3 bulan kemudian
Dua Park bersaudara sedang saling ejek hingga membuat sang ayah yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka sekarang berada di taman belakang rumah keluarga Park. Malam ini mereka akan membuat pesta barbeque.
"Daripada kalian terus-menerus bertengkar, lebih baik bantu Appa menyalakan api" ucap Haejin sedikit berteriak karena pasti suaranya akan kalah dengan suara ribut keduanya.
Dan benar saja. Mereka berdua belum berhenti adu mulut.
"Jungkook-ie! Jimin-ie! Berhentilah bertengkar atau mulut kalian akan Appa plester!" suara Haejin mulai meninggi.
Sontak keduanya diam. Kemudian mengerjakan apa yang Haejin suruh sebelumnya.
Dari arah dapur yang terhubung langsung dengan halaman belakang, Taehyung datang bersama Yoona. Pemuda itu membantu sang ibu mendorong kursi rodanya. Mereka membawa bahan makanan yang akan mereka masak malam ini.
"Eoh? Pertengkaran kalian sudah selesai? Kukira akan ada beberapa episode lagi hingga Appa memotong uang jajan kalian" ucap Taehyung tersenyum mengejek.
Jungkook menatap Taehyung dengan jengkel. "Diamlah, Hyung! Atau akan kuhancurkan isi kamarmu!" ancam Jungkook kesal.
Taehyung hanya tertawa ringan. Senang rasanya melihat Jungkook yang sedang kesal. Dan itu menjadi sebuah hobi baru baginya.
Taehyung mengambil alih piring berisi daging yang Yoona bawa,kemudian meletakkannya di meja. Dia mengangkat tubuh Yoona dan membantunya duduk di atas tikar yang sudah mereka siapkan dengan rapi. Konsep pesta kali ini seperti piknik keluarga.
"Taehyung-ah, bagaimana kata dokter tentang kondisi Eomma-mu?" tanya Haejin masih sibuk menyiapkan api yang tak kunjung menyala.
"Dokter bilang kondisi Eomma semakin baik. Dan mereka senang karena Eomma sangat bersemangat mengikuti terapi. Ah, Appa harus melihat ketika Eomma sengaja terjatuh agar ditolong oleh perawat muda yang tampan" ucap Taehyung dengan candaannya.
"Benarkah?" tanya Haejin pura-pura kesal.
"Taehyung-ie! Kau bilang tak akan mengadukannya pada Appa-mu" protes Yoona.
"Eomma-mu memang begitu. Dia tak pernah tahan melihat seorang namja muda yang tampan" sindir Haejin yang ditanggapi tawa keras ketiga putranya.
Sedangkan Yoona hanya merengut kesal karena dijadikan bahan candaan. Namun dalam hati dia merasa bahagia karena keluarganya kembali utuh dan bahagia seperti sekarang. Hanya saja rasa menyesal tetap ada dalam dirinya. Menyesal karena tak sejak dulu mereka hidup bahagia tanpa beban seperti sekarang.
Dari arah dapur datang empat orang lagi. Mereka adalah Seulgi, Yoongi, dan Yook Sungjae bersama putrinya, Yook Seunghee. Seulgi sudah datang sejak tadi dan ikut menyiapkan semuanya. Namun dia harus ke depan untuk menjemput ketiga tamu mereka.
"Kalian sudah datang?" sapa Taehyung kemudian menyuruh mereka duduk di tempat yang sudah disediakan setelah menyapa tuan rumah yang mengundang mereka.
Acara pesta barbeque itu berjalan dengan menyenangkan. Banyak canda dan tawa. Obrolan mereka mengalir begitu saja. Yoongi sudah mulai akrab dengan Jimin dan Jungkook. Selain Taehyung yang hobi membuat Jungkook kesal, Yoongi pun memiliki hobi yang sama.
"Jadi Yoongi dan Seunghee akan bertunangan minggu depan?" tanya Yoona.
"Ne, Ahjumma. Semuanya sudah dipersiapkan. Jadi kuharap kalian bisa datang" jawab Yoongi.
"Jimin-ah, apa kau sudah siap menyusul? Haruskah Appa mengatakannya sekarang pada Seulgi?" ucap Haejin menggoda putranya.
Jimin tiba-tiba tersedak. "Appa!" kesalnya.
Seulgi yang duduk di sebelah Jimin hanya tersenyum malu.
"Kurasa tunggu sampai Jungkook mendapat kekasih baru, Ahjussi. Jika tidak, bisa-bisa dia kembali patah hati" ujar Yoongi sengaja membuat Jungkook kesal.
"Aish, kau sangat menyebalkan Hyung! Aku tak akan datang ke acaramu!" ucap Jungkook kesal.
"Aigoo... Jadi uri Jungkook-ie belum bisa merelakanku?" goda Seulgi.
"Noona, berhentilah! Awas saja, aku akan merebutmu dari Jimin-hyung!"
Semua yang ada di sana tertawa ringan melihat tingkah si bungsu yang sedang kesal.Taehyung mengedarkan pandangannya. Menatap satu per satu orang yang ada di sana dengan senyum bahagia. Dia merasa ini semua seperti mimpi. Namun ini adalah kenyataan. Dirinya sangat bahagia. Juga sangat bersyukur. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan.
Tanpa sadar air mata jatuh begitu saja. Taehyung rasa dia akhir-akhir ini terlalu sering menangis. Namun yang ia syukuri adalah tangisan itu bukanlah tangisan kesedihan, melainkan tangis bahagia yang tak bisa ia bendung lagi.
Yoona yang duduk di samping sang putra dan menyadarinya hanya meraih tangan Taehyung dan menggenggamnya erat, menyalurkan kehangatan. Taehyung menatap sang ibu yang sudah tersenyum tulus padanya. Taehyung buru-buru mengusap air matanya sebelum semua orang yang ada disana menyadarinya, kemudian membalas senyuman sang ibu dengan senyum hangat.
Taehyung tak pernah menyesali apapun yang sudah dia lakukan. Dia selalu bersyukur dilahirkan sebagai Kim Taehyung. Dia selalu bersyukur lahir sebagai putra Im Yoona. Dan dia sangat bersyukur memiliki keluarga seperti mereka. Taehyung selalu yakin, apapun yang telah kita korbankan, maka Tuhan akan membalasnya berkali-kali lipat.
-----------
Finally....
-Melody_sj52-
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
Hayran KurguSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-