Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun sedang duduk di balkon kamarnya. Tatapannya kosong ke arah langit malam. Tangannya masih menggenggam selembar kertas yang telah membuat hatinya kembali hancur malam ini. Selembar kertas yang memberitahu dirinya akan sebuah fakta yang menyakitkan. Selembar kertas yang kini meyakinkan semua keraguannya selama beberapa bulan terakhir.
Hasil tes DNA dirinya dengan orang yang selama ini dia anggap sebagai ayahnya. Menunjukkan bahwa ternyata dia tak ada hubungan darah apapun dengan pria itu, Park Haejin.
Anak itu, Taehyung, awalnya masih sedikit berharap bahwa mengenai dirinya yang bukan anak dari Park Haejin hanya dugaan tanpa bukti dari sang ibu. Namun semuanya seolah sudah jelas dan tak terbantahkan lagi ketika hasil tes DNA itu ia dapatkan dari Yoona sore tadi.
Taehyung merogoh saku jaketnya untuk mengambil selembar kertas kecil yang berisi sebuah alamat. Ya, itu adalah alamat rumah ayah kandungnya, yang dia dapatkan dengan susah payah. Dia harus memohon-mohon kepada sang ibu untuk memberikan alamat itu.
Bukan tanpa alasan Yoona tak mau memberikannya. Hanya saja sekarang Kim Jeha sudah memiliki keluarga sendiri, juga seorang putri. Dan Yoona tak mau lagi berurusan dengan Jeha. Yoona juga tak mau kehadiran Taehyung menganggu atau justru membuat Hanna dan putrinya terluka. Dia sudah cukup merasa bersalah pada Hanna. Dan dia ingin Hanna menjalani hidupnya dengan bahagia bersama putrinya sekarang.
Tanpa Yoona tahu bahwa selama menikah dengan Jeha pun Hanna tak pernah bahagia. Jeha yang sekarang bukanlah Jeha si pria baik dan sabar seperti dulu. Jeha yang sekarang hanyalah seorang pria pemabuk yang selalu melakukan kekerasan pada istri maupun putrinya. Jeha yang sekarang adalah pria yang tak segan-segan melayangkan pukulannya, bahkan kepada istri dan putrinya. Jeha yang sekarang lebih mirip seorang monster. Dia bukanlah malaikat pelindung Yoona dan Hanna lagi. Karena dia sudah melukai kedua wanita itu secara bersamaan.
Taehyung sudah bertekad, dirinya akan datang ke rumah sang ayah. Bukan untuk tinggal disana. Dia hanya ingin bertemu dengan ayah kandungnya. Dia ingin tahu seperti apa ayah kandungnya. Sejahat dan semengerikan apa pria itu. Taehyung ingin membuktikan bahwa ayahnya tak seburuk apa yang ada di pikiran Yoona. Taehyung yakin, sang ayah adalah orang baik, meskipun mereka belum pernah bertemu. Jadi Taehyung ingin kesana untuk memastikan itu semua.
.
.
.Pukul 6 pagi ini, matahari belum muncul sepenuhnya. Orang-orang pasti masih bersiap untuk melakukan kegiatannya atau mungkin masih berada di meja makan untuk menikmati sarapan bersama keluarga. Berbeda dengan Taehyung, anak itu sudah duduk di halte bus, menanti sebuah bus yang bisa mengantarnya ke rumah sang ayah.
Tas ransel berisi beberapa pakaian dan air minum sudah menggantung di punggung kurusnya. Dia memang menyiapkan baju kalau-kalau dia perlu menginap di rumah sang ayah. Ketika bus yang dia tunggu datang, dia segera masuk dan mengambil tempat duduk di bagian belakag, di samping jendela.
Anak itu mendudukkan dirinya dengan nyaman. Dia menghela napas berat. Banyak kekhawatiran memenuhi kepalanya. Mulai dari sang ayah yang tak mengenalinya, tak mengakui dirinya, atau bahkan mengusirnya. Namun dia berusaha menyingkirkan semua pikiran buruk itu dan berharap semua berjalan dengan lancar.
Tak terasa perjalanan selama kurang lebih 2 jam sudah Taehyung tempuh. Dan sekarang dia sedang berjalan menyusuri jalan kecil di sebuah pemukiman untuk menuju rumah yang di alamat itu. Hingga kakinya berhenti di depan rumah kecil. Taehyung mengecek lagi alamat dan nomor rumah itu. Setelah dia yakin bahwa rumah itu benar tujuannya, dia memberanikan diri untuk memasuki pintu gerbang kecil.
Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah halaman yang tak begitu luas, yang dipenuhi beberapa pot berisi tanaman. Pasti istri dari ayahnya menyukai tanaman, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-