Chapter 48

12.1K 934 120
                                    

Lerin masih menatap lama ke arah murid baru yang masih berada di depan, pikirannya langsung beralih ketiga tahun lalu tentang kejadian yang paling ia benci dalam hidupnya saat di Thailand dulu.

Rey adalah mantannya di Thailand. Ia dan laki-laki itu sudah menjalin hubungan sangat lama dan berakhir secara tragis, dan itulah yang membuat rasa bencinya kepada laki-laki itu masih membekas hingga sekarang.

"Demi apa? Rey? Kenapa dia di sini?" batin Lerin, lalu memalingkan pandangannya ke samping dengan cepat saat Rey tiba-tiba menatapnya.

"Halo, gue Yao Yun Rey. Gue asalnya dari Thailand dan pindah ke sini baru kemarin, senang bertemu dengan kalian." Sapa Rey dengan senyum manisnya sambil membungkuk berkali-kali.

"Wah... Jadi dia dari Thailand?"

"Ganteng banget, kan?"

"Iya bener. Cowok Thailand tuh gak kalah ganteng dari cowok Korea."

Begitulah ucapan semua perempuan saat melihat Rey yang masih berdiri di depan.

"REY...!!! GUE BOLEH MINTA ID-KAKOTALK LO, GAK?"

Suasana kelas yang tadinya berisik karena percakapan tentang Rey, sekita menjadi hening saat setelah seorang murid perempuan yang duduk di paling belakang berteriak ke arah Rey untuk meminta id-KakaoTalk. Mereka semua menatapi murid itu, lalu di detik selanjutnya tertawa terbahak-bahak, bahkan sampai ada yang mau meninggoy.

"Cantik lo?" tanya salah satu murid laki-laki yang duduk tepat di samping murid perempuan tadi sambil tertawa keras.

Sedangkan si cewek itu berdecak pelan menahan amarah saat ditertawakan seisi kelas.

"Rey, kamu boleh duduk di belakang Lerin." Ucap guru itu.

"Apa?!"

Lerin reflek kaget.

Rey mengangguk dan mulai berjalan ke belakang untuk menempati tempat duduk kosong yang berada di belakang Lerin, karena hanya itulah satu-satunya kursi kosong yang tersisa. Saat sedang melangkah dan Rey tepat berada di sisi Lerin, keduanya saling bertatap wajah lama. Rey sepertinya mengingat siapa Lerin dalam hidupnya dulu.

"Bangsat nih cowok." Pekik Lerin dalam hati, lalu ia memindahkan tatapannya menjadi ke depan.

Rey tertawa menyeringai, kemudian melanjutkan kembali langkahnya lalu duduk di kursi belakang Lerin.

"Oke kita mulai pelajaran hari ini." Teriak guru itu sambil menghadap ke papan tulis untuk memulai pelajarannya.

Di belakang, Rey tersenyum menyeringai bisa duduk tepat di belakang Lerin, karena rencananya kali ini akan berjalan lancar.

Kring...!!!

Bel istirahat berbunyi dan semua murid kelas berlarian menuju kantin dengan cepat, pasalnya semakin hari kantin sekolah makin ramai. Bahkan baru beberapa menit setelah bel dibunyikan saja sudah kursi kantin sudah tak ada yang tersisa.

Lerin masih sibuk membereskan bukun-buku yang masih berserakan di atas meja, sedangkan teman-temannya yang lain sudah meninggalkannya ke kantin lebih dulu. Lerin terlalu sibuk membereskan buku sampai tak menyadari hanya ada ia dan Rey saja di dalam kelas.

Rey mulai melangkah ke arah Lerin lalu duduk di kursi, ia memperhatikan Lerin tengah membereskan buku-buku dengan wajah yang begitu angkuh.

"Akhirnya gue bisa sekelas sama lo, hahaha...," ujar Rey sambil tertawa keras seakan bangga bisa bertemu Lerin kembali setelah kejadian tiga tahun lalu yang membuat keduanya bertengkar hebat.

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang