Jungkook dan Lerin berpelukan selama beberapa menit, sampai akhirnya Lerin memilih melepaskan pelukannya lebih dulu karena merasa tidak enak dilihat tetangga, apalagi keduanya masih berstatus sekolah. Mereka berdua saling memandang satu sama lain. Lerin bisa melihat raut wajah datar Jungkook yang berbeda dari biasanya, mata laki-laki itu terlihat memerah seperti hendak menangis.
"Jung, lo kenapa?" tanya Lerin dengan nada lembut. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Jungkook, namun tiba-tiba, pikirannya beralih ke suara perempuan yang memanggil Jungkook saat tengah melakukan panggilan video tadi, dan pesan aneh laki-laki yang dikirim kepadanya.
Jungkook tidak menjawab pertanyaan Lerin, lalu di detik selanjutnya Jungkook menarik gadisnya itu itu dan membawanya pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu pada Jimin atau pun yang lain.
"Jungkook, kita mau ke mana?" tanya Lerin di sela larinya yang dipaksa menuju mobil.
"Jungkook!" Lerin melepaskan tangannya dengan kasar dan akhirnya terlepas juga, kemudian menatap mata Jungkook." Gue masa pakai sendal sih?"
Jungkook melihat ke bawah tepat di kaki Lerin yang hanya memakai sendal tidur, lalu tatapannya pindah ke baju yang dipakai Lerin sambil tertawa kecil. "Lucu." Tanpa aba-aba, Jungkook langsung menarik tangan Lerin kembali ke arah mobil, dan kali ini ia takkan melepasnya.
Jungkook membuka pintunya dan mendorong tubuh Lerin masuk ke dalam mobil, setelah selesai, ia juga mengikuti hal yang sama. Lerin hanya menghela napas pasrah mengikuti semua kemauan Jungkook.
"Jung, gue bajunya kayak gini? Lo gak malu?" tanya Lerin pada Jungkook yang tengah memakai sabuk pengaman.
"Lo mau gimana pun tetap cantik. lagian gak ke mana-mana, cuma di dalam mobil aja." Jawab Jungkook yang masih di posisi yang sama, entah apa yang laki-laki itu lakukan sehabis memakai sabuk pengaman.
Lerin tersenyum saat Jungkook berkata cantik kepadanya, jarang-jarang ia mendapat pujian seperti ini, ralat! Hampir tidak pernah. Sekarang Lerin tengah memperhatikan Jungkook bermain ponsel, dari samping Jungkook terlihat sangat sempurna dan tentu saja tampan tingkat dewa, dirinya penasaran, sewaktu hamil Mamah Jungkook ngidam apa sampai bisa menghasilkan anak sesempurna ini. Namun apa pun itu, ia mungkin jadi perempuan paling beruntung bisa mendapatkan laki-laki seperti Jungkook, walaupun terkadang sifafnya selalu membuatnya ingin melakukan jungkir balik.
Setelah beberapa menit, Jungkook menaruh ponselnya ke dalam saku, lalu menyalakan mobilnya dan mulai pergi ke suatu tempat.
Seperti yang dikatakan Jungkook tadi, Lerin hanya diam duduk di dalam mobil hampir satu jam. Ia benar-benar bingung ke mana laki-laki itu akan membawanya pergi. "Jungkook, pantat gue udah pegal. Kita sebenarnya mau ke mana sih?" Lerin sudah tak bisa menahan pantatnya yang sakit akibat terlalu lama duduk.
Jungkook masih belum mau menjawab, kemudian laki-laki itu mulai memparkirkan mobilnya.
"Caffe?" ucap Lerin sambil menoleh keluar jendela.
"Tahu aja gue lagi haus--" saat Lerin melihat ke samping, Jungkook sudah tidak ada. "Lah ke mana tuh orang-- aaaaa...!!!" jantungnya tiba-tiba serasa loncat ketika Jungkook berdiri di luar jendela dengan tatapan horor.
Jungkook tertawa lalu membukakan pintunya untuk Lerin.
"Mau buat gue mati muda, hah?" ketus Lerin sambil melangkah keluar mobil. Namun tiba-tiba langkahnya berhenti karena merasa ada yang aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/149428784-288-k518928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]
FanfictionSUDAH DITERBITKAN oleh penerbit Guepedia. (Open PO) Seiring berjalannya waktu, Jungkook yang dingin dan pendiam menjadi semakin berbeda ketika salah satu Bendahara OSIS-nya itu selalu membuatnya geram. Namun siapa sangka, dibalik segala pertengkara...