Mingyu menghela nafasnya berat ketika kedua matanya hanya menatap nanar punggung istrinya di kasur, yang Mingyu pusingkan adalah apa yang sebenarnya di katakan Nayeon kepada Yooa sampai ia bersikap seperti ini.
Langkah kakinya membawanya ke arah samping ranjangnya, berjongkok di depannya agar bisa melihat wajah Yooa, namun sayang Yooa menutup wajahnya dengan bantal milik Mingyu.
"Yoo, ada apa?" Terdengar nada rendah dari Mingyu yang menyapa indera pendengarannya. Sebenarnya Yooa tidak tidur, hanya tidak ingin melihat Mingyu untuk sementara saja setelah selesai menidurkan Jaemin tadi.
"Jika ada hal yang mengganggumu, kau bisa mengatakannya padaku. Minseo bilang padaku, kalau kau sakit dan menangis. Ada apa?" Mingyu tetap setia mengelus rambut Yooa walaupun tidak ada respon yang diberikan oleh Yooa. "Apa sakit yang dimaksud dengan Minseo itu hatimu yang sakit?"
Mingyu kembali menghela nafasnya cukup risih dengan kelakuan Yooa yang tidak meresponnya dari tadi. Mingyu tidak suka jika harus berada pada posisi 'tidak tahu apa-apa' tapi ia di diamkan seperti ini.
"Aku tidak bisa membantumu dan menenangimu jika kau terus mengabaikanku begini. Katakan padaku atau aku biarkan saja kau seperti ini"
Final.
Yooa menarik bantal Mingyu yang di genggamnya erat untuk menutupi wajahnya. Menatap Mingyu yang masih berjongkok didepannya. Yang awalnya Yooa dapat melihat raut wajah Mingyu yang sedikit dingin, namun setelahnya seketika berubah menghangat kala dirinya menarik bantal Mingyu dan menjauhinya.
"Ya Tuhan. Sebenarnya apa yang terjadi? Kauㅡ"
"Diam dulu"
Mingyu tidak sempat melanjutkan perkataannya karena secara spontan Yooa memeluknya. Memajukan tubuhnya sedikit agar bisa menggapai leher Mingyu. Mau tidak mau Mingyu membalas pelukan istrinya, ketika menyadari sekitaran perpotongan lehernya sedikit basah.
"Janji padaku kalau suatu saat nanti kau tidak akan meninggalkanku"
"Apaㅡ ?!"
Hei, tidak perlu disuruh pun Mingyu tidak akan melakukannya!
"Apa yang kau katakan?" Mingyu sedikit menaikkan intonasi suaranya, terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan istrinya.
"Berjanji dulu padaku Gyu" serunya disela isak tangisnya, bahkan semakin erat memeluk leher Mingyu.
"Aku bahkan sudah bersumpah saat di altar waktu itu"
Yooa akui ia sedikit memerah mendengar jawaban Mingyu. Bisa-bisanya berbicara seperti itu disaat begini. Pandai sekali membalikkan keadaan.
"Jelaskan padaku kenapa kau bisa berbicara seperti itu" Mingyu sudah lelah menunggu, ia melepas pelukan Yooa dan mendudukkan dirinya di samping Yooa. "Lihat wajahmu.. Apa yang terjadi astaga!" Kedua tangan besarnya mengusap air mata Yooa yang mengalir di pipinya dan menangkup wajah Yooa dan menatapnya lekat.
"Kau sudah berjanji padaku ya.."
"Sayang~ tidak perlu kau suruh pun aku setiap malam bahkan mengatakan hal seperti itu"
Chup. Sebentar saja, Mingyu hanya mencium bibir Yooa sebentar. Sungguh ia terlalu gemas melihat Yooa yang seperti ini.
"Jadi? Apa yang dikatakan Nayeon?"
"Dia bilang, dia adalah orang terdekatmu dulu. Kau seperti mengecualikannya dulu. Bahkan dia bercerita tentang masa lalu kalian saat sekolah dengan alasan ingin mengenang saja. Tapi aku kan istrimu bukan kau. Aku tahu dia hanya ingin pamer padaku. Lalu dia mengatakan kenapa dia bercerita begitu dia hanya tidak ingin ada kesalahpahaman suatu saat nanti! Kau tahu Gyu?! Aku marah sekali saat itu" Adunya panjang lebar pada Mingyu. Bahkan ia sudah tidak memperdulikan bekas air matanya yang mulai mengering di pipinya.
"Jadi begitu. Itu juga alasan kenapa kau memintaku untuk berjanji?"
Yooa memicingkan matanya menatap Mingyu lekat. Kenapa responnya begini saja?
"Kenapa kau terlihat biasa saja?"
"Lalu aku harus bagaimana? Kau bahkan sudah mendengar penjelasanku. Berbanding terbalik sekali bukan dengan ceritanya?"
"Kau tidak membohongiku kan Gyu?"
Minyu membulatkan kedua matanya kaget, bisa-bisanya istrinya menuduhnya menipu begini. "Tidak! Tentu saja tidak! Aku berani bersumpah jika yang dikatakan Nayeon tidak benar. Kau bisa bertemu dengan Wonwoo jika kau masih mengira aku membohongimu"
"Aku kan hanya bertanya. Kenapa juga aku harus mendegar dua alur cerita yang berbeda menyebalkan!" Yooa menggerutu kesal dan melipat tangannya didadanya. Sungguh rasanya hari ini kesal sekali.
"Sudahlah tidak perlu difikirkan. Jika bertemu dengannya lagi abaikan saja, aku saja selalu mengabaikannya dulu"
"Cih! Aku tidak mau lagi bertemu dengannya!" Mingyu tertawa pelan. Setidaknya ia tahu apa permasalahan yang membuat Yooa mendiamkannya. Entahlah semenjak kejadian Jaemin hilang, Yooa sedikit sensitif.
"Lebih baik begitu. Jadi ini yang membuat moodmu rusak? Seharusnya aku tadi ikut menjemput si kembar" Mingyu merapikan helaian rambut Yooa yang menutupi wajahnya, mengganggu pemandangannya saja.
Yooa memajukan tubuhnya semakin mendekat kearah Mingyu. Melingkarkan tangannya erat di pinggang Mingyu. Menenggelamkan seluruh wajahnya di dada Mingyu dan menghirup rakus aroma khas tubuh Mingyu.
"Kau mau apa?"
"Sebentar saja"
"Merindukanku?"
"Mingyu bisa diam tidak?" Mingyu hanya tertawa membiarkan Yooa sepuasnya memeluk tubuhnya dan mencium aroma tubuhnya. Jarang sekali menemui Yooa yang agresif begini.
"Yoo.. Kau terlalu erat memelukku" seakan tuli dengan perkataan Mingyu, sisa tenaganya Yooa berhasil menindih tubuh Mingyu dan membuatnya terbaring di kasur.
"Owh~"
Mingyu cukup terkejut Yooa cukup kuat membuatnya terbaring seperti ini. "Tenaga Taekwondomu masih berlaku rupanya" Mingyu tertawa pelan dan masih membiarkan Yooa yang masih ingin bergelung dengan tubuhnya.
"Mingyu, aku mencintaimu. Selamanya"
Mingyu tersenyum, bahkan wajahnya berseri berbeda dari yang tadi. Yooa yang baru saja mengucapkan kalimat yang paling sangat ia sukai ketika di dengar dan menurutnya itu terlihat menggemaskan.
Sekarang ia malah merasakan Yooa terlelap di pelukannya seakan kalimat tadi adalah ucapan selamat tidurnya. Pelukannya bahkan melonggar, wajahnya menyender nyaman didadanya dengan deruan nafas yang teratur. Perlu di tekankan sekali lagi bahwa Yooa itu sangat jarang seagresif dan berkata manis seperti ini..
"Aku juga mencintaimu Yoo selamanya apapun yang terjadi aku tetap mencintaimu.."
Cukup lama Mingyu mencium lembut pucuk kepala istrinya, membiarkan aroma cherry mint kesukaannya menguar ke indera penciumannya.
Mingyu berniat mengganti posisi, dan merebahkan Yooa ke tempat tidurnya semula. Namun terlambat karena lenguhan Yooa yang terdengar "Nghh~ Gyu"
"Baiklah lima menit lagi aku bertahan seperti ini" Mingyu menghela nafasnya ketika Yooa tergerak dan malah mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married, Mingyu's Little Family - Season 2
FanfictionSEASON 2 DARI " We Married, Mingyu My Husband! " Setelah Mingyu dan Yooa menikah, dan mereka di karuniai anak kembar yang semakin membuat lengkapnya hidup Mingyu dan Yooa. Si kembar Kim Minseo dan Kim Jiae yang berhasil membuat kedua orang tuanya ke...