Minggu pagi adalah waktu yang paling tepat untuk melanjutkan tidur hingga siang bagi para siswa dan pekerja karena sudah dibuat lelah selama 6 hari sebelumnya. Namun khusus untuk hari ini tak berlaku bagi Jungkook.
Pagi ini dia sudah membuat janji dengan Seulgi untuk ikut melihat gadis itu mengajar Judo. Pertemuan mereka tempo hari disusul dengan pertemuan-pertemuan lain. Mereka sudah semakin dekat karena sifat Jungkook yang mudah bergaul dan begitu ramah.
Jungkook sedikit banyak sudah mengetahui bagaimana kehidupan Seulgi. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan sekarang ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil peninggalan sang ibu. Ia bekerja sebagai karyawan sebuah bengkel di siang hari dan bekerja di cafe pada malam hari. Sedangkan setiap hari minggu ia membantu temannya menjadi pelatih judo untuk anak sekolah dasar. Setidaknya itu yang Jungkook ketahui hasil dari mewawancarai Seulgi. Tanpa ia tahu bahwa masih banyak rahasia yang mungkin disembunyikan oleh gadis itu.
Entah mengapa sejak pertemuan pertama mereka, Jungkook merasa begitu tertarik pada Seulgi. Mungkinkah ia suka padanya? Ah tidak. Masih terlalu cepat untuk menyimpulkan. Untuk sekarang Jungkook hanya menuruti kata hatinya dan mencoba berteman baik dengan Seulgi.
Jungkook keluar dari kamar dengan gaya santainya. Celana jeans dan kaos putih polos yang dibalut dengan sebuah jaket biru dongker terlihat cocok untuknya. Meskipun kenyatannya apapun yang dia kenakan akan selalu tampak bagus di tubuhnya. Sepatu convers menyempurnakan penampilannya.
Tiba-tiba langkah ringannya terhenti ketika mendengar suara sang kakak ketika akan menuruni tangga.
"Jungkook - ah, kau mau kemana?" tanya Jimin.
"Aku mau keluar, Hyung. Ada janji dengan temanku."
Jimin memicingkan mata, "Aneh sekali. Biasanya jika aku mengajakmu keluar kau selalu menolak. Ini hari minggu, jika kau lupa. Dan sekarang baru pukul 8" ucapnya penuh curiga.
Jungkook yang ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya sambil mencari-cari alasan. Ia bisa menebak apa yang ada di pikiran Jimin sekarang.
"Apakah kau punya kekasih baru?" tanya Jimin tiba-tiba, membuat Jungkook menoleh kearahnya seketika.
"Sungguh?! Kau punya pacar baru?! Aigoo... Eomma!! Ternyata Jungkook sudah pu-" teriakan Jimin terpotong karena Jungkook yang membekap mulutnya.
Ia tahu hal ini akan terjadi. Hyung - nya yang satu ini memang sangat menyebalkan dan selalu senang menggodanya. Untung saja ia cepat bertindak sebelum sang ibu mendengar teriakan Jimin.
Jungkook bukannya tak diperbolehkan berpacaran. Hanya saja ini semua masih terlalu awal dan belum pasti. Ia tak mau ada gosip yang tersebar di dalam keluarganya. Apalagi jika sampai sang nenek mendengar, maka semua akan semakin rumit. Lagipula dia dan Seulgi memang hanya berteman. Bahkan mereka baru saling mengenal selama seminggu. Masih terlalu dini untuk membicarakan masalah perasaan.
"Bisakah kau diam, Hyung? Dia hanya seorang teman. Jangan membuat keributan pagi-pagi begini" ucap Jungkook kesal, kemudian melepas tangannya dari mulut Jimin.
"Baiklah, tapi ceritakan padaku semuanya. Apa dia cantik? Dia baik? Apa dia satu sekolah denganmu?" tanya Jimin bertubi-tubi membuat Jungkook menghela napas kasar.
"Akan kuceritakan nanti. Aku sudah terlambat. Aku pergi." Ucap Jungkook sambil berlalu menuruni tangga.
"Ya! Park Jungkook! Awas saja kalau kau berbohong. Akan kuadukan pada Eomma!" teriak Jimin dari lantai atas.
Jungkook tak menggubris teriakan Jimin. Dia tetap berlalu hingga keluar dari rumah. Meladeni Jimin hanya akan membuang waktu. Bisa-bisa dia terlambat untuk menjemput Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
Fiksi PenggemarSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-