32 - Tak Ada Pilihan

10.3K 1K 173
                                    

Sebuah taksi melaju dengan sangat kencang. Meskipun sang supir sudah berkali-kali mengatakan bahwa kecepatannya sudah melewati batas, si penumpang tetap meminta sang supir melajukan taksinya lebih cepat lagi.

Penumpang itu, Taehyung, tak memikirkan apapun kecuali keselamatan sang ibu. Kepanikan sedang melanda dirinya. Tangannya sedari tadi terkepal erat menahan rasa takut, panik, khawatir dan marah.

Taksi itu berhenti di depan sebuah gedung perusahaan yang sangat besar. Segera saja Taehyung berlari memasuki gedung itu setelah membayar biaya taksinya. Taehyung berlari menuju bagian informasi dan meminta seorang petugas di sana untuk menunjukkan ruangan Presdir perusahaan itu, yang tak lain adalah Park Haejin, orang yang selama 13 tahun dia anggap sebagai ayahnya.

Petugas itu tak mengijinkan Taehyung menemui Haejin karena dia belum membuat janji sedangkan Haejin sedang memimpin rapat dewan direksi. Taehyung hampir membuat keributan dengan memaksa masuk, namun beruntung sekretaris Lee melihat keberadaan anak itu ketika sedang melewati lobby. Sehingga dia meminta petugas membiarkan pemuda itu masuk.

Lee Youngmin dan Taehyung sudah saling berhadapan.

“Kenapa kau kesini, Taehyung-ah?” tanya sekretaris Lee heran.

“Aku ingin menemui Appa--“

Taehyung menghentikan ucapannya, sedikit menggeleng pelan dan buru-buru meralatnya. Dia akan mencoba membiasakan diri untuk tak memanggil Haejin dengan sebutan Appa.

“--maksudku Haejin-ahjussi. Apa dia ada di ruangannya? Aku ingin menemuinya. Ini sangat penting” ucap Taehyung terkesan panik dan terburu-buru.

Sekretaris Lee mengerutkan dahinya, merasa heran dengan sikap Taehyung yang terlihat sangat panik. Dan tak biasanya pemuda itu datang ke kantor hanya untuk menemui Haejin. Ah, bahkan ini pertama kalinya dia datang ke kantor itu sehingga tak ada petugas yang mengenalinya.

“Apa terjadi sesuatu?” tanya Lee Youngmin.

Taehyung menggeram pelan, “Ahjussi, tolong jangan bertanya dulu. Saat ini aku harus bertemu dengan Haejin-ahjussi. Aku tak punya banyak waktu lagi” pintanya frustrasi.

Sekretaris Lee menghela napas pelan, mencoba tak kesal pada Taehyung.

“Tapi Presdir sedang rapat dengan dewan direksi. Dan dua jam lagi rapatnya baru akan berakhir. Jadi kau bisa katakan padaku apa tujuanmu ingin menemui Presdir. Aku akan menyampaikannya nanti.”

“Tak bisa, Ahjussi. Aku harus bertemu Haejin-ahjussi sekarang juga. Ini menyangkut keselamatan Eomma. Eomma sedang dalam bahaya sekarang."

.
.
.

Taehyung sekarang berada di ruangan Haejin, menunggu kedatangan pria itu yang sedang dijemput oleh sekretaris Lee di ruang rapat. Pemuda itu duduk dengan gusar. Kepanikan semakin menguasai dirinya ketika orang yang mengirim pesan padanya baru saja mengirimkan sebuah foto.

Orang itu adalah Kim Jeha. Dia mengirimkan foto dimana Yoona sedang tak sadarkan diri, dengan posisi duduk terikat di sebuah kursi dan mulutnya yang diikat dengan kain.

Sungguh, Taehyung mengumpati ayahnya dalam hati sejak tadi. Kim Jeha benar-benar sudah tak waras. Dan hidupnya hanya dipenuhi oleh obsesi untuk memiliki Yoona sehingga segala cara akan dilakukannya.

Suara langkah kaki yang terburu-buru dapat Taehyung dengar mendekati ruangan tempat dirinya berada. Segera saja dia bangkit ketika dilihatnya Haejin dan sekretaris Lee masuk dan berjalan menghampirinya.
“Apa yang terjadi pada istriku?” tanya Haejin tajam, tak kalah panik.

No Place For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang