. Ia bertekad untuk mengetahui hal apa yang disembunyikan oleh bosnya itu.

***
Suasana kantor semakin hari, semakin memanas membuat Rein semakin jengah. Ini semua karena ucapan sahabatnya itu. Tetapi, mau apalagi Rein harus kuat menghadapi tuduhan yang tak pernah ia lakukan. Silfy terus meminta maaf kepadanya, namun wanita hamil ini tetap tak menggubris ucapan maaf gadis itu yang sudah menyakitinya.

"Rein, maafkan aku. Aku tak bermaksud seperti itu. Kau salah paham padaku Rein," ujar Silfy tulus.

"Salah paham? Yang mana yang salah paham, huh?"

Silfy terus mengigit bibirnya takut. Ia tak mampu mengucapkan kebenarannya sekarang. Gadis itu hanya ingin yang terbaik untuk Rein, namun caranya yang salah membuat Rein menderita. Ia salah tak memprediksi hal buruk ini akan terjadi.

Rein terus membersihkan meja kerjanya. Menata dokumen penting tanpa memedulikan keberadaan sahabatnya itu. Di otaknya yang terpenting ia bisa meenyelesaikan pekerjaannya dan langsung periksa ke dokter kandungan.

Am I Pregnant? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang