Hari Minggu adalah hari yang paling dinantikan oleh hampir semua orang. Berolahraga, bersantai bersama keluarga, ataupun jalan-jalan bersama ornag terkasih adalah kegiatan yang paling diinginkan oleh banyak orang.
Seperti yang dilakukan oleh dua orang pemuda di lapangan basket belakang rumah mereka.
Jungkook dan Jimin sedang menikmati waktu bersama dengan bermain basket.Sebenarnya Jimin tak terlalu pandai berolahraga. Wajar saja karena sejak dia kecil kondisi kesehatannya tak terlalu baik. Dia mengiyakan ajakan adik bungsunya itu untuk bermain basket hanya karena ingin menambah momen kebersamaan mereka. Jimin merasa akhir-akhir ini waktu kebersamaan mereka semakin berkurang akibat banyaknya masalah yang menimpa keluarga mereka.
Keduanya bermain dengan ceria tanpa beban, seolah masalah yang selama beberapa hari ini menimpa keluarga mereka tak pernah terjadi. Beberapa kali Jimin mengeluarkan kata-kata kesalnya ketika Jungkook dengan mudah menipu dirinya selama bermain. Tak heran karena Jungkook sangat lihai bermain basket.
Hasil dari permainan itu pun tak perlu ditanyakan lagi siapa pemenangnya. Karena sudah pasti Jungkook jauh lebih unggul daripada Jimin.Sudah sekitar 45 menit mereka bermain dan Jimin sudah merasa kelelahan. Dia terduduk di tengah lapangan, mencoba mengatur napas yang cukup memburu karena berlarian kesana-kemari.
Jungkook yang melihatnya hanya tertawa mengejek, kemudian ikut duduk di samping kakaknya.
"Kau payah sekali, Hyung. Baru sebentar saja sudah kelelahan" ejek Jungkook.
"Diamlah! Aku bermain juga karena terpaksa" jawab Jimin kesal, masih menetralkan napasnya.
Jungkook hanya terkekeh.
"Sepertinya Taehyung sudah pulang. Aku melihat lampu kamarnya menyala ketika lewat tadi pagi" ucap Jimin memecah keheningan yang sempat tercipta.
"Benarkah? Tapi kenapa dia tak ikut sarapan?" tanya Jungkook.
"Kau kira dia mau makan bersama kita setelah apa yang terjadi? Pasti dia lebih memilih menghindar dari kita, Jungkook-ah" ujar Jimin pelan, diikuti hembusan napas kasar.
Hening sejenak.
"Hyung,"
Jimin hanya menjawab dengan gumaman singkat, tanpa menoleh.
"Apa kau tau mengapa Eomma sangat membenci Tae-hyung?"
Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Jimin menatap adiknya seketika. Namun Jimin hanya diam. Dia tak tahu apa jawabannya.
Jungkook menghela napas berat, "Jika kuingat-ingat lagi, sikap Eomma dan Appa pada Tae-hyung memang selalu berbeda sejak dulu, sejak kita kecil. Dulu kupikir itu karena sikap nakal Tae-hyung. Ternyata alasannya karena... "
Kalimat Jungkook menggantung. Dia tak mampu melanjutkan, seolah bisa merasakan sakitnya berada di posisi Taehyung.
"Ah, mungkin jika aku di posisi Eomma, aku akan melakukan hal yang sama. Penderitaan Eomma pasti sangat berat, melebihi apa yang kita lihat. Jadi mungkin wajar saja jika Eomma bersikap seperti itu" lanjut Jungkook setelah sempat membuat jeda sesaat.
Jimin masih diam. Bola basket di hadapannya sepertinya lebih menarik untuk ditatap.
Jungkook bangkit dari duduknya.
"Hyung, aku akan ke kamar Tae-hyung dulu. Akan kusuruh dia sarapan" ucap Jungkook yang hanya dijawab dengan anggukan kepala singkat oleh Jimin.
Jungkook berjalan menaiki tangga dengan senyum cerahnya. Namun tiba-tiba senyuman itu luntur ketika berpapasan dengan seseorang yang ingin ia temui.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-