Wahhhh! Kalian cepet banget, guys!?
Okay, sesuai janji ini dia part keduanya.
Please, please, please siapkan hati kalian!
Kalau bisa bacanya sambil sediain air putih, biar kalau mendadak panas atau haus jadi langsung bisa minum 😏Happy Sugaing...
Part 2.
🐶
"Saya sudah memikirkannya sedari tadi, dan bagaimanapun juga rasanya saya harus segera menjemput Holly. Permisi."
Suga pergi begitu saja dari sana.
"Yoongi! Min Yoongi! Yak! Anak itu! Astaga..."
"Oh! Ibu! Jangan pingsan!" Pekik Junki.
Ayah yang sedari awal hanya diam, menahan kedua bahu sang istri yang hampir kehilangan kesadaran.
"Sayang, sudah kubilang tidak perlu terlalu memaksanya, kan?"
*
Sanha duduk di sofa ruang tengah, meringkuk memeluk lutut sambil menonton televisi yang menyala terang dalam kegelapan. Acara komedi yang ditayangkan bahkan baginya tak tampak lucu sedikitpun.
Suara tawa dari televisi yang terus menggema keras lama-kelamaan membuat gadis itu bosan, ia mematikannya dan beranjak menuju kamar, namun kakinya malah melangkah menaiki anak tangga, masuk ke kamar majikannya dengan lancang.
Aroma tubuh pria itu langsung memenuhi indera penciuman Sanha, bau segar yang membuatnya seolah berada di tengah hutan yang teduh dan rindang, aroma tanaman, kayu-kayuan, tanah yang basah tertimpa hujan, daun mint, ditambah sedikit wangi sitrus dan manisnya buah beri.
Gadis itu duduk di pinggiran ranjang, mengambil bingkai foto di atas nakas, dibaliknya tertera nama dan tanggal pengambilan gambar tersebut.
Min Yoongi, 2005, di rumah Daegu.
Potret Min Yoongi 13 tahun yang tersenyum manis di balik piano klasik berkelir cokelat tua. Senyumnya masih terlihat sangat naif, seperti seseorang yang jauh berbeda dengan Min Suga yang dikenalnya.
Sanha meletakkan bingkai foto kembali ke asalnya semula. Kalau saja ia bertemu Min Yoongi sebelum Min Suga, apakah keadaan sekarang akan berbeda? Apa berpikir seperti ini saja sudah cukup egois?
Klek...
Suga membuka pintu rumah dengan sebelah tangan memijit tengkuknya yang kaku. Pria itu terlihat lelah namun matanya dengan semangat mengitari seisi rumah yang hampir gelap gulita.
Ia ingin memastikan apakah Lee Sanha menuruti perkataannya kali ini. Tapi bahkan kamar gadis itu kosong melompong akan manusia. Suga mengecek setiap kamar mandi dan ruangan di lantai 1, tak berhasil menemukan batang hidung gadis 23 tahun itu.
Suga mulai bimbang, apa Lee Sanha telah kabur darinya? Memikirkan hal itu saja sudah membuat seluruh tubuh pria itu merinding, bukan karena tak bisa lagi dapatkan babu yang rajin dan seksi-walau agak bandel- tapi ia takut kalau Sanha dapat majikan baru yang lebih baik darinya.
Bagaimana kalau gadis itu tidur dengan majikan barunya, lalu mendesahkan nama orang itu lebih keras daripada ketika mendesahkan namanya? Mengerikan.
Masih dengan rasa khawatir menghantui, Suga mencuci tangan dan wajah di wastafel dapur, menyisir rambutnya yang terkena air ke belakang, lalu melangkah menuju harapan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] BTS ONESHOOT
Fanfiction🚫18+🚫 Semua kisah tentang mereka bakal terungkap, mulai dari kepedihan perpisahan, kesengsaraan pilihan hidup, keputusasaan cinta, kepahitan dunia, keelokkan takdir, kesenangan berahi, hingga ngerinya kematian. Bukan sekadar roman anak muda masa k...