Kali ini suasana Minggu pagi di kediaman keluarga Park tak seperti biasanya. Tak ada candaan yang saling terlontar. Tak ada obrolan yang terjadi. Tak ada keceriaan dan teriakan dari si bungsu. Bahkan tak ada yang duduk di ruang makan untuk menyantap sarapan pagi ini meskipun sekarang sudah tiba waktunya.
Sejak semalam, Yoona mengalami demam. Karena kelelahan dan banyak pikiran, kata Dokter Yoon. Dan Haejin dengan setia menemani istrinya sejak semalam, bahkan hingga pagi ini dia masih telaten mengganti kompres untuk Yoona.
Dia sungguh khawatir karena sejak semalam demam sang istri belum reda juga. Yoona juga terus-menerus mengigau dan bahkan menangis histeris. Ditambah dengan sikap kedua putranya yang masih kecewa pada mereka, semakin memperburuk kondisi sang istri.
Jimin memang belum mau menemui dan berbicara dengan Haejin maupun Yoona. Dia masih kecewa karena telah dibohongi selama 21 tahun hidupnya.
Bukankah keluarga adalah tentang berbagi dan saling terbuka? Tapi lihatlah apa yang dilakukan ibu dan ayahnya. Bahkan masalah sebesar dan seserius ini pun tak pernah mereka bagi pada kedua putranya.
Mengenai Taehyung, Jimin juga belum yakin dengan perasaannya.
Marah kah?
Kecewa kah?
Atau benci kah?
Jika dia marah pada Taehyung, memangnya apa salah pemuda itu? Jimin sungguh tak mengerti dengan kerja hati dan otaknya yang sedang tak sejalan.
Sedangkan Jungkook, dia masih tak tahu harus bersikap seperti apa pada kedua orang tuanya. Dia tak marah. Hanya sedikit kecewa. Sedikit saja. Karena ketika dia melihat sang ibu menangis dan tatapannya menyiratkan luka mendalam, hatinya terasa tercabik-cabik.
Dia sadar bahwa sang ibu merahasiakan semua hal itu dari dirinya dan Jimin bukan karena kemauan ibunya, tapi karena ketidaksanggupan sang ibu untuk kembali membuka luka lama yang pastinya sangat menyakitkan baginya.
Hanya satu orang yang membuat Jungkook kecewa. Taehyung. Mengingat semua sikap dingin Taehyung selama ini pada dirinya, Jimin, bahkan kedua orang tuanya, membuat Jungkook merasa kesal.
Bukankah seharusnya Taehyung bersikap lebih baik karena dia sudah menerima banyak kebaikan dari ayahnya? Namun dia justru banyak menyusahkan sang ayah selama ini dengan kenakalannya, juga menjadi penyebab ibunya menangis. Sungguh, Jungkook sangat tak suka.
Bagi Jungkook, mungkin sekarang Taehyung hanya seseorang yang tak tahu diri dan tak tahu terima kasih.
Dia tahu ini mungkin terdengar kasar. Dan semua yang terjadi memang bukan salah Taehyung. Hanya saja sikap dan kehadiran Taehyung membuat semuanya semakin kacau. Belum lagi dugaan bahwa Taehyung berniat jahat pada keluarganya. Itu semakin membuat Jungkook tak suka padaTaehyung.
Cklek
Seorang pemuda bergigi kelinci dengan pakaian santainya masuk ke dalam kamar bernuansa merah dan hitam milik kakak sulungnya. Jimin, sang pemilik kamar, hanya menoleh sebentar ke arah pintu ketika mendengar bunyi pintu terbuka dan adik bungsunya itu masuk tanpa ijin.
Jungkook kemudian melangkah ke arah balkon, tempat Jimin berada. Dilihatnya Jimin sedang menatap apapun di hadapannya, namun tatapannya terlihat tak fokus. Seperti sedang memikirkan hal lain. Dan Jungkook tahu dengan pasti apa yang sedang ada di dalam pikiran kakaknya.
"Hyung, kau tak sarapan?" tanya Jungkook setelah menempatkan diri di sisi kanan Jimin dengan posisi yang sama, menumpukan kedua tangannya pada pembatas balkon.
"Aku belum lapar" jawab Jimin singkat tanpa mengalihkan pandangannya.
Jungkook menghela napas melihat sang kakak yang terlihat kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanficSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-