Bunyi tepakan dari langkah kakinya sejak tadi meramaikan seisi rumah. Berlari kesana kemari bahkan melompat dengan enerjiknya. Suara tawa terdengar di sela aktifitas yang mereka lakukan. "Hah..hah..hah..."
"Sudah dulu, aku capek.. Hah.." Jiae duduk di lantai dengan meluruskan kaki mungilnya. Kelelahan sehabis bermain bersama kembarannya. "Ih! Masa sudah capek? Katanya mau bermain seharian.." Minseo mendatangi Jiae dan berjongkok didepannya. Melihat keringat yang mengalir di dahi Jiae. "Tapi Jiae capek. Istirahat sebentar, nanti lanjut main lagi"
"Ya sudah sana istirahat" Minseo kembali dengan semangatnya bermain sendiri. Bersama mobilan barunya yang dibelikan Jimin Samchon waktu itu. Bayangkan saja, Minseo menaiki mobil yang seukuran dengan tubuhnya dan berjalan dengan daya listrik mobil tersebut dengan kecepatan sedang. Sedangkan tangan kanannya memgang remote control untuk memainkan mobil kecil yang juga sama sedang melintas seluruh penjuru rumah.
"Brmm.. Brmm.."
BRUK
"Yaahh" Minseo mendesah, karena mobilnya menabrak kaki seseorang didepannya. "Sayang? Kenapa main sendiri? Katanya mau bersama Jiae?" itu Yooa. "Jiae lelah, lagi istirahat nonton didepan pintu Eomma."
"Ah begitu.. Yasudah lanjutkan mainnya, tapi hati-hati ya, soalnya Minseo mainnya didalam rumah." Minseo hanya menganggukkan kepalanya lucu "Eomma mobil Minseo"
"Ah! Ini" Yooa mengembalikan mobilan anaknya dan membiarkan si sulung bermain sepuasnya. Giliran dirinya bersantai dengan si bungsu yang tengah menonton kartun. "Eomma! Sini-sini!!" Yooa mendudukkan pantatnya di samping Jiae ketika anak itu memanggilnya. "Eomma, Appa mana?"
"Appa sedang sibuk sayang"
"Sibuk? Kapan Appa pergi? Jiae tidak melihatnya" Yooa hanya tertawa pelan, tentu saja anaknya tidak akan melihat Mingyu pergi. Yang Yooa maksud itu Mingyu memang sedang sibuk. Ya sibuk, dikamar mandi.
"Iya sayang.. Appa ada saja dirumah ini, tapi sedang tidak bisa di ganggu sayang." Jiae tampak manggut-manggut lucu "Yah.. Padahal Jiae mau bermain dengan Appa."
"Jiae tunggu ya, Appa mungkin sebentar lagi selesai sayang" Yooa mengelus lembut rambut panjang Jiae. Dan merutuki Mingyu yang memang pada dasarnya sudah sangat lama sekali berada di kamar mandi. Salahkan nafsu suaminya itu, siapa suruh menonton video porno ketika dirinya tengah mengambil pakaian yang sudah kering di halaman belakang. Ketika Yooa masuk kamar, Yooa benar-benar disuguhkan suara suaminya yang mengerang tertahan. Bodoh memang, nanti kalau anak-anaknya melihatkan bahaya.
"Eomma.. Adik bayi kapan sih keluar? Lama sekali" Yooa tertawa pelan ketika dengan tiba-tibanya anaknya bertanya perihal adik barunya. "Masih belum sayang. Bulan depan mungkin? Eomma tidak tahu" Jiae menatapnya bingung seakan tidak mengerti dengan maksud perkataan Ibunya. "Kenapa begitu? Bukannya nanti adik bayi keluar sendiri?"
"Hahaha.. Tentu tidak sayang. Adik bayi akan di bantu oleh dokter nanti"
"Kenapa bersama dokter? Kan ada Appa, Eomma minta Appa saja yang mengeluarkan adik bayinya.." Yooa hanya menghela nafasnya panjang. Mulai sudah, Jiae mulai cerewet dengan segala pertanyaan yang membuatnya bingung. Rasa keingininan putrinya ini benar-benar besar sekali. "Iyakan Eomma? Appa bisa membantu nanti" Yooa kembali menghela nafasnya. Asal tahu saja Mingyu itu hanya bisa menanamkan benihnya dan tidak akan bisa mengeluarkan benihnya sendiri. Mengapa demikian? Karena ketika Yooa sedang melahirkan, rasa khawatir dan ketakutan suaminya itu lebih besar dari dirinya yang sedang berjuang mengeluarkan anak hasil dari benih Mingyu. Bahkan Mingyu bisa berlebihan sendiri..
"Appamu tidak bisa sayang. Ini tugasnya dokter"
"Benarkah? Jiae pikir Appa bisa segalanya, karena Appa bilang, Appa itu seperti super hero Eomma"
BRUK
"HUWEEE EOMMA!!!!!!! EOMMAAA HIKKSSS HIKSSSS"
Yooa hampir terperenjat dari tempatnya ketika mendengar teriakan Minseo. Dilihatnya Minseo menangis dan berlari kearahnya, ah lututnya berdarah. Mingyu juga baru saja keluar dari kamar dan hendak menghampiri mereka.
HAP
"HUUWEE EOMMA SAKIT EOMMA SAKIT SEKALIIIII!!" Minseo menangis histeris di pelukan Yooa, Yooa awalnya tampak terkejut ketika Minseo langsung memeluknya. Yooa rasa Minseo melupakan ada adik bayinya yang masih didalam perutnya. "Mingyu ambilkan P3K, anakmu terluka"
"Bagaimana bisa?! Minseo tidak apa-apa? Appa obati ya"
"Tentu saja bisalah! Makanya jangan fokus pada menuntaskan hasrat dalammu saja! Anakmu berdarah! Cepat Mingyu!!!!" Mingyu berlari tergesa mengambil kotak P3K nya. Benar-benar kepala Yooa rasanya berdenyut, ingatlah Mingyu itu sudah ingin berkepala tiga tahu.
"Hiks.. Hikss... Sakit Eomma.."
"Minseo jangan menangis, siapa suruh tidak mau istirahat. Kan jadi jatuh" Jiae bersuara, melihat datar lutut kembarannya yang terluka dan darah terus mengalir. "Berisik.. Huwee Eommaaa"
"Sudah jangan seperti itu, Appa sedang mengambilkan obat untuk Minseo" Yooa mengelus punggung Minseo agar anaknya berhenti menangis. Namun nyatanya tidak, bahkan semakin kencang ketika Mingyu tengah mengolesi lukanya. Dibersihkan dengan kapas steril dan memberi obat merah sedikit lalu menutupnya. Ah rasanya telinga mau pecah mendengar tangisan keras Minseo.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married, Mingyu's Little Family - Season 2
FanfictionSEASON 2 DARI " We Married, Mingyu My Husband! " Setelah Mingyu dan Yooa menikah, dan mereka di karuniai anak kembar yang semakin membuat lengkapnya hidup Mingyu dan Yooa. Si kembar Kim Minseo dan Kim Jiae yang berhasil membuat kedua orang tuanya ke...