29 - Harapan yang Pupus

8.6K 1K 138
                                    

Pagi yang cerah menemani semua orang untuk beraktivitas. Tak terkecuali bagi seorang pemuda yang baru saja memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit tempat Dokter Yook bekerja. Pagi ini dia tak ada kelas dan dokter itu meminta bantuannya sehingga disanalah dia berada sekarang.

Taehyung melangkah memasuki rumah sakit dengan langkah ringan. Beberapa perawat yang memang sudah mengenalnya terlihat menyapa dengan ramah. Belum sampai di ruangan Dokter Yook, pemuda itu mendapat sebuah pesan di ponselnya.

Dia berhenti melangkah ketika membaca pesan itu. Dan seketika dia berlari kembali ke parkiran dan mengendarai motornya dengan kecepatan di luar batas. Tujuannya adalah rumah.


Jangan biarkan Eomma-mu sendirian di rumah. Itu berbahaya untuknya.


Begitulah pesan yang Taehyung dapat. Dan sang pengirim pesan itu adalah Kim Jeha.

Taehyung merasa marah dan khawatir. Dia sungguh tak ingin ayahnya melakukan sesuatu yang buruk pada sang ibu. Taehyung sekarang hanya bisa berdoa dan melajukan motornya secepat mungkin sebelum Jeha melakukan hal gila pada Yoona.

.
.
.


"Lama tak bertemu, Yoona-ya"

Suara itu. Suara yang Yoona benci. Suara yang selalu terdengar menakutkan baginya.
Yoona berbalik dan memastikan siapa pemilik suara itu.


Cangkir di tangannya terlepas begitu saja hingga berbenturan dengan lantai. Dirinya merasa seperti kembali ke masa lalu, ketika kejadian buruk itu terjadi padanya. Situasinya mirip seperti sekarang.

Tangan Yoona bergetar. Ketakutan terpancar jelas dari dirinya. Dia ingin memberanikan diri melawan pria di hadapannya, namun tak sanggup. Seringaian pria itu saja sudah membuatnya bergetar ketakutan. Ingatan buruk tentang masa lalu membuatnya semakin takut.

Pria itu, Kim Jeha, berjalan mendekati Yoona. Senyum licik tak hilang dari wajahnya.

"J-jangan mendekat" lirih Yoona bergetar. Dia sudah tak bisa mundur lagi. Tubuhnya sudah membentur meja bar di dapurnya.

"Kenapa kau takut? Aku hanya ingin bertemu dan menyapamu" ucap Jeha santai. Dia berhenti melangkah. Posisinya sekarang tak terlalu jauh dari Yoona, hanya berjarak sekitar lima langkah.

"Kupikir suamimu akan benar-benar melindungimu. Ternyata dia sungguh bodoh. Bagaimana bisa dia meninggalkanmu sendirian di rumah hanya dengan seorang ahjumma dan seorang penjaga? Bagaimana jika ada orang yang berniat jahat padamu?" lanjut Jeha tersenyum licik.

Yoona menatap Jeha tajam. Mati-matian dia mencoba mengumpulkan keberanian agar tak terlihat lemah di depan pria itu. "Satu-satunya orang yang berniat jahat padaku pasti adalah dirimu!" balas Yoona tajam.

Jeha terkekeh melihat wanita yang dicintainya itu berusaha keras mengumpulkan keberanian. "Aku bukan orang jahat Yoona-ya. Aku hanya ingin mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku sejak lama. Dan itu adalah dirimu" ucapnya.

Kata-kata itu terdengar sangat mengerikan bagi Yoona. Hingga ia tak mampu berkata-kata lagi dan tatapan tajamnya pun pudar tergantikan oleh tatapan takut. Kemudian wanita itu merosot ke lantai. Kakinya terasa lemas dan tak mampu menopang tubuhnya lagi.

"Apa kau sebegitu takutnya padaku Yoona-ya? Ah, mianhae. Apa aku mengingatkanmu pada kejadian itu? Aku tak tahu jika kau masih mengingat kejadian itu" ucap Jeha dengan nada menyesal yang dibuat-buat.

Yoona menggelengkan kepalanya keras. Tangannya dia gunakan untuk menutup telinga. Ingatan tentang kejadian itu memenuhi kepalanya. 


Tiba-tiba...


No Place For Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang