Suara sirine polisi terdengar samar-samar. Kim Jeha mengumpat kesal karena merasa telah dijebak. Namun dia tak dapat menyerah begitu saja. Dia sudah melakukan segalanya sejauh ini. Jadi dia tak akan membiarkan dirinya tertangkap oleh polisi. Setidaknya dendamnya pada Park Haejin harus terbalas. Setidaknya pria itu juga harus merasakan kehancuran seperti yang selama ini Jeha rasakan.
Jeha menyuruh anak buahnya untuk membawa Haejin kabur. Beruntung polisi belum sampai, sehingga mereka bisa segera kabur menaiki mobil pemberian Jung Hoseok yang diparkir di belakang gedung tua itu. Jeha kabur ketika semua orang disana sedang fokus pada Jungkook.
Namun Jimin menyadari kepergiannya ketika dirinya tak melihat sang ayah di posisi semula.
"Appa!" teriak Jimin tepat ketika Lee Youngmin dan para polisi memasuki gedung itu.
"Dimana Appa? Dia membawa Appa pergi?" tanya Jimin panik.
Pemuda itu berusaha bangkit dan mencari sang ayah, namun tak sanggup sehingga jatuh terduduk lagi. Tenaganya sudah terkuras habis dalam perkelahian tadi.
Yoona dan Jungkook sama paniknya. Tangisan Yoona kembali pecah. Sebelumnya dia sempat bernapas lega karena polisi datang tepat waktu dan mengira Jeha akan menyerah. Namun ternyata Jeha berhasil kabur dan membawa suaminya, seolah kesakitan bertubi-tubi yang keluarganya terima belumlah cukup. Dan Tuhan seakan belum mengijinkan keluarganya untuk kembali bahagia.
Taehyung mengepalkan kedua tangannya erat. Darah mengalir semakin deras dari telapak tangan kanannya. Namun dia abaikan rasa sakit itu. Dia menghela napas pelan. Merasa lelah. Awalnya dia juga berpikir ini semua akan menjadi akhir bagi sang ayah. Namun ternyata ayahnya benar-benar sudah dibutakan oleh dendam hingga tak mau menyerah sama sekali.
Taehyung berjalan tertatih, mencoba menghampiri Yoona.
Sekretaris Lee awalnya hendak menghampiri Yoona dan melepas ikatan pada tubuh wanita itu, setelah meminta polisi untuk mengejar dan mencari kemana Jeha kabur. Namun dia urungkan ketika melihat Taehyung sedang berusaha menghampiri Yoona. Akhirnya dia memilih untuk menghampiri Jungkook, Jimin dan Seulgi, untuk memastikan kondisi mereka baik-baik saja.
Taehyung berhenti di hadapan Yoona. Dia menyamakan posisinya dengan sang ibu, meskipun cukup membuat luka di perutnya terasa sakit. Yoona semakin menangis terisak melihat kondisi Taehyung.
Pemuda itu memberikan senyum tulusnya pada Yoona. Kemudian mulai bergerak melepas ikatan pada tubuh dan tangan sang ibu.
Taehyung meraih tangan Yoona dan melihat ada luka goresan di pergelangan tangan sang ibu akibat ikatan tali yang terlalu kencang. Dia juga melihat ada luka di lutut Yoona. Ada rasa menyesal dan marah di hatinya karena membiarkan ibunya terluka.
Taehyung memungut kain yang sebelumnya dipakai untuk menutup mulut Yoona. Menyobeknya menjadi dua bagian. Kemudian dia membalut dengan lembut luka di lutut Yoona yang darahnya mulai mengering.
Yoona hanya melihatnya dalam diam. Air matanya tak berhenti mengalir. Tak habis pikir mengapa putranya itu bisa sebaik ini. Padahal selama ini Taehyung selalu mendapat perlakuan buruk darinya. Kebencian selalu dia berikan pada anak itu sejak lahir. Tapi Taehyung tak pernah membencinya. Pemuda itu justru selalu berusaha melindunginya.
"Luka Eomma harus segera diobati nanti. Youngmin-ahjussi akan mengantar Eomma ke rumah sakit" ucap Taehyung lembut, tersenyum tulus.
Yoona masih menangis. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, tak mampu berucap sepatah katapun. Semua kata yang ingin dia ucapkan pada putranya seolah tertahan.
Sungguh, hati Yoona terasa tercabik-cabik. Penyesalan yang begitu besar menyelimuti dirinya, hingga dia tak tahu harus berbuat apa.
Bagaimana tidak. Disaat Taehyung sudah banyak terluka, pemuda itu justru mengkhawatirkan kondisi Yoona yang hanya terluka sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Place For Me ✔
FanfictionSatu hal yang paling aku takutkan adalah tak bisa berdiri di samping kalian lagi -Kim Taehyung-