Chapter 58

12.6K 1.1K 163
                                    

Pagi ini di sekolah, suasana hati Lerin sedang diambang ketakutan setelah aksi selingkuhnya dengan Taehyung diketahui Jungkook lewat foto yang entah dari siapa. Lerin masih bingung dan ingin sekali mencari tahu siapa dalang yang sudah memfoto dirinya bersama Taehyung, lalu disebarkan pada Jungkook. Ia juga berpikir tidak mungkin juga Jungkook yang mengikutinya. Tetapi mungkin juga.

"Rin!" teriak Yeri pada Lerin yang terus melamun di kursi.

Lerin menoleh ke arah Yeri. "Apa?" dengan nada tinggi.

"Santai atuh, nyet jawabnya." Ketus Yeri ikut membalas dengan nada tinggi juga.

"Lo juga santai dong, gak usah pakai monyet, dasar monyet." Balas Lerin tak kalah keras, lalu merubah pandangannya menjadi ke arah depan.

Sekarang mereka berdua saling membuang tatapan satu sama lain beberapa saat, lalu detik berikutnya Lerin kembali menoleh pada Yeri. "Ada apa, Yer?" tanya Lerin setelah mereka bermusuhan selama sepuluh detik.

"Enggak ada, sih. Cuma pengen sapa aja." Jawab Yeri sambil tersenyum hingga menampilkan gigi-giginya.

Lerin memutar bola matanya sambil menghela napas panjang melihat kelakuan Yeri yang sudah membuatnya kesal di pagi hari.

"Eh, lo masih marahan sama si salju hidup?" tanya Yeri.

Lerin menaikkan sebelah alisnya, "Salju hidup? Olaf maksudnya?"

"Ih... Bukan! Jungkook, bego!" Jawab Yeri sambil memukul pundak Lerin dengan keras, membuat Lerin memekik kesakitan.

Lerin memegangi pundaknya yang sakit, lalu mencubit pinggang Yeri sebagai balasannya. Dan Yeri mengikuti hal yang sama setelah pinggangnya teraniaya oleh Lerin.

"Dia-nya aja kayak gitu, gimana gak marah coba, kan? Gue masih kesal soal Jungkook pukul muka Taehyung kemarin, padahal Taehyung gak salah apa-apa. Emang monyet sih pacar gue mah."

Yeri menganggukkan kepalanya lalu terdiam sejenak sampai guru datang ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Semua murid yang sebelumnya bergerombol segera berlarian ke tempat duduk masing-masing, kemudian pelajaran Matematika pun dimulai.

Lima jam kemudian...

Setelah lima jam berlalu para murid mengikuti pelajaran Matematika hari ini, bel istirahat akhirnya berbunyi. Sang guru memang sengaja membuat murid belajar Matematika selama lima jam karena ingin mereka semua pintar tanpa terkecuali. Akan tetapi tidak bagi Lerin yang sangat membenci Matematika, gadis itu terlihat mabuk rumus setelah lima jam mendengar guru menerangkan.

"Gilaaa...!!! Bisa mati gue kalau ketemu pelajaran Matematika lima jam!" pekik Lerin sambil mengacak-acak rambutnya, lalu tangannya bergerak mencari sesuatu di dalam tas.

"Iya, benar. Pintar enggak, goblok iya. Yaudah sekarang ayo ke kantin, gue udah lapar nih." Ajak Yeri pada ketiga temannya.

"Sabar, gue cari uang dulu." Ucap Lerin yang masih sibuk mencari uang di dalam tas.

"Gak dikasih kali sama Abang lo, Rin." Sahut Cika.

Lerin menepuk dahinya. "Oh ya, astaga! Gue lupa. Hehehe..." kemudian tersenyum lebar ke arah teman-temannya.

"Yaudah sana minta dulu, gue gak mau traktir."

Lerin memasukkan kembali semua buku-buku beserta alat tulis lain ke dalam tas setelah sempat dikeluarkan karena mencari uang yang ternyata lupa diberi Jimin. Selepas semuanya selesai, Lerin segera berlari ke kelas Jimin, sedangkan Yeri, Aurin dan Cika pergi ke kantin lebih dulu.

Untuk pertama kalinya Lerin pergi ke kelas Jimin. Ada alasan lain juga mengapa ia tak pernah ke sana, karena kelas Jimin berada di lantai dua dan kelas Lerin berada di lantai satu, jadi ia malas menaiki tangga yang terbilang tinggi. Lantai dua khusus kelas sebela, berikutnya lantai tiga untuk kelas duabelas dan Lerin yang masih kelas sepuluh ada di lantai satu.

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang