Jangan pernah mengambil kesimpulan dengan apa yang dilihat matamu tanpa tahu kejelasannya terlebih dahulu.
~ BERJUANG UNTUK BERTAHAN ~
"Nindia!" panggil Riko dan Dila, kedua remaja yang sedari tadi diperhatikan oleh Nindia.
"Jalan terus, Vin!" perintah Nindia, Alvin pun mengikuti kemauan Nindia dan terus berjalan menuju mobil milik Alvin.
"Tunggu!" seru Riko. Dia berhasil menahan lengan Nindia.
"Lepas! Ngapain kamu? Udah, kamu jalan aja sama Dila, aku gak bermaksud ganggu kalian kok," tegas Nindia sambil menahan air matanya agar tidak terjatuh lagi.
"Apa sih? Aku tuh cuma mau minta tolong sama Dila," jelas Riko.
Nindia melepaskan tangannya dari Riko. "Minta tolong? Sampai harus pegangan tangan gitu? Sampai harus bohong? Bilangnya mau nganterin Cantika beli mainan, tapi malah berduaan sama sahabat aku sendiri, iya?" Nindia melontarkan banyak pertanyaan sekaligus dengan nada sinis.
Riko menghela napas sebentar. "Kamu ikut aku dulu, biar aku jelasin ya," Nadanya lembut, dia tidak ingin membuat gadisnya semakin marah.
"Gak usah, yuk Vin, kita pulang," ajak Nindia, namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh Riko.
"Dengerin aku dulu, Nin," pinta Riko.
Nindia melepas tangan Riko dengan kasar. "Aku capek, mau pulang. Kamu selesaikan aja dulu urusan kamu sama Dila, aku pulang!" tegas Nindia.
Nindia kemudian berlari menuju mobil Alvin. "Lelaki macam apa lo yang selingkuh sama sahabat cewek lo sendiri? Jangan salahin gue kalau Nindia jadi milik gue nantinya," kecam Alvin sebelum pergi meninggalkan Riko dan Dila yang diam.
"Lo gak tahu urusannya, gak usah banyak bacot, bangsat!" umpat Riko, sedangkan Alvin hanya menunjukkan senyum miringnya.
Setelah mobil Alvin berlalu di hadapan mereka, Riko dan Dila diam beberapa saat.
"Maafin gue, Dil. Gue gak bermaksud bawa-bawa lo ke masalah ini," kata Riko dengan perasaan bersalah.
"Gak apa-apa," balas Dila, "lebih baik lo pulang, siapin diri lo buat besok. Besok kan hari jadian lo yang ke enam bulan sama Nindia. Gue yakin, Nindia gak bakal marah lagi kalau dia tahu alasan kita ketemu tuh buat apa."
Riko mengangguk, "Lo mau bareng?"
Dila langsung menggeleng, "Gak usah, gue ada janjian dulu sama teman."
"Gue duluan ya, Dil," pamit Riko.
"Hati-hati!" sahut Dila, kemudian Riko pergi menuju tempat dimana motornya terparkir.
~~~
Alvin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan raya.
"Kok berhenti? Gue mau pulang, Vin," pinta Nindia dengan keadaan air mata yang terus mengalir dari matanya.
"Gue gak mungkin bawa lo pulang dalam keadaan kayak gini, nanti dikiranya gue ngapa-ngapain lo lagi," sahut Alvin.
"Hapus air mata lo, Nin. Jangan cengeng, air mata lo gak pantes buat laki-laki kayak dia," tambah Alvin.
Nindia diam sebentar, menarik napas kemudian menghembuskan napasnya untuk membuat dirinya tenang, lalu dia menghapus air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjuang untuk Bertahan [Completed]
أدب المراهقينNindia adalah seorang gadis cantik yang menyukai Alvin, sahabatnya sendiri. Namun Alvin tidak pernah menyadari perasaan Nindia. Justru malah Riko yang menyukai Nindia. Lika-liku masalah percintaannya, membuat Nindia mengerti arti CINTA yang sebenarn...