Chapter 5

32.2K 1.9K 68
                                    

Pagi hari tiba dan tepat hari ini Lerin dan Cika akan pergi untuk melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan sebagai calon Osis di sekolahnya.
Dan mereka tengah rusuh menyiapkan kembali barang-barang yang tak selesai malam tadi.

"Rin, jangan lupa ya barang-barang lo jangan sampe ada yang ketinggalan, kalau ketinggalan kan gue gak mau pinjam." Ucap Cika sambil merapihkan kembali baju yang tadi ia keluarkan di lemari.

"Pelit lo njing, udah gue kasih tempat tidur juga kalau gini mah gue usir aja lo di luar biar dibawa tuyul." Balas Lerin kesal dan berjalan menghampiri Cika lalu mencubit pinggang gadis itu.

"Awww, sakit!" ringis Cika sambil mengusap-usap pinggangnya.

"Maaf sengaja. Cepetan mandi atau mau gue tempeleng muka lo pake koper, hah?" teriak Lerin lalu berjalan ke arah koper untuk siap dilemparkan ke wajah Cika.

Cika tertawa lalu gadis aneh itu berlari ke arah kamar mandi, Lerin hanya menghela napas melihat kelakuan sahabat laknatnya itu.

Setelah beberapa menit kemudian dan Cika juga sudah selesai mandi barulah mereka mengoles make up di wajahnya. Keduanya hanya memakai pakaian sederhana sebab guru mereka menyuruh untuk tidak menggunakan pakaian mewah, dan tidak diperbolehkan juga menggunakan make up berlebihan.

"Anjir minyak wangi gue habis. Cik, bagilah dikit," ucap Lerin lalu merampas minyak wangi di tangan Cika padahal dia belum selesai menggunakan.

"Gembel banget sih jadi orang, hp iphone tapi beli minyak wangi aja gak mampu," sindir Cika hingga membuat Lerin menoleh sambil memasang wajah seram.

"Terus aja terus lo nyi-nyirin gue, ditinggal baru tau rasa." Lerin menarik tangan Cika karena mereka sudah terlambat.

Setelah sampai di luar rumah, mereka tak melihat Jimin sebagai orang yang akan membawanya ke tempat LDK, Lerin menoleh sana-sini mencari pria itu dan merasa takut jika ditinggal duluan.

"Eh, Jimin kemana, ya?" tanya Lerin pada Cika.

Cika menoleh pada Lerin kemudian ikut mencari keberadaan Jimin. Mereka berdua berjalan ke arah gerbang dan akhirnya beruntung menemukan Jimin di sana yang tengah memasukan barang-barang ke dalam mobil.

"Gue cariin lo, Bang." Ucap Lerin membuat Jimin menoleh.

Saat ketiganya sedang menunggu ada mobil mewah berhenti di depan, pandangan mereka pun langsung beralih pada mobil itu dan Cika Lerin saling menatap satu sama lain sebab mereka belum mengetahui siapa pemilik mobil itu.

Kaca mobil depan itu turun, menampilkan sosok World wide handsome Kim Seok Jin melambaikan fly kiss andalannya.

"Hai orang ganteng dateng," ucap Seok Jin pecaya diri sambil merapihkan rambut depannya. Cika dan Lerin yang melihatnya tertawa geli dengan kelakuan Seok Jin.

Kaca mobil di belakang ikut terbuka dan Taehyung melambaikan tangannya pada Lerin sambil tersenyum manis.

"Hai,Rin..." sapa Taehyung.

Lerin hanya membalas sapaan Taehyung dengan tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya karena merasa malu terus ditatap oleh Taehyung.

"Adek lo lucu, Jim. Gue suruh dia masuk mobil sini, ya?" pinta Taehyung pada Jimin. Namun bukannya mendapatkan izin justru Taehyung mendapatkan jambakan keras di rambutnya, Taehyung meringis kesakitan lalu merapihkan kembali rambutnya yang berantakan karena ulah Jimin.

Lerin tertawa melihat aksi Jimin ke Taehyung.

"Woi cepetlah nanti kita telat gue yang kena omel!" teriak Namjoon dari dalam mobil.

Setelah mendengar teriakan Namjoon, mereka semua siap-siap. Cika dan Aurin segera bergegas cepat memasukan kopernya ke dalam mobil Jimin. Setelah semuanya selesai, mereka semua bergegas pergi.

Empat jam berlalu dan akhirnya Jimin dan yang lainnya tiba di lokasi, mereka semua langsung turun dari mobil dan berlari ke arah guru yang berteriak memanggil untuk segera berkumpul. Namun di mobil, Jimin masih berusaha membangunkan Lerin dan Cika yang masih tertidur.

"Rin, bangun udah sampe," ucap Jimin sambil menggerakkan tubuh Lerin berkali-kali, akan tetapi gadis itu tak kunjung bangun juga.

"Ah... Bodo amatlah gue tinggal aja." Jimin turun dari mobil meninggalkan Lerin dan Cika yang masih tertidur.

Dan akhirnya, Lerin melek juga lalu ia langsung membangunkan Cika yang asik ngorok di sampingnya.

"Cik, bangun! Udah sampe!" ucapnya sambil menggoyangkan tubuh Cika dengan keras.

Cika akhirnya membuka mata sedikit namun nyawanya masih belum terkumpul. "Hah?"

"Hah, hah, hah hanyut! Cepet bangun gue tinggal lo." Lerin turun duluan meninggalkan Cika sendiri.

Saat sudah berada di luar tiba-tiba kepala Lerin terasa sangat pusing, hanya melihat ke arah depan pun terasa berputar-putar. Lerin berusaha memegangi kepalanya dan menahan tubuhnya agar tak pingsan.

Namun rasa sakit dan rasa perih di perutnya tak bisa ia tahan, dan dalam hitungan detik tubuhnya jatuh pingsan, Cika yang hendak turun dari mobil melihat Lerin pingsan.

"Rin! Lerin! Rin bangun Rin! Tolong...!" teriak Cika hingga membuat semua orang menoleh ke arahnya. Para murid bergegas berlarian menghampiri Cika dan Jimin yang berada di situ terlihat panik.

"Rin? Cik, ambilin kotak obat di box mobil gue!" pinta Jimin, dan Cika langsung berlari mengambil kotak obat yang disuruh Jimin.

"Gue lupa tadi gak sempet ngasih dia sarapan," ucap Jimin sambil terus mengusap rambut dan menepuk-nepuk wajah Lerin.

"Lah, kenapa?" tanya Seok Jin.

"Gue lupa, gue asik bebenah barang tadi," jawab Jimin.

"Abang oon." Pekik Taehyung. Jimin yang mendengarnya langsung menoleh pada Taehyung kemudian berdiri dari posisi jongkoknya sambil mengepalkan tangan bersiap menampar wajah mulus Taehyung.

"Jaga mulut lo, ya!" ucap Jimin sambil menunjuk wajah Taehyung.

"Udah Jim, tenang," ujar Namjoon memisahkan keduanya.

"Dari pagi dia bikin gue kesel aja!" bentak Jimin.

Dan akhirnya Cika datang membawa kotak obat dan langsung diberikan pada Jimin. Jimin mulai mengoleskan minyak angin di dahi Lerin sekaligus memberinya minum.

"Ukhuuk! Ukhuuk!"

Jimin menghela napasa lega karena Lerin sudah sadar.

"Syukur deh," ucap Jimin tersenyum.

Dan Lerin langsung mengubah posisinya menjadi duduk, ia merasa terkejut karena melihat banyak orang di depannya.

"Ya ampun, Rin... Akhirnya lo sadar juga, gue kira lo mati," ujar Cika, lalu tiba-tiba ia mendapatkan jambakan keras di rambutnya.

"Sakit nyet!" ringis Cika.

"Rin, Cik, nih ada roti. Kalian makan ya plis gue gak mau kalian kenapa-napa." Ucap Jimin sambol memberikan roti itu kepada Lerin dan Cika, mereka pun menerima.

Setelah semuanya kembali seperti semula, guru mereka berteriak memanggil untuk segera berkumpul di lapangan karena acara LDK akan segera dimulai. Semua murid langsung berlari kehadapan Bu Kim untuk mendengarkan arahan.

"Oke sekarang kalian sudah berada di hotel alam, ini sih keliatannya bukan hotel ya jadi sekarang kalian cepat ke kamar yang sudah Ibu tentukan saat di sekolah tadi dan tidak boleh ada yang protes. Kita istirahat malam ini dan besok kalian akan dilatih, jadi jangan ada sampai yang sakit, mengerti?" teriak Bu Kim.

"Mengerti!" ucap semua murid.

Setelah itu, para murid bergegas masuk ke dalam hotel untuk beristirahat dan akan dilanjutkan kembali esok hari.

***

Vote komennya jangan lupa oke ^_^

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang