"Hyung!"
Panggil Jungkook pada pemuda yang baru memasuki cafe itu, yang ternyata adalah Jimin.
Seulgi segera menetralkan ekspresinya. Giliran Jimin yang terkejut melihat Seulgi sedang duduk bersama Jungkook. Dia merasa akan ada suatu hal yang bisa membuatnya terkejut atau bahkan terluka.
Jimin mencoba mengendalikan perasaannya. Kemudian dia melangkah ke meja Jungkook dengan senyum yang dia paksakan. Dia sempatkan untuk menatap Seulgi sesaat, namun gadis itu terlihat sedang menunduk dengan ekspresi yang sulit ditebak.
"Ya! Kenapa kau belum pulang, bocah? Eomma bisa marah nanti" ucapnya dengan santai, tak ingin membuat Jungkook curiga.
"Biar saja. Aku ingin menjadi anak nakal sesekali."
Jimin yamg mendengarnya hanya terkekeh dan mengusap puncak kepala adiknya dengan gemas.
Kemudian tatapannya ia alihkan pada Seulgi. Tak sengaja tatapan mereka bertemu.
"Ah, apa kau tak ingin mengenalkanku pada nona cantik ini?" tanya Jimin santai. Tanpa mereka tahu, dirinya mati-matian menenangkan diri dan bersiap untuk jawaban yang mungkin akan menyakitkan baginya.
Jungkook memutar bola matanya malas mendengar kekasihnya disebut nona cantik oleh Jimin.
"Dia Seulgi-noona, Hyung. Kekasihku" ucap Jungkook sambil menekankan kata terakhirnya, sebagai tanda bahwa Jimin tak boleh menggoda sang gadis.
Jimin seketika menegang. Dunianya seakan runtuh. Jantungnya berdetak cepat. Hatinya yang akhir-akhir ini tertata rapi karena kehadiran Seulgi, tiba-tiba hancur berantakan hanya karena mendengar satu kata terakhir dari Jungkook.
Dadanya terasa sesak mengetahui kenyataan ini. Tangannya yang sedari tadi berada di saku hoodie, mengepal erat menyalurkan segala rasa kecewa dan amarah.
Namun segera ia tutupi semua itu dengan senyum palsunya.
"Ah, jadi dia rupanya. Kau ternyata pandai mencari kekasih. Dia sungguh cantik" bisik Jimin pada Jungkook mencoba menggoda adiknya.
"Dia milikku, Hyung" ujar Jungkook posesif.
Jimin yang mendengarnya sempat tersenyum sendu, hingga secepatnya dia ubah menjadi kekehan dan tangannya kembali mengacak rambut Jungkook dengan gemas.
"Noona, dia Jimin-hyung, kakak pertamaku" ucap Jungkook pada Seulgi yang sedari tadi hanya diam mendengarkan.
Seulgi segera bangkit dan sedikit membungkuk pada Jimin yang kemudian juga dibalas oleh pemuda itu.
"Cho Seulgi imnida" tatapannya bertemu dengan tatapan milik Jimin cukup lama.
Dapat Seulgi lihat Jimin berusaha menutupi kekecewaannya dengan senyum palsu. Seulgi tahu jika hal semacam ini akan terjadi, namun dia tak menyangka akan secepat ini.
Sejenak ada sedikit rasa bersalah di hatinya ketika melihat sorot terluka dari mata Jimin. Namun segera ia tepis perasaan itu.
"Hyung, kau kesini mau membeli kopi?" tanya Jungkook mencoba memecah kecanggungan.
"Eoh, tapi sepertinya cafe ini sudah mau tutup" ucap Jimin sambil mengedarkan pandangannya ke arah meja dan kursi yang sudah tertata rapi, juga lampu meja kasir yang sudah padam.
"Ne, Seulgi-noona memang sudah membereskannya" ucap Jungkook mengikuti arah pandang Jimin.
Jimin menghela napas pelan, "Baiklah kalau begitu, aku akan membelinya di tempat lain. Kau, pastikan kau mengantarkan nona cantik ini pulang dengan selamat. Dan setelah itu langsung pulang. Arraseo? Aku pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
Fiksi PenggemarSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-