Setelah semalam Jungkook dengan terpaksa meminta Dokter Yoon datang untuk memeriksa kondisi sang kakak, dia terlelap di sofa kamar Jimin. Meskipun kata sang dokter kondisi Jimin baik-baik saja, hanya efek dari bir dan juga rokok yang membuat lambungnya sedikit shock, Jungkook tetap mengkhawatirkan kondisi sang kakak. Sehingga Jungkook enggan untuk beranjak dari kamar Jimin dan lebih memilih tidur di sofa.
Alarm dari ponsel Jungkook berbunyi, menandakan waktunya dia bangun untuk bersiap-siap ke sekolah. Tak hanya Jungkook yang terbangun, Jimin juga mendengar alarm yang mengganggu tidurnya.
Dengan susah payah Jungkook mendudukkan diri, karena rasa kantuk masih setia bersamanya. Kemudian mematikan alarm yang cukup berisik itu. Jungkook mengedarkan pandangannya ke ranjang Jimin. Dan dirinya segera bangkit ketika melihat kakaknya sudah sadar.
Jimin mengerjap berkali-kali, mencoba menghilangkan sisa-sisa pening yang masih bersarang di kepalanya. Perutnya sudah tak sakit lagi. Kemudian dia menatap Jungkook yang sudah duduk di samping ranjangnya dan menatap dirinya khawatir.
"Hyung, gwenchana? Apakah masih sakit?" tanya Jungkook khawatir.
Jimin masih diam, mencoba mengingat semua yang terjadi semalam hingga ia berakhir di kamarnya sendiri bersama Jungkook. Kemudian dia menghela napas kasar setelah mengingat kejadian demi kejadian yang terjadi semalam.
"Gwenchana. Jungkook-ah, pergilah ke kamarmu dan bersiap untuk ke sekolah" ucap Jimin.
Jungkook menggeleng, "Aniya! Aku akan bolos hari ini. Aku khawatir jika meninggalkanmu sendirian, Hyung".
Jimin memejamkan matanya sebentar. Tangannya mengusap wajah dengan frustrasi. "Jungkook-ah, kumohon. Aku sedang ingin sendiri" pintanya pelan.
Jungkook sempat tercengang dengan sikap Jimin. Sepertinya sang kakak sedang memiliki masalah berat. Tapi apa? Apakah Jimin ada masalah dengan Taehyung?
Jungkook dibuat pusing memikirkannya. Selama ini Jimin tak pernah bersikap seperti ini sekalipun sedang memiliki masalah. Akhirnya Jungkook hanya diam sembari bangkit dari duduknya.
"Jika butuh bantuan, kau bisa panggil aku, Hyung. Aku akan meminta ahjumma membuatkan bubur untukmu sarapan."
Jimin bisa melihat ada sedikit kekecewaan di sorot mata adiknya. Setelah pintu kamarnya tertutup kembali, Jimin hanya bisa menghela napas berat. Dia butuh waktu sendiri. Dan dia sedang tak ingin bertemu dengan Jungkook untuk sementara. Dia takut emosinya sewaktu-waktu akan memuncak lagi.
Pikirannya penuh dengan kedua adiknya. Semalam dia sudah melukai Taehyung. Dan sekarang dia membuat Jungkook kecewa.
.
.
.
Pagi ini Yoongi kedatangan seorang tamu yang gila di rumahnya. Siapa lagi jika bukan Taehyung, yang datang sepagi ini, bahkan matahari belum sempat muncul dengan sempurna. Dia datang disaat Yoongi baru bangun, bahkan belum sempat mencuci muka.
Ingin menumpang sarapan, katanya.
Rasanya Yoongi tak ingin membiarkan pemuda itu masuk. Bukan apa-apa. Hanya saja Yoongi terlalu malas untuk memasak. Jika dia sendiri, dia cukup sarapan dengan sereal dan susu saja. Namun tiba-tiba Taehyung datang dan meminta sarapan. Yoongi tak akan tega membiarkan anak kurus itu hanya makan sereal.
Dan lagi, sorot mata Taehyung menunjukkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Jangan lupakan wajahnya yang sedikit pucat.
Jadi dengan sangat terpaksa, Yoongi membiarkan Taehyung masuk dan mulai memasak makanan untuk sarapan mereka, sedangkan Taehyung duduk diam di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanficSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-