Suatu malam di sebuah rumah, dua orang pemuda sedang sibuk masing-masing. Seorang pemuda yang lebih tua sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Sedangkan seorang pemuda lagi hanya berbaring di sofa ruang tengah dengan sebelah lengan yang menutupi wajahnya.
Matanya terpejam, namun dia sama sekali tak tidur. Lebih tepatnya tak bisa tidur meskipun dirinya sudah bersusah payah memaksa tidur.
Pemuda yang lebih tua, Yoongi, tetap dalam kesibukannya meskipun sering kali melirik pemuda yang berada di sofa itu, Taehyung.
Saat Yoongi pulang dari apotek, Taehyung sudah berada di depan rumahnya, berdiri sambil bersandar pada dinding dengan kedua mata tertutup. Yoongi sempat terkejut, namun bisa menguasai dirinya untuk tenang kembali karena dia melihat ada yang tidak beres dengan Taehyung. Ketika Yoongi bertanya pun, Taehyung hanya menjawab dengan gumaman singkat.
Saat kedua mata Taehyung terbuka, hanya tatapan kosong penuh luka yang Yoongi dapat, juga ekspresi datar tanpa perasaan sama sekali. Ah, dan jangan lupakan wajah Taehyung yang penuh luka, dan Yoongi dapat menebak punggung anak itu pun terluka dilihat dari cara berjalannya.
Taehyung langsung masuk dan berbaring di sofa, seperti posisinya sekarang ini, ketika Yoongi menyuruhnya masuk. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Dan saat itu juga Yoongi tahu jika telah terjadi sesuatu pada pemuda yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu.
Sejak sejam yang lalu, Taehyung tak bergerak sama sekali. Napasnya pun terlihat teratur. Jika orang melihatnya pasti akan mengira bahwa dia tidur. Namun dia sama sekali tak tidur. Dan Yoongi pun tau itu. Hati dan pikiran Taehyung memang sedang kacau. Namun lebih parah daripada itu. Hati dan pikirannya saat ini terasa kosong.
Yoongi menghampiri Taehyung setelah selesai menyiapkan makanan di meja makan. Dia duduk di samping pemuda itu yang belum berganti posisi sedikitpun.
"Taehyung-ah, ireona. Makanlah dulu. Aku sudah menyiapkan makan malam" ucap Yoongi lembut sambil menepuk pundak Taehyung pelan.
Pemuda itu masih diam, belum merubah posisi ataupun bergerak sedikitpun. Yoongi menghela napas pelan.
"Taehyung-ah..." panggil Yoongi pelan.Dia sungguh khawatir dengan sikap Taehyung sekarang ini.
"Aku mengantuk, Hyung" lirih Taehyung. Selanjutnya kembali diam.
"Tidurlah di kamarku kalau begitu. Badanmu bisa sakit jika tidur di sofa"
Hening.
Tak ada jawaban dari pemuda itu.
Akhirnya Yoongi mengalah, tak ingin memaksanya. Mungkin Taehyung masih butuh waktu untuk menenangkan diri.
Yoongi bangkit menuju ke kamarnya. Tiba-tiba selera makannya pun hilang. Dia ingin mengguyur tubuhnya agar terasa segar. Tak bisa dipungkiri jika dirinya begitu memikirkan kondisi Taehyung sekarang.
Yoongi tak suka Taehyung yang diam seperti ini. Lebih baik dirinya melihat Taehyung yang marah, kecewa atau menangis daripada melihat Taehyung yang hanya diam seperti itu. Yoongi takut jika anak itu nantinya tak sanggup menampung semua kesakitan yang selama ini dia tahan. Dan berakhir dengan sesuatu yang buruk. Yoongi sama sekali tak menginginkannya.
.
.
.Keesokan paginya, tak ada yang berubah dari sikap Taehyung. Dia masih diam. Bahkan kali ini kondisinya lebih memprihatinkan. Wajahnya pucat, tatapan matanya kosong, ekspresinya datar, seperti tak ada kehidupan dalam tatapannya. Mungkin sekarang ini lebih mirip disebut mayat hidup.
Sejak 30 menit yang lalu Taehyung hanya duduk diam di meja makan. Yoongi duduk di hadapannya sambil memakan sarapannya tanpa selera.
Bagaimana tidak. Dirinya sungguh khawatir pada pemuda di hadapannya itu. Taehyung hanya diam, menatap kosong ke arah meja. Tak menoleh ketika dipanggil. Tak menyahut ketika diajak bicara. Kalaupun sadar sedang diajak bicara, dirinya justru terlihat linglung. Belum ada kata yang terucap sejak dia bangun. Hanya gumaman singkat yang dia berikan sebagai balasan ucapan Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-