Bagaimana mungkin wajah lugu nan polos, tubuh yang terlihat lemah, serta tutur kata yang sopan penuh tata krama itu dapat menyimpan sebuah sisi gelap yang begitu kuat?
Begitulah yang dilihat Park Jimin pada adik tirinya, Park Sena.Sudah 3 tahun ibunya menikah dengan salah satu anggota Dewan Perwakilan yang cukup terkenal se-antreo Korea itu, sepeninggal ayahnya 5 tahun lalu akibat sakit komplikasi yang ditutupinya makin parah. Park Se Hwan, anggota Dewan Perwakilan yang kini menjabat status sebagai ayah tirinya itu telah ditinggal sang istri 10 tahun lalu karena kanker otak stadium akhir.
Ia pikir keduanya benar-benar saling jatuh cinta, membuat mereka berani mengubur dalam-dalam kenangan yang tak akan mungkin dilupakan.Entah takdir atau bagaimana, ayahnya dan ayah tirinya mempunyai nama keluarga yang sama, sifat yang nyaris sama, bahkan cara bicaranya juga. Jimin sampai tak tahu harus berkata apa saat pertama kali bertemu melihat kemiripan yang nampak jelas antara keduanya, ibunya tentu memiliki konsistensi yang tinggi.
Keluarga baru yang memenuhi halaman utama tiap surat kabar itu awalnya sangat damai dan indah, pernikahan Nyonya Besar GM Group dan Anggota Dewan Perwakilan Park Se Hwan yang harmonis. Sampai bulan lalu ia memergoki sang adik tiri, yang terkenal dengan gelar siswi teladan, ramah, sopan, lemah lembut, serta penuh kharisma seorang putri bangsawan, pulang pukul 4 dini hari dalam keadaan mabuk berat.
Jimin merasa tak bisa membiarkan adik tirinya begitu saja, keesokan harinya ia memarahi gadis 20 tahun itu habis-habisan, tapi yang didapatinya malah Park Sena yang berbeda 180 derajat. Gadis yang bahkan tak pernah segan membantunya, selalu tersenyum, dan selalu patuh itu memandangnya dengan sorot mata tajam seraya berkata,
"Apa urusanmu?"Saat itu ia baru sadar bahwa ia hanya fokus menjalankan tugasnya menjadi Direktur Utama perusahaan peninggalan ayahnya, ibunya yang menjabat sebagai CEO sering bekerja lembur, serta ayah tirinya yang hampir setiap hari harus dinas ke luar kota. Kalaupun akhir pekan atau hari libur, ibu dan ayah tirinya itu selalu pergi berdua seakan bulan madu mereka tak akan pernah habis.
Jimin sudah mengatakan situasi ini kepada kedua orang tuanya yang tentu langsung merasa amat khawatir dan akhirnya mengutusnya untuk memantau sang adik tiri serta meminta maaf karena tak bisa menjadi orang tua yang baik.
Yah, akhirnya disinilah ia, pukul 3 dini hari, duduk di ruang tengah menunggu sang adik tiri kembali pulang ke dalam sangkar.
"Tumben pulang lebih awal?" Sindirnya ketika melihat Park Sena memasuki ruang tengah.
Minggu ini kelakuan gadis itu semakin parah, karena liburan semester kuliahnya telah dimulai, ia semakin membabi-buta.
Sena berhenti, memandang Jimin dengan muak,
"Kenapa kau terus menggangguku?""Jaga cara bicaramu."
Park Sena terkekeh mengabaikan peringatan Jimin.
"Lucu sekali, coba lihat wajah Park Jimin yang serius ini, uhh... manisnya~"
Gadis itu berjalan sempoyongan mendekati Jimin, semakin dekat, semakin tercium nyengat alkohol dari tubuh langsingnya yang dibalut mini dress hitam.
"Yak! Sudah kubilang kan jangan minum terlalu banyak! Bagaimana kalau livermu rusak dan tak berfungsi lagi?"
Jimin nampak khawatir tapi membiarkan gadis itu menjatuhkan dirinya sendiri di atas sofa.
"Hehehe..." Kekeh Sena perlahan semakin keras, lalu menjadi tawa nyaring yang memenuhi seisi ruangan.
"Sadarlah dan segera masuk ke kamarmu, jangan tidur sembarangan meskipun ayah dan ibu belum pulang dari Jepang." Ujar Jimin tak tahan lagi menghadapi sang adik tiri, lalu melenggang menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] BTS ONESHOOT
Fanfiction🚫18+🚫 Semua kisah tentang mereka bakal terungkap, mulai dari kepedihan perpisahan, kesengsaraan pilihan hidup, keputusasaan cinta, kepahitan dunia, keelokkan takdir, kesenangan berahi, hingga ngerinya kematian. Bukan sekadar roman anak muda masa k...