Poloth • KaiSoo [END]

20 : Malmingan (2)

Setelah makan, mereka berdua jalan-jalan ke sekeliling tempat jajanan itu. Ternyata banyak stan-stan pernak-pernik lainnya disitu.

Jongin sedikit ngelirik ke tangan Kyungsoo, malu buat gandeng. Tapi pura-pura nggak liat sewaktu Kyungsoo nengok ke arahnya.

Suasana hening di sekeliling mereka bikin keduanya semakin canggung, apalagi banyak orang pacaran disitu.

"Yang, liat deh mereka. Kaku banget ya kaya beha baru, hihihi. Nggak kayak kita mesra banget." Si cewek gandeng tangan cowoknya terus ketawa genit.

"Yah, itumah cowoknya yang penakut. Nggak jantan. Masa sama pacarnya kaku banget." Gantian si cowok ngelirik Jongin dengan pandangan sombong. Kemudian cium bibir ceweknya tanpa beban di tempat umum.

Jongin gigit pipi dalemnya, nahan kesel. Kyungsoo yang emang nggak ngerasa disindir masih liat-liat sekelilingnya dengan berbinar.

Kemudian Jongin senyum sinis, "Kyung, kakak heran sama orang-orang yang ngumbar pacaran, rangkul-rangkulan, dan sebagainya. Belom sah kok pamer banget ya. Jangan-jangan mereka udah ngelakuin.." Jongin nutup mulutnya sok kaget, sementara Kyungsoo cuma mandang Jongin bingung.

"Kurang ajar!" Gantian kedua orang itu yang kesel, Jongin ketawa menghina dan lanjut jalan bareng Kyungsoo.

"Kok mereka ngeliatin kita, sih kak?" Kyungsoo ngelus pundaknya sendiri yang merinding.

"Biarin. Mereka iri sama kita."

Kemudian mereka berenti di salah satu stan, isinya aksesoris cewek jaman sekarang. Jongin berniat beliin Kyungsoo sesuatu disini buat kenang-kenangan kencan pertama mereka.

"Yuk masuk."

Isi stan itu rata-rata cewek semua. Tapi emang dasarnya tempat ini semacem pasar malem yang ada di kampung-kampung, isinya cewek aneh-aneh yang masih kecil dewasa sebelum waktunya.

"Ayo gaisss, liat kamera. Wan, tu, triiiii, cisss!" Satu komplotan cewek yang pake baju pisang, monyongin mulutnya yang pake gincu merah ke arah cermin. Miror selfie ceritanya.

Daripada merhatiin komplotan cewek diatas, Jongin ngajak Kyungsoo liat-liat aksesoris.

Meski Jongin itu cowok, tapi dia punya selera bagus buat aksesoris dan baju cewek, karena sepupu ceweknya itu sering minta temenin belanja.

Dan menurut Jongin, aksesoris disini dibawah seleranya, tapi cocok buat selera anak-anak yang miror selfie tadi, sebut saja mawar.

"Kak, bagus nggak?" Jongin nengok ke arah Kyungsoo yang barusan narik bajunya. Ceweknya itu pake bando kucing, dan bergaya mau nyakar Jongin.

Mereka berdua hening, masih dengan gaya yang sama. Pipi Jongin mulai merah, tangannya keringet dingin.

'IMUT BANGET DONG TOLONG! ADDSDDFHKLLLLLG!'

"Hihihi.. liat deh tuh. Cowoknya ampe merah gitu mukanya."

"Terpesona ya? Iyasih, ceweknya lucu banget."

"Ihh... mereka lucu banget nggak sih?"

"A-aneh ya?" Kyungsoo lepas bandonya, tapi secepat kilat Jongin nahan tangan Kyungsoo.

"Pa-pake terus. Kita beli itu ya." Jongin narik tangan Kyungsoo ke kasir dan beli bandonya.

Kyungsoo selalu ngelirik bando barunya, "Beneran nggak jelek, kak? Muka kakak kok aneh gitu?"

"Nggak dek. Bagus kok." Jawab Jongin tanpa ngelirik ke Kyungsoo.

"Ih serius!" Kyungsoo hentakin kakinya, dan berhenti jalan. Bibirnya mengerucut, gerakan refleks kalo kesel.

Jongin yang sedari tadi jalan sedikit di depan Kyungsoo, akhirnya ngadep belakang karena pacarnya berenti.

"Berkah banget tu cowok punya pacar sebening itu!"

"Anjrit lah, pacar gue ngapa kagak pernah selucu itu kalo ngambek."

"Pacar gue itu sebenernya, ketuker mereka."

"Cowoknya nggak peka gitu ceweknya ngambek. Tukeran aja kita lah."

Jongin kelabakan, tambah ambyar liat Kyungsoo kayak gitu. Dia narik tangan Kyungsoo dan buru-buru pergi dari sekotar situ, nggak rela pacarnya diliatin.

"Kyungsoo lucuuuuu banget pake itu. Cocok kok, tapi jangan kayak gitu lagi ya di tempat umum, apalagi kalo nggak ada kakak. Nanti kamu bisa diculik. Oke?"

Kyungsoo ngangguk, tapi bibirnya masih mengerucut. Ngerasa pacarnya masih kesel, Jongin coba ajak main permainan yang ada disitu.

"Mau kemana lagi? Naik kereta itu aja, yuk?" tanyanya lembut. Lagi-lagi Kyungsoo ngangguk doang.

Kereta yang dimaksud melaju secara ugal-ugalan, padahal di tempat itu banyak anak-anak. Nama keretanya 'Tayo', padahal kereta tapi namanya bis.

"YO YO AYO NAEK KERETA TAYOOOOOO! AMAN, DAN MENYENANGKAN!" Si bapak yang merupakan supir bertato-diduga mantan preman yang tobat- berteriak semangat, seperti berpidato persuasif yang mencoba menarik orang-orang supaya berminat.

Tapi seisi kereta itu rata-rata berwajah pucet, bahkan ada yang muntah. Orang-orang menjadi ragu untuk naik.

'Aman menyenangkan gundulmu!' batin Jongin.

"AYO SEMUA NYANYI TAYOOOOOOO!" Padahal udah lemes semua penumpangnya, dipaksa untuk nyanyi.

"HAI TAYO! HAI TAYO! DIA BIS KECIL RAMAH! MELAJU, MELAMBAT, TAYO SELALU-HOOOEEEKKHH!"

"JANGAN MUNTAH DI BAJU GUE ANJENG!"

"AMIS WOI ELA-HOEEKH!"

"BANGS-HOOEEEKH!"

"SOPIR SETANNNNN!"

"Err.. kita pulang aja deh kak. Udah malem."

"O-Oke."

Ngeliat penumpang-penumpang itu muntah, keduanya jadi ikut mual. Apalagi liat gaya ugal-ugalan si sopir.

Menjauh dari keramaian, suasana hening kembali terjadi. Jongin dan Kyungsoo sama-sama canggung.

Jongin mencoba gandeng tangan Kyungsoo, tapi nggak jadi. Tiba-tiba tangan mereka saling bersentuhan, Jongin langsung jauhin tangannya, sebelum Kyungsoo gandeng tangannya erat.

Jongin langsung nengok ke arah Kyungsoo yang memerah mukanya, tapi kemudian dia juga gandeng tangan Kyungsoo lebih erat.

Keduanya memalingkan mukanya, tapi sama-sama senyum.

Sementara di lain tempat...

"Jongin kampret, Jongin kerdus, Jongin sialan! Awas aja kalo ampe lima menit Kyungsoo belom balik." Kris mondar-mandir di ruang tamu.

"Bilang aja kamu iri nggak ada yang bisa diajak malmingan." Bapaknya nyeruput teh yang dibuat istrinya tanpa beban, mengabaikan Kris yang mematung di tempat.

Kris yang malang, dibully ayahnya sendiri.

T B C

Makin kesini makin jarang update. Jangan bosen-bosen di lapak saya ya, maap banget kalo jarang up.

See u next time!