"Karena kau adalah anak haram"
Taehyung tercekat mendengar pernyataan Nyonya Shin. Dadanya bagai terhimpit benda yang sangat berat, sesak. Seolah tak ada udara yang bisa masuk ke tubuhnya. Matanya melebar tak percaya, masih menatap sang nenek.
Kemudian ia alihkan pandangannya kepada Haejin, dilanjutkan pada Yoona, menuntut penjelasan. Dalam hati sedikit berharap Yoona akan menyangkal perkataan Nyonya Shin, kemudian memeluk Taehyung untuk menenangkannya, meyakinkan Taehyung bahwa perkataan sang nenek barusan hanya sebuah kebohongan, atau mungkin candaan.
Namun itu semua hanya angan. Mereka tetap diam. Bungkam. Tak mencoba menjelaskan apapun, apalagi menenangkan Taehyung yang mulai gusar.
"B-bohong 'kan? Apa yang dikatakan Halmoni tidak benar 'kan?" tanya Taehyung, menatap sendu sang ibu dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.
Namun hanya diam yang Taehyung dapatkan. Membuat air matanya mengalir tanpa bisa dicegah. Dia takut.
Bukankah kata orang, diam itu berarti 'iya'? Tapi 'iya' yang mana yang mereka maksud?
'Iya' bahwa semua yang dikatakan Nyonya Shin hanyalah kebohongan, atau 'iya' bahwa dirinya adalah....
"Jawab aku, Eomma. Kumohon.. beritahu aku semuanya" lanjut Taehyung lirih, masih menatap Yoona dengan tatapan memohon. Mengabaikan rasa sesak di dadanya.
Yoona merasa sedikit tersentuh karena melihat putranya menangis sambil memohon di hadapannya. Bukan karena dia peduli pada Taehyung. Hanya saja dia merasa kasihan pada anak itu karena harus mengetahui semua kebenarannya dengan suasana yang tak baik, apalagi mendengar semuanya dari sang nenek, orang yang sangat membenci anak itu.
Sebenarnya Yoona dan Haejin pun sudah berencana memberitahukan pada Taehyung tentang siapa dia sebenarnya. Mereka hanya sedang menunggu waktu yang tepat. Apalagi mereka masih membutuhkan bantuan dari Taehyung.
Mereka hanya tak ingin salah mengambil langkah dan mengacaukan segalanya. Tanpa mereka sangka, Nyonya Shin justru terbawa emosi dan membongkar segalanya sekarang.
"Kau ingin tahu semuanya? Biar kuberitahu" ucap Nyonya Shin jengah karena tak ada satupun diantara Yoona maupun Haejin yang terlihat akan menjawab. Dia hanya ingin Taehyung tahu dan sadar dengan posisinya di rumah itu. Akan lebih baik lagi jikaTaehyung segera pergi dari rumah itu dan dari kehidupan keluarga putranya.
Nyonya Shin sudah berdiri, berjalan mendekat ke arah Yoona dan Taehyung, dan berhenti tepat di sebelah menantunya.
"Kau memang anak dari Yoona, tapi kau bukan anak dari Haejin. Kau adalah anak dari bajingan brengsek yang dengan sengaja menghamili Yoona" lanjut Nyonya Shin, menatap Taehyung dengan tajam dan penuh kebencian.
Taehyung membelalakkan matanya seraya menggeleng, merasa terkejut dan mencoba menolak kenyataan. Air mata semakin deras membasahi kedua pipinya.
"Dia bukan ayahmu!" tunjuk Nyonya Shin pada Haejin.
"Ayahmu adalah bajingan brengsek yang mencoba menghancurkan hati putraku, mencoba merusak kebahagiaan putraku, dan mencoba menjatuhkan nama keluarga kami!" lanjutnya meninggi, sudah sepenuhnya dikuasai oleh emosi.
"Dan Eomma - mu ini dengan bodohnya tetap membiarkanmu hidup disini" lanjutnya menatap Yoona dengan sengit.
Taehyung menatap Yoona yang hanya diam, mendengarkan setiap kata-kata menyakitkan yang diucapkan oleh Nyonya Shin. Ingin rasanya dia meminta Nyonya Shin untuk tak menyalahkan Yoona. Namun ia tak sanggup buka suara. Bahkan untuk bernapas saja rasanya sudah sangat sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
Fiksi PenggemarSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-