BUB 1 ~ Memilih

21.5K 397 12
                                    

Memang benar, cinta harus diperjuangkan.

Namun, saat yang diperjuangkan tidak sedikit pun menghargai perjuanganmu, untuk apa masih dipertahankan?

Adakalanya, mencintai memang berakhir dengan mengikhlaskan.

Pahamilah, ada hati yang harus dijaga baik-baik. Jangan sampai terluka hanya karena cinta.

Mengikhlaskan itu memang berat, terlebih mengikhlaskan sesuatu yang dicintai.

Namun akan terasa sangat menyakitkan jika terus mempertahankan.

Belajarlah untuk mengerti keadaan hati yang enggan untuk tersakiti.

Hargai perjuangan seseorang,

Karena akan ada hari yang tadinya tidak tega akan menjadi tega,

Yang tadinya memilih tinggal akan lelah dan pergi,

Yang tadinya tidak bisa melupakan menjadi tidak ingat lagi,

Mungkin belum sekarang, tapi nanti ada harinya dimana saat mereka sadar bahwa perjuangannya tidak pernah dihargai,

Semuanya akan berubah.

~ BERJUANG UNTUK BERTAHAN ~

Namanya Nindia Azzahra Bramantyo, biasa dipanggil Nindia. Anak kedua dari pasangan Hanin Syafira dan Roy Bramantyo.

Nindia mempunyai seorang kakak perempuan bernama Kinan Adzana Bramantyo berumur 19 tahun dan sekarang duduk di bangku perkuliahan di salah satu universitas terkenal di Jakarta.

Nindia sekarang duduk di kelas 1 SMA di SMA Nusa Bangsa. Salah satu SMA favorit di Jakarta. Dengan kepintarannya, Nindia sangat mudah untuk masuk di sekolah favorit tersebut.

~~~

Hari ini adalah hari Senin, tepat tiga bulan Nindia bersekolah di SMA Nusa Bangsa. Karena masih berstatus sebagai murid baru Nindia sangat tidak ingin terlambat ke sekolahnya.

Nindia keluar dari kamarnya dengan berseragam lengkap lalu menuruni anak tangga.

"Pagi Pa, Ma," sapa Nindia sambil tersenyum.

"Pagi juga, Nin," balas kedua orang tua Nindia bersamaan.

Nindia menarik kursi meja makan lalu duduk dan mengambil sarapan. "Kak Kinan mana?" tanya Nindia sambil memasukkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Masih tidur di kamarnya, hari ini kuliah siang katanya," jawab Hanin.

Nindia mengangguk mengerti dan melanjutkan sarapannya. Tidak butuh waktu lama Nindia sudah menyelesaikan sarapannya.

"Udah selesai sarapannya? Yaudah, kita berangkat sekarang," ajak Bramantyo.

"Yaudah Ma, aku berangkat dulu, ya," pamit Nindia.

Nindia mencium punggung tangan Mamanya. "Udah lengkap semua kan? Dasi? Topi?" tanya Hanin sebelum Nindia benar-benar keluar dari rumah.

Berjuang untuk Bertahan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang