One night stand atau bahasa gaulnya, 'cinta satu malam', mungkin sudah biasa di kalangan perempuan atau lelaki di usia 30an, bukan menghakimi, tapi nyatanya hampir 80% dari kenalanku sudah pernah mengalaminya. Aku sendiri mempunyai rasa percaya diri tinggi dan yakin tak bakal mengalami malam bersama orang asing atau seseorang yang tak kuinginkan. Setinggi itu rasa percaya diriku, terlalu tinggi, dan hal tertinggi itu runtuh dalam semalam.
"Gila, gila, aku pasti sudah gila." Gumamku terus menerus sembari membersihkan diri dengan cepat di dalam kamar mandi.
Setelah beres melilitkan handuk pada tubuh kotorku ini, kakiku berjalan menuju pintu kamar mandi, hendak membukanya saat...
Kreeeet.....
"Ahhhh!!!" Pekikku terkejut bukan main ketika pria itu berjalan memasuki pintu kamar mandi.
Bukan karena kemunculannya yang mendadak, tapi karena ia dengan percaya diri menunjukkan tubuh telanjangnya yang tak kuingat dengan jelas semalam. Ternyata otot tubuhnya sekarang- Astaga! Apa-apaan otak mesumku ini?!
Dia berdiri di depan kloset, matanya memandangku datar, lalu,
Currr....
Ia buang air kecil.
Aku tahu ini salah, tapi dengan kesadaran penuh aku tak berniat sama sekali mengalihkan pandangan.
"Kamu mau pergi?" Tanyanya setelah selesai meyentil ujung kejantanannya.
Hei, apa setiap pria melakukan itu setelah berkemih?
Kepalaku cuma bisa terangguk sebagai jawaban, bingung dengan isi otakku yang bercabang kemana-mana.
Ia menuju wastafel dan menyuci tangan di sana.
"Mau kuantar?" Tawarnya terdengar tidak berminat.
Tapi aku juga tak dapat menebak apa isi pikiran pria ini. Semalam ia juga tidak terlihat berminat sedikitpun, tapi akhirnya malah memimpin 'game' selama 5 jam penuh, atau lebih? Entahlah.
"Tunggulah 5 menit lagi, aku akan segera keluar." Katanya seolah telah mengambil keputusan sepihak.
Sebenarnya ada apa denganku? Kenapa aku tidak bisa menggerakkan kaki yang hanya tinggal beberapa langkah lagi dari pintu kamar mandi ini? Apa aku sekarang sudah menumpuk banyak sekali kotoran dalam kepalaku hingga tak bisa berpikir dengan jernih begini?
"Kalau kamu tidak keluar, kuanggap kamu mau menemaniku mandi."
Saat itu juga tenggorokkanku seperti tersendat sesuatu, membuatku terbatuk tidak jelas, lalu melangkah keluar juga, dengan berat hati tentunya. Namun, betapa besar cobaan yang kuterima ketika ia membiarkan pintu kamar mandi itu terbuka lebar-lebar. Sabar, sabar, sabar, kamu bisa menahannya dengan kuat, Lee Sanha.
"Kita mabuk berat semalam, aku tidak keberatan kalau kamu mau menganggapnya kesalahan."
Min Yoongi, pria yang duduk di balik setir kemudi itu membuka obrolan dengan sangat dingin dan kaku, tak berekspresi, seolah semua yang diucapkannya tak berarti.
Persis seperti dulu. Ia masih sulit untuk dipahami, alasan terbesar kenapa kita bisa putus 9 tahun lalu. Benar, Min Yoongi adalah mantan pacar yang akhirnya menjadi 'cinta satu malam' pertamaku. Hebatnya lagi, ia adalah bos di tempat kerjaku sekarang, bukan, tapi 'Penguasa'. Ia mendirikan perusahaan agensi sendiri setelah berhenti berkarir sebagai idol dan aku yang memang berpengalaman di bidang inipun menjadi karyawannya yang teladan.
Cukup teladan sampai semalam.
Semalam acara ulang tahun perusahaan yang pertama digelar begitu meriah dan hampir semua staff kami hilang kesadaran karena mabuk, akupun sama sekali tidak ingat bagaimana bisa berakhir di kamar suite hotel bintang 5 ini bersama bos sekaligus mantan pacarku. Sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] BTS ONESHOOT
Fanfiction🚫18+🚫 Semua kisah tentang mereka bakal terungkap, mulai dari kepedihan perpisahan, kesengsaraan pilihan hidup, keputusasaan cinta, kepahitan dunia, keelokkan takdir, kesenangan berahi, hingga ngerinya kematian. Bukan sekadar roman anak muda masa k...