Seorang pemuda baru saja memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Malam ini Taehyung hanya ingin beristirahat dan tidur dengan nyenyak, meskipun dia tahu itu akan sulit terjadi. Namun sebuah panggilan masuk pada ponselnya. Taehyung terdiam sejenak sebelum akhirnya menerima panggilan yang ternyata dari ayahnya, Kim Jeha.
Sebuah kalimat yang Jeha ucapkan lewat telepon membuat Taehyung khawatir sekaligus marah. Genggaman pada ponselnya menguat, seolah ingin menghancurkan benda itu. Setelah mengatakan sebuah kalimat itu, Jeha menutup panggilannya sepihak. Taehyung segera saja menaiki motornya dan melajukannya untuk menemui sang ayah.
Pikirannya penuh dengan kekhawatiran pada seorang gadis.
Cho Seulgi.
Datanglah kesini jika kau tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Seulgi.
Kalimat itu yang diucapkan oleh Jeha. Taehyung sungguh tak habis pikir dengan ayahnya yang sepertinya sudah tak punya perasaan lagi. Hidupnya hanya dipenuhi oleh obsesi sehingga akan melakukan apapun agar tujuannya tercapai. Bahkan tak segan untuk menyakiti putri kandungnya sendiri.
Taehyung mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Beruntung jalanan sudah cukup sepi karena sekarang sudah larut malam. Hingga dia sampai di depan bangunan tua tempat dia menemui ayahnya tempo hari. Dia langkahkan kakinya cepat untuk bertemu pria itu. Hingga kini mereka sudah saling berhadapan.
"Dimana Seulgi dan apa yang kau lakukan padanya?" tanya Taehyung tajam. Dia tak mau basa-basi.
"Kau sungguh lemah, Kim Taehyung. Bagaimana bisa kau melindungi Yoona dan keluarganya jika kau bersikap terlalu peduli begini? Kau justru akan semakin melukai mereka" ujar Jeha meremehkan.
"Cepat katakan dimana Seulgi dan apa maumu?!" bentak Taehyung tak sabar.
Jeha terkekeh, "Kudengar tadi siang kau menemui Lee Youngmin, sekretaris sekaligus orang kepercayaan Park Haejin. Jadi waktu itu kau mendengar pembicaraanku di telepon dan kau berusaha mencari tahu siapa orang yang kupanggil Tuan Jung Hoseok? Kau bertemu dengan Lee Youngmin untuk memintanya melindungi Haejin?" ucapnya tajam.
Taehyung sempat terkejut. Tak menyangka jika mata-mata ayahnya ternyata cukup banyak.
"Kau terkejut? Kuakui kau cukup pintar. Tapi jika kau masih menggunakan perasaanmu, maka kau tak akan bisa menang melawanku, Kim Taehyung" lanjut Jeha meremehkan.
Kemudian dia tersenyum sinis dan melanjutkan kalimatnya.
"Lakukan apapun yang kusuruh. Sebagai gantinya, akan kuberitahu dimana gadis itu berada dan meminta anak buahku untuk menunggumu sebelum mereka melakukan sesuatu yang buruk padanya."
.
.
.Taehyung mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Tangannya menggenggam kemudi dengan sangat erat, mencoba menyalurkan emosinya. Kekhawatiran jelas dia rasakan ketika tempat keberadaan Seulgi sekarang adalah sebuah club malam. Sekarang Taehyung tak peduli pada apapun selain Seulgi.
Pemuda itu memarkirkan motornya begitu saja di depan club malam itu. Kemudian berlari masuk ke dalam dan mencoba berjalan menerobos kerumunan orang-orang yang sedang mabuk dan menari menikmati alunan musik. Dia melangkah ke lantai dua dan berusaha mencari kamar yang sesuai dengan nomor yang diberitahu oleh Jeha.
Setelah menemukannya, dia mencoba membuka kamar itu tapi terkunci. Taehyung mencoba mendobrak pintu itu beberapa kali. Tak peduli jika bahunya terasa sakit. Dan pada dobrakan keempat, pintu itu berhasil dibuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-