Chapter 2

37K 2.3K 106
                                    

Hi, enjoy yaa semoga suka dan jangan lupa di vote sebelum baca :)

***

Setelah menunggu beberapa Minggu akhirnya tepat hari ini adalah pengumuman siapa yang akan dipilih sebagai anggota Osis SMA Yongsan International School untuk priode ke depan. Para murid antusias menunggu di lapangan dengan raut wajah mereka yang beragam, ada yang biasa saja, santai dan tegang setengah mati. Mereka berharap kerja kerasnya berbuah hasil.

Berbeda dengan Lerin, ia tak semangat seperti murid lainnya. Mengingat kejadian waktu lalu yang membuatnya tak berani bertatap wajah dengan Jungkook. Jangankan hanya bertatap wajah, disetiap ada acara kumpul anggota pun dirinya selalu menghindar dari pandangan ketua Osis itu.

Saat tengah berjalan santai , tiba-tiba tangannya ditarik paksa oleh Cika ketika pengumuman dari speaker tadi mengisyaratkan untuk segera berkumpul ke lapangan.

"Kenapa sih cemberut? Katanya pengen jadi Osis, senyum dong," ucap Cika tersenyum sambil menggerakkan sudut bibir Lerin ke atas dan membentuk senyuman di sana.

Dan akhirnya Lerin tersenyum. mereka sudah baris di lapangan.

"Baik, pertama-tama terima kasih sudah menyempatkan waktu kalian untuk berkumpul di sini." Ucap ketua Osis Jeon Jungkook. Membuat semua murid kegirangan hingga berteriak histeris.

"Bisa diam, tidak! Apa saya batalkan saja acaranya?!" teriak Jungkook, membuat semua murid seketika terdiam dan fokus pada anggota Osis yang berada di depan.

Siapa yang akan melawan ketegasan Jungkook saat melaksanakan tugasnya, tidak ada.
Apalagi jika pria itu sudah marah maka tak ada yang berani melawannya.

Lerin terus saja memperhatikan Jungkook dari jauh, dirinya baris di barisan belakang karena tak ingin bertatap langsung dengan Jungkook. Ini berbanding tebalik dengan Cika yang malah ingin baris di barisan depan dengan alasan ingin bertatap wajah dengan ketua Osis-nya.

Ia menolak ajakan Cika.

"Galak banget sih ketua Osis-nya." ketus Lerin membuat Cika yang ada di sampingnya menoleh.

"Dia tegas bukan galak, say..." saut Cika.

"Tapi seengganya dia bisa ngomong baik-baik sama calon Osis, gak perlu bentak-bentak kaya gini juga yang ada malah dapet hujatan." Ujar Lerin bernada sedikit kesal. Dirinya memang tak suka dengan sikap Jungkook dari awal.

"Ya iya terserah lo, deh... Yang penting dia calon masa depan gue." Jawab Cika sambil tersenyum membayangkan apa yang ada pada otaknya.

Sedangkan Lerin menjulurkan lidahnya karena geli mendengar haluan Cika yang sangat tinggi.

"Semuanya diam, di sini saya akan membacakan beberapa siswa yang berhasil masuk Osis. Karena yang daftar banyak dan kami hanya membutuhkan beberapa orang, jadi saya dan anggota lain sepakat untuk memilih berdasarkan interview kemarin." Ucap Jungkook keras.

Semua murid terlihat tegang dan fokus. Berbeda dengan Lerin yang biasa saja.

"Iya, Kak." Saut semua murid dengan keras juga.

"Jadi, nama-nama yang terpilih adalah...,"

Entah ini suatu keberuntungan atau tidak, Lerin dan Cika akhirnya bisa menjadi Osis di sekolahnya. Tentu saja ini adalah kebahagiaan untuknya dan juga Cika, dirinya senang sekaligus bahagia bisa bekerja sama dengan Abang-nya, Jimin yang juga adalah anggota Osis kelas 11.

Beberapa murid ada yang kecewa bahkan menangis, entah menangisi dalam hal tak bisa satu rekan kerja dengan ketua Osis yang notabenya adalah most wanted sekolah, atau sedih tak bisa masuk Osis karena impian mereka.

"Selamat untuk nama-nama yang akan menjadi bagian dari kita, semoga kalian bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar." Ucap wakil ketua osis, Kim Taehyung.

"Siap, Kak!" saut semua murid.

"Dan untuk yang gagal diterima jangan berkecil hati, kalian sudah berusaha dengan keras dan semuanya terbaik. silakan untuk yang berhasil diterima kalian bisa pergi ke Kakak ketua Osis yang ada di sana untuk mengambil kertas persiapan LDK." Lanjut Taehyung.

Setelah Taehyung mengatakan kata terakhirnya, semua murid langsung bergegas berlari mengambil kertas untuk persiapan besok. Mereka hanya disuruh membuat satu barisan, alhasil semuanya membrontak ingin mendapatkan barisan depan dengan alasan ingin melihat Jungkook secara dekat, bahkan mereka sampai rela berdesak-desakan dan terdorong satu sama lain.

"Ih, apa-apaan gue duluan di sin!"

"Gak! Gue duluan minggir lo!"

"Dihh apaan sih gue daritadi!"

Gubraaakkk!

Dan akhirnya mereka yang merebutkan posisi barisan paling depan jatuh saling tertimpah-timpah. Jungkook hanya terdiam sambil memperhatikan anggotanya dengan kesal dan tak ada niat untuk membantu sama sekali.

Sedangkan, Lerin dan Cika santai di belakang sambil melihat aksi caper para murid yang ada di depannya.

Setelah semua barisan sudah rapih barulah Jungkook membagikan kertas yang dibawanya. Saat dibagikan banyak pertanyaan-pertanyaan aneh yang Jungkook dapatkan dari anggota Osis barunya.

"Kakak ganteng, boleh minta id-line-nya, gak?" tanya anggotanya dengan wajah penuh harap. Namun, Jungkook hanya mengabaikan pertanyaan itu.

"Ya ampun Kakak ganteng banget sih, boleh tau nama instagram-nya?" tanya anggotanya lagi. Kali ini sambil memperlihatkan senyuman agar ketua Osis di depannya tersenyum balik.

Namun nyatanya tidak.

"Ih dingin banget sih, untung cinta." batinya lalu mengambil kertas di tangan Jungkook dengan kesal dan segera pergi dari situ karena anggota lain di belakang sudah berteriak keras.

Dari belakang, Lerin hanya memperhatikan teman-temannya yang centilnya tak tertolong.

"Apaan sih ketua osis kok kaya gitu, dingin banget lagi. Gak guna, cih." Batinnya.

Setelah cukup lama menunggu akhirnya tinggal dirinya dan Cika. Cika malah ikut bertanya pertanyaan aneh seperti murid lainnya juga, ini membuatnya malu dan kesal.

"Rin..., dia ganteng banget sumpah pengen peluk rasanya." Ujar Cika gugup, sedangkan Jungkook terdiam heran.

"Cepet anying, lama lo!" ketus Lerin sambil mencubit pinggang Cika.

"Sabar, nyet. Hm... Kak Jungkook ganteng boleh tau instagram-nya?"

Lerin menepuk jidatnya saat mendengar pertanyaan gila yang dilontarkan Cika pada Jungkook. Untuk ke seribu kalinya ia dibuat malu dan menahan tangannya agar tak manampar mulut sahabatnya itu.

Tapi Jungkook tak merespon apa pun, ia malah menatap Lerin yang sedari tadi misuh-misuh dan bergerak tak jelas di belakang Cika.

Dengan sedikit kesal, Cika langsung mengambil kertas yang ada di tangan Jungkook dan berlari meninggalkan Lerin sendiri.

"Eh, Cika! Tunggu!" teriak Lerin keras, tapi Cika mengabaikannya.

Lerin gugup menahan takut saat Jungkook memajukan langkahnya untuk lebih dekat dengannya. Ia reflek mundur ke belakang.

Jungkook menatap Lerin intens dan seperti tahu bahwa perempuan yang ada di depannya itu adalah Adek Jimin.

"Ka-kak, boleh minta kertasnya sekarang?" tanya Lerin sangat gugup sampai wajahnya berkeringat. Ia berusaha untuk tidak tegang dan berani meminta kertas terakhirnya.

Dan Jungkook langsung memberikan kertas terakhirnya pada Lerin dengan santai, Lerin mengambil kertas itu kemudian berlari cepat meninggalkan Jungkook.

"Kenapa sih itu cewek?" tanyanya pada diri sendiri dengan heran.

***

Jangan lupa vote koment, habis ini chapter perkenalan yuhuu.
Semogaa kalian suka sama cerita ga jelaskuuu ini hiksss :(

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang