BUB 16 ~ Masih Ada Rasa

4K 130 9
                                    

Terima kasih atas sakit hati yang kamu berikan untukku secara bertubi-tubi. Ternyata benar, cinta memang tak selalu tulus. Kadang, hanya karena kesepian, seseorang menjadikan orang lain sebagai pelariannya.

~ BERJUANG UNTUK BERTAHAN ~

Di bawah pohon yang rindang, Nindia sedang duduk di bangku taman belakang sekolah. Hari ini ia sangat tidak bersemangat untuk sekolah.

Mood nya benar-benar hancur. Di hari jadiannya dengan Riko yang ke 6 bulan, Riko malah acuh begitu saja. Menjelaskan kesalahpahaman kemarin pun tidak.

Saat Nindia sedang merenung, Alvin tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Nindia.

"Melamun aja," kata Alvin.

Nindia tersentak kaget, "Ya ampun, ngagetin aja. Gue kira hantu."

"Mana ada hantu seganteng gue," sahut Alvin dengan kepercayaan dirinya.

"Apa kata lo aja deh," Nindia tertawa.

"Kenapa melamun?" tanya Alvin.

Nindia tersenyum, "Gak apa-apa. Cuma pengen nikmatin udara segar aja."

"Ada masalah?" tanya Alvin, lagi.

Dahi Nindia berkerut, "Masalah? Enggak kok." jawab Nindia sambil tersenyum, tentu saja itu senyum palsu.

Alvin ikut tersenyum kemudian mengacak rambut Nindia. "Gak usah bohong. Gue tahu lo lagi ada masalah, masalah Riko, kan? Dia belum jelasin juga ke lo?"

"Jujur, Nindia," tambah Alvin.

Nindia mengangguk, dia tidak bisa berbohong sekarang. "Gue gak tahu apa alasan dia jalan sama Dila kemarin. Tapi, karena Dila, hubungan gue sama Riko renggang,"

"Dan mungkin akan berakhir," tambah Nindia.

"Berakhir?" Alvin mengernyit bingung.

"Iya, berakhir. Mungkin gue sama dia emang cuma ditakdirin buat jadi teman. Bukan lebih dari itu," tutur Nindia.

"Kadang gue suka bingung, kenapa Tuhan mempertemukan dua orang kalau hanya menyakiti pada akhirnya," ujar Nindia.

Alvin meraih tangan Nindia. "Tuhan gak pernah salah. Mungkin Tuhan melakukan itu karena ingin mengetahui kemampuan hamba-Nya, sampai mana dia akan berjuang," sela Alvin.

"Jangan pernah salahin Tuhan, mungkin saat ini lo emang tersakiti. Tapi percayalah, suatu saat nanti lo pasti akan bertemu dengan orang terbaik yang dipilihkan Tuhan. Jangan pernah salahin takdir, oke?" kata Alvin, lalu tersenyum.

"Jadi orang yang kuat, bangkit. Kalau lo kuat, Tuhan pasti akan cepat mempertemukan dengan orang terbaik, bukan orang yang salah, lagi," jelas Alvin sambil mengacak rambut Nindia.

"Makasih ya. Karena lo, gue jadi ngerasa lebih tenang," balas Nindia.

"I do everything for you. Sebenarnya, gue juga pengen ngomong sesuatu sama lo," terang Alvin.

"Ngomong apa?" tanya Nindia.

Mungkin ini saat yang tepat. Batin Alvin.

"Sejujurnya, saat lo sakit ngelihat Riko jalan sama Dila, gue juga sakit, Nin," kata Alvin.

Nindia mengeryit bingung, "Maksud lo?"

"Jangan dipotong, dengerin dulu," titah Alvin dan dibalas anggukan oleh Nindia.

"Gue ... gue sakit ngelihat lo nangis. Semuanya gue lakuin untuk liat lo bahagia, saat tahu Riko dan Dila barengan, gue juga sebenarnya sangat marah sama mereka. Gue udah relain lo ke Riko, tapi malah di sia-siain. Akhir-akhir ini gue ngejauh dari kalian semua karena apa? Karena gue gak mau terus-menerus gangguin hubungan lo sama Riko. Gue cinta sama lo, gue yakin lo pasti belum bisa sepenuhnya lupa dari gue kan, Nin? Apa lo mau ngasih gue kesempatan untuk bahagiain lo? Apa lo mau nerima cinta gue?" ungkap Alvin, yang membuat Nindia terkejut sekaligus haru.

Berjuang untuk Bertahan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang