BUB 47 ~ Roti Bakar

2.1K 87 5
                                    

Jika kamu memilih untuk bertahan walau sudah diperintahkah pergi, kamu harus kuat menerima semua perlakuan yang menyakitkan.

~ BERJUANG UNTUK BERTAHAN ~

Nindia dan Bintang sudah sampai di sebuah kafe. Nindia baru sadar ternyata ada kafe sebesar ini di dekat rumahnya.

"Gue baru tahu ada kafe di sekitar sini," ucap Nindia.

Bintang hanya tersenyum lalu mereka berdua berjalan masuk ke dalam kafe tersebut. Kafe itu cukup ramai, mereka memilih duduk di dekat jendela supaya bisa melihat jalanan di luar sana.

"Gue ngajak lo kesini karena gue tahu pasti lo belum sarapan, kan?" tanya Bintang dan Nindia mengangguk.

"Gue sengaja ajak lo pagi-pagi biar bisa sarapan bareng sama lo," tambah Bintang.

"Nih mau pesan apa," tutur Bintang menunjukkan menu yang ada di meja.

Nindia terlihat melihat menu tersebut. "Gue roti bakar aja deh, kayaknya enak buat sarapan," kata Nindia.

"Gue panggil pelayan nya dulu," ungkap Nindia ingin memanggil pelayan.

"Eh gak usah, Nin. Gimana kalau kita aja yang masak sendiri roti bakarnya?" tanya Bintang.

"Emang boleh?" Nindia malah balik bertanya.

"Apa sih yang gak boleh," jawab Bintang.

Ia mengajak Nindia untuk masuk ke dalam tempat masak kafe tersebut.

"Selamat pagi, Pak," sapa salah satu pelayan.

"Pagi. Saya ingin membuat makanan dan minuman sendiri ya," balas Bintang.

Pelayan itu mengangguk, "Baik silahkan masuk, Pak."

Bintang dan Nindia masuk mengikuti pelayan tersebut. Setelah sampai di dalam tempat masak kafe tersebut, pelayan itu meninggalkan mereka berdua.

"Saya tinggal dulu ya, Pak, Bu," sela pelayan itu dan dibalas anggukan oleh mereka berdua.

"Masa gue dipanggil bu, sih? Emang gue setua itu?" tanya Nindia.

Bintang terkekeh, "Bukan gitu, dia menghormati lo berarti."

"Lo kok dipanggil pak? Biasanya juga pelayan kafe manggilnya mas atau mungkin kak," tanya Nindia lagi.

"Jelas lah dia manggil gue kayak gitu. Gue kan anak yang punya kafe ini," jelas Bintang.

Dahi Nindia berkerut lagi, "Ini kafe papi lo?"

Bintang mengangguk. "Iya."

"Lo kok gak bilang?" terang Nindia.

"Lo gak tanya," sahut Bintang.

"Yaudah mau bikin roti bakarnya sendiri, kan?" tanya Bintang dan dibalas anggukan oleh Nindia.

Mereka pun membuat roti bakar ala mereka sambil sesekali bercanda.

"Bin, jangan kelamaan nanti gosong," tutur Nindia.

Berjuang untuk Bertahan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang