Chapter 76

13.7K 1K 352
                                    

Sambil denger lagu Jungkook Bts - Euphoria yang ver. Piano-nya dong 😅

***

Tidak ada yang bisa Lerin lakukan lagi selain kaget oleh apa yang dia lihat langsung di depan matanya sendiri. Tubuhnya mendadak kaku sulit digerakkan ketika dua bola mata Mamah Jungkook menatapnya intens, ia sudah pasti wanita itu akan marah besar padanya.

Dengan keberanian yang tinggi, Lerin memilih melepaskan tangannya dari gagang kursi roda untuk pergi dari tempat.

"Permisi...". Lerin membungkuk sopan kepada mereka lalu pergi dari situ.

Namun baru membalikkan tubuh saja tangan Lerin langsung dicegah oleh Mamah Jungkook kemudian menarik kepelukannya.

"Terima kasih telah menjaga anak saya." Ucap Mamah Jungkook tepat di telinga Lerin dengan nada lembut.

Ada rasa takut dalam diri Lerin saat tubuh wanita yang pernah memarahi, membentak, dan menuduhnya menempel pada tubuhnya. Kakinya terasa gemetar dan kedua telapak tangannya sulit menyentuh punggung Mamah Jungkook.

Lerin mendadak kaget ketika mendengar ada isak tangis keluar dari mulut Mamah Jungkook. Untuk pertama kalinya ia mendengar wanita ini menangis.

"Ternyata dugaan saya selama ini salah, kamu bukan seseorang yang celaka. Maafkan saya telah menilai buruk terhadap kamu." Kata Mamah Jungkook lagi di sela pelukan dan tangisannya.

Lerin tersenyum kemudian melepas pelukannya. "Tante gak usah minta maaf. Tante gak salah, kok."

Mamah Jungkook mengusap air matanya sendiri. "Selama ini saya hanya memikirkan diri saya sendiri dan membiarkan yang lain, termasuk Jungkook. Saya merasa bersalah, semua ini sebab saya Jungkook jadi seperti ini. Hikksss..., jika saya mengikuti semua kemauan Jungkook, ini semua tidak akan terjadi. Hikksss... Hikksss..."

Tangisan Mamah Jungkook membludak di hadapan Lerin dan Jungkook ketika dia selesai berbicara yang membuat semua orang di situ terkejut termasuk anaknya sendiri. Jungkook masih diam namun tidak melihat ke wajah Mamahnya, mungkin laki-laki itu menyimpan rasa sakit dan dendam dalam hatinya.

Kedua tangan Mamah Jungkook memegang pundak Lerin. "Maafin Tante ya sayang...,"

Lerin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Dan akhirnya Mamah Jungkook tidak lagi menaruh rasa benci pada Lerin, semuanya sudah membaik. Detik berikutnya juga, Papah Jungkook langsung berjalan ke arah anaknya lalu memeluknya dengan erat tanda kerinduan.

Sudah satu bulan lebih kedua orangtua Jungkook meninggalkan Jungkook berdua bersama pembantunya.

Jungkook hanya diam tanpa merespon apa pun saat pria superhero itu memeluk tubuhnya, entah karena tidak ingat atau menyimpan dendam kepada kedua orangtuanya karena mereka tidak ada di sisinya ketika sakit, dan malah Bibi yang merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Jungkook melepaskan pelukan Papahnya. "Siapa?"

Papah Jungkook terdiam kaku mendengar suara yang keluar dari mulut sang anak, rasa penyesalan muncul ketika melihat raut wajah Jungkook. Ia sangat bersalah sudah meninggalkan Jungkook sendirian dan ikut sang istri keluar Negeri untuk urusan bisnis.

"Kamu tidak ingat Papah?" tanyanya dengan lembut.

"Kalian berdua siapa?!" nada tinggi itu keluar dari mulut Jungkook. Wajah Jungkook sudah memerah, rahangnya mengeras, dan matanya membulat besar.

Kedua orangtua Jungkook dan Lerin saling memandang satu sama lain sampai di detik berikutnya tiba-tiba Jungkook membalikkan tubuhnya lalu pergi begitu saja.

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang