Dari luar pintu kamar Taehyung, Jimin dapat mendengar adiknya membentak seseorang di telepon sepertinya. Karena penasaran, ia membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu.
Cklek
Taehyung terlonjak mengetahui ada yang masuk ke dalam kamarnya tiba-tiba.
"H-hyung?!"
Sungguh, Taehyung merutuki dirinya sendiri karena tak mengunci pintu tadi. Segera saja ia matikan sambungan telepon itu, tak peduli jika orang di seberang sana belum selesai bicara.
Sebuah pertanyaan muncul di pikirannya. Apakah Jimin mendengar semua pembicaraannya dengan orang itu?
"Ada apa, Hyung? Kenapa kau ada di sini?" tanya Taehyung berusaha bersikap tenang dan menghilangkan ekspresi terkejutnya.
"Ah, mian. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Tapi aku tadi mendengarmu membentak seseorang, jadi aku khawatir dan masuk tanpa ijin. Mianhae" jawab Jimin, masih memperhatikan wajah Taehyung, mencoba membaca ekspresi pemuda itu.
"Gwenchana, aku sudah merasa baikan" sahut Taehyung datar mencoba mengalihkan tatapan.
Jimin masih dapat melihat wajah Taehyung yang pucat. Entah karena masih sakit atau karena efek terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
Hening cukup lama terjadi di antara mereka.
"Jika kau ada masalah, kumohon jangan kau pendam sendiri. Tak apa jika kau tak ingin bercerita padaku. Tapi setidaknya bebagilah dengan orang lain, orang yang benar-benar kau percayai mungkin" pinta Jimin dengan lembut.
Taehyung tak merespon. Tatapannya masih datar. Enggan menatap lawan bicaranya. Dia hanya takut hatinya akan goyah jika menatap wajah kakaknya yang menatap sendu pada dirinya.
Jimin menghela napas berat, "Tidurlah, kau pasti lelah. Panggil aku atau Jungkook jika kau merasa sakit lagi" ucap Jimin masih dengan nada lembut. Kemudian ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Taehyung setelah sempat melempar senyum hangat.
Mianhae, Hyung. Aku takut kau akan kecewa nanti jika kau tau semua kebenarannya. Jadi biarkan semuanya tetap seperti ini.
.
.
.
Sudah hampir dua minggu lamanya sejak Jungkook menyatakan perasaannya pada Seulgi. Selama itu pula hubungan Jimin dan Seulgi semakin dekat. Ah, dan jangan lupakan Taehyung yang beberapa kali sempat mengikuti mereka, untuk mencari tahu siapa gadis itu sebenarnya dan apa tujuannya.
Namun hasilnya nihil. Taehyung belum menemukan petunjuk apapun mengenai gadis itu. Dia hanya tahu dimana Seulgi bekerja dan di mana Seulgi tinggal. Taehyung yakin, sangat yakin, bahwa gadis itu punya niat buruk pada kedua saudaranya.
Satu-satunya dugaan Taehyung sekarang adalah Seulgi mendekati Jungkook dan Jimin karena mengincar harta mereka. Tapi sepertinya memang tak sesederhana itu.
Seperti malam-malam sebelumnya, malam ini Taehyung diam-diam mengikuti Jimin dan Seulgi. Jimin memang cukup sering menjemput Seulgi pulang dari cafe tempat ia bekerja. Khawatir jika membiarkan seorang gadis pulang malam-malam, katanya.
Sebelum mengantar Seulgi pulang, Jimin mengajaknya berjalan-jalan di tepi Sungai Han. Mereka hanya duduk sambil mengobrol ringan. Secangkir kopi sedikit membantu menghangatkan tubuh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-