Matahari pagi ini masih malu-malu untuk menampakkan dirinya. Namun seorang gadis sudah menyibukkan diri di dapur kecilnya. Gadis itu, Seulgi, sibuk memasak untuk sarapan dirinya dan seorang pemuda yang masih tertidur. Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama dia tak pernah memasak lagi.
Sedangkan Taehyung, dia masih tertidur dengan posisi duduk bersandar pada dinding sejak semalam. Pemuda itu tak beranjak sedikitpun sejak semalam karena terlalu khawatir untuk meninggalkan Seulgi sendirian.
Taehyung sedikit bergerak karena mendengar suara peralatan memasak yang saling beradu. Perlahan matanya terbuka dan sedikit heran karena ada sebuah selimut yang menutupi dirinya. Kemudian dia menatap ke arah suara itu berasal, seorang gadis yang sedang membelakanginya, sibuk memasak di dapur.
Seulgi berbalik badan dan mendapati Taehyung sudah bangun, sedang menatapnya.
"Eoh? Maaf jika aku membangunkanmu. Tidurlah di kamarku jika kau mau. Ini masih terlalu pagi dan tidurmu semalam pasti tak nyenyak dengan posisi duduk" ujar Seulgi masih menyibukkan diri memasak.
Taehyung bangkit. Melipat selimutnya kemudian meletakkannya di ranjang Seulgi. Lalu dia menuju dapur, menghampiri gadis itu.
"Kau memasak? Memangnya kau sudah baikan?" tanya Taehyung khawatir. Dia berdiri di samping Seulgi yang sibuk menempatkan nasi ke dalam mangkuk.
Seulgi terkekeh, "Kau sangat mengkhawatirkanku, ya?" tanya Seulgi meledek, belum mengalihkan tatapannya dari nasi di hadapannya.
"Sepertinya kau memang baik-baik saja" ucap Taehyung datar. Kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah.
Dia duduk di depan pintu rumah Seulgi, menatap jalan kecil di depannya. Tangannya mengeluarkan kotak rokok dan pemantiknya dari saku jaket. Sebatang rokok ia ambil dan ia selipkan di antara bibirnya kemudian ia sulut hingga menyala.
Helaan napas berat keluar dari bibirnya. Tangannya dia gunakan untuk memijit pelipisnya yang terasa pening. Dia memang baru tidur selama 2 jam. Itu pun tak nyenyak.
Hisapan demi hisapan membuat rokok itu semakin pendek. Tiba-tiba sebuah tangan merebut rokok itu dari jari Taehyung dan membuangnya begitu saja.
"Ini masih pagi, jadi jangan mencemari udara yang masih segar" ujar Seulgi kesal.
Taehyung hanya menatap Seulgi datar.
"Masuklah. Aku sudah buatkan sarapan" ajak Seulgi.
"Kau saja yang makan. Aku tak lapar" jawab Taehyung datar sambil mengalihkan pandangannya.
Tiba-tiba lengan Taehyung ditarik hingga dia terpaksa bangkit dari duduknya. Kemudian Seulgi menyeret pemuda itu untuk masuk dan duduk di meja makan bersamanya.
"Aku tak menerima penolakan! Setidaknya hargai aku yang sudah susah payah memasak sejak pagi buta untukmu!" ujar Seulgi kesal sambil menyodorkan semangkuk nasi dan lauk pauk di hadapan Taehyung.
Taehyung mulai menyumpit makanan di hadapannya setelah sebelumnya mengucapkan kata maaf singkat karena membuat Seulgi kesal.
Mereka makan dalam diam. Hingga akhirnya Seulgi membuka suara.
"Gomawo," ucapnya singkat sambil melirik ke arah Taehyung yang sibuk makan.
"Makanlah. Aku tak suka suasana canggung seperti ini. Jadi cepat selesaikan makanmu" ujar Taehyung datar tanpa mengalihkan pandangannya.
Seulgi melotot tak percaya karena Taehyung justru membalasnya dengan kata-kata menyebalkan seperti itu. Bukankah seharusnya Taehyung menerima ucapan terima kasih darinya dengan ucapan
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-