Langit tak pernah meminta balas pada hujan yang ia beri. Karena ia tahu, mencintai adalah memberi bukan meminta, menerima bukan memaksa.
~ BERJUANG UNTUK BERTAHAN ~
"Pa, Ma, aku pergi dulu, ya," pamit Nindia.
"Iya Om, Tante, kita berangkat dulu," tambah Riko.
"Panggil Papa sama Mama aja biar lebih dekat," ucap Hanin dan dibalas anggukan oleh Riko.
"Yasudah, kalian hati-hati ya. Riko, Papa titip Nindia ya, kalau dia nakal cubit aja pipinya," pesan Bramantyo diiringi tawanya.
Riko ikut tertawa, "Iya Om– eh maksudnya iya, Pa."
"Yaudah kita berangkat, bye!" pamit mereka berdua lalu mencium punggung tangan kedua orang tua Nindia, lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil.
Hari ini Riko membawa mobil, entah kenapa ia sangat ingin membawa mobil hari ini.
"Tumben bawa mobil," kata Nindia saat sudah berada di dalam mobil.
"Lagi pengen aja," sahut Riko.
Nindia hanya membalas dengan anggukan kecil, Riko pun melajukan mobilnya menuju sekolah mereka.
Sesampainya di sekolah, mereka langsung disambut oleh kelima sejoli yang sibuk bertengkar memperebutkan jajanan.
"Kalian ngapain sih?" tanya Nindia saat sudah turun dari mobil.
"Ini nih Kenan, masa snack gue diambil," jawab Mesya.
"Udah sih, Sya, ikhlasin aja," balas Rivan.
"Jangan, Sya, itu kan punya lo," sahut Dila.
"Ada-ada aja ya mereka," bisik Nindia kepada Riko.
Riko menggenggam tangan Nindia. "Yuk, duluan masuk bus. Nungguin mereka mah gak bakal selesai," ajak Riko sambil tertawa kecil, Nindia pun hanya mengangguk mengikuti Riko.
"Eh? Kalian mau kemana?" teriak Mesya saat melihat Riko dan Nindia menjauh.
"Bus," jawab Riko singkat.
"Kamu mau duduk dimana?" tanya Riko saat mereka sudah berada di dalam bus.
Nindia terlihat berpikir. "Disini aja deh," tunjuk Nindia pada salah satu kursi yang ada di barisan depan.
"Yaudah kamu duduk sini, aku di belakang kamu ya sama cowok yang lainnya," jelas Riko lalu mengacak rambut Nindia.
Nindia menarik-narik lengan Riko. "Kenapa?" tanya Riko bingung.
"Mau duduk sama kamu," pinta Nindia sambil merengek seperti anak kecil.
"Aku duduk di belakang kamu sama yang cowok," tutur Riko, sejujurnya ia juga ingin duduk berdua dengan Nindia, tapi pasti nanti sahabat-sahabatnya akan terus menggangu dirinya dan Nindia.
"Disini aja, aku mau duduk sama kamu," Nindia sedikit memaksa.
"Gak bisa, Nin. Aku––" ucapan Riko terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjuang untuk Bertahan [Completed]
Teen FictionNindia adalah seorang gadis cantik yang menyukai Alvin, sahabatnya sendiri. Namun Alvin tidak pernah menyadari perasaan Nindia. Justru malah Riko yang menyukai Nindia. Lika-liku masalah percintaannya, membuat Nindia mengerti arti CINTA yang sebenarn...