Pertama kali bertemu dengan gadis pendek itu, Suga tak punya banyak ekspetasi, ia juga tak tahu kenapa manajer pribadinya bisa menerima perempuan kecil seperti itu untuk bekerja di kediamannya.
Tapi melihat bagaimana gadis itu mengangkat galon berisi 20 liter air menuju lantai 2 sendirian, ia langsung bisa memahami sang manajer.
"Ada yang anda perlukan lagi, tuan?" Tanya si gadis dengan senyum lebar di wajah, bahkan tak terlihat lelah sedikitpun setelah mengganti air galon dispenser.
Suga yang duduk di kursi kerjanya menggeleng,
"Tidak.""Baik, saya akan segera menyiapkan makan malam untuk anda. Permisi."
Suga hanya diam saja memperhatikan si gadis membungkuk singkat sebelum keluar dari studio, tapi tak sampai sedetik pintu kembali terbuka, gadis itu menyembulkan setengah badannya di antara celah pintu, mengangkat tinjunya ke udara dan berseru,
"Selamat bekerja, tuan!"
Kemudian ia pergi dengan menutup pintu hati-hati.Wajah pria 27 tahun itu menunjukkan ekspresi tanpa arti, berdehem pelan lalu kembali mengerjakan lagu yang hampir selesai.
"Hooo! I'm sexy and I know it~~~ wooo~"
Baru saja memasuki dapur, Suga sudah disuguhi pemandangan tarian mengerikan dari Lee Sanha, asisten rumah tangganya itu seperti punya banyak sekali sisi yang disembunyikan. Seperti sekarang, gadis 21 tahun itu menari seperti cacing kepanasan di balik kompor, menggoyangkan pinggulnya ke kanan-kiri, membuat gerakan-gerakan aneh dengan kedua tangan yang salah satunya menggenggam spatula.
Suga hanya berusaha tak memperdulikan gadis itu dan menuju lemari es, mengambil air mineral dari sana. Sanha terperanjat bukan main melihat sang tuan yang bersandar pada pintu kulkas sembari meneguk air dari botol.
Sanha segera melepas earphone dan menjejalkannya ke dalam kantong celemek masak. Ia merapikan rambutnya yang berantakan, lalu kembali sok sibuk dengan masakannya di dalam panci seperti tak terjadi apapun.
"Kalau menari begitu jangan di dapur." Ujar Suga mengambil tempat di kursi meja makan.
"Maaf, tuan." Sesal Sanha sembari membungkuk dalam-dalam.
"Supnya." Kata Suga menunjuk isi panci yang hampir meluber keluar.
Sanha panik dan segera mematikan kompor, lalu menyajikan makanan di atas meja tanpa berani mengangkat wajah.
"Sudah makan?" Tanya Suga setelah menelan suapan terakhirnya.
Sanha yang merapikan meja hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Makanlah setelah itu bersiap pergi."
Gadis itu mendongak dengan kedua mata membulat,
"Tuan, apa saya dipecat?"Suga hanya menunjukkan ekspresi dingin seperti biasa, setelah meneguk segelas air ia melenggang pergi dari dapur seraya berkata,
"Tidak, bersiaplah, jam 10 aku akan turun."Sanha mematut dirinya sekali lagi di pantulan cermin, masih komat-kamit entah memanjatkan doa atau mantra agar tak dipecat setelah 2 bulan bekerja. Mendapat pekerjaan ini sudah seperti jackpot untuknya, bisa makan dan tidur di rumah bos, zaman sekarang susah sekali mencari pekerjaan semenguntungkan ini, apalagi di ibu kota.
Omong-omong tentang bos, Min Suga itu adalah seorang produser musik paling terkenal seantreo Korea Selatan yang tak pernah menunjukkan wajah di depan publik. Seperti DJ Marshmellow, tahu kan? Awalnya Sanha juga tak mengira kalau pria 27 tahun itu adalah Produser Genius Min Suga yang sudah banyak bekerja sama dengan penyanyi-penyanyi Amerika setingkat Ed Shiran, ia kira Min Suga adalah pria tua berbadan gembul dan berambut gondrong, tapi ternyata? Salah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] BTS ONESHOOT
Fanfiction🚫18+🚫 Semua kisah tentang mereka bakal terungkap, mulai dari kepedihan perpisahan, kesengsaraan pilihan hidup, keputusasaan cinta, kepahitan dunia, keelokkan takdir, kesenangan berahi, hingga ngerinya kematian. Bukan sekadar roman anak muda masa k...