Untuk malam ini para murid atau calon Osis baru diperbolehkan untuk beristirahat di kamar hotel yang sudah ditentukan oleh guru mereka sewaktu di sekolah kemarin. Satu kamar berisi empat orang dan Lerin sangat beruntung bisa sekamar dengan sahabat laknatnya, siapa lagi kalau bukan Cika.
"Tadi pas lo pingsan banyak yang ngeliatin tau, Rin." Ucap Jesi teman sekamar Lerin, lalu ia berjalan duduk di sebelah Lerin sambil mengambil makanan yang dipegang gadis itu.
Lerin menoleh pada Jesi. "Serius, Jes?"
Jesi mengangguk kemudian menoleh kembali pada layar televisi. Cika datang dan ikut duduk di sebelah Jesi sambil merampas makanan yang dipegangnya.
"Tadi abang lo hampir mau nampar kak Taehyung," kata Cika menatap wajah Lerin.
Lerin langsung menoleh pada Cika dengan ekspresi kaget. "Se-seriu, lo? Karena apa?"
Cika berdeham sambil mengangguk. "Kak Taehyung bilang Jimin oon." Jawab Cika lalu tubuhnya bergerak ke arah tempat tidur dan menidurkan tubuh lelahnya di sana. "Ahh... Inces tidur duluan lah. Oh ya, kalian cepetan tidur besok harus pada bangun pagi entar diomelin pacar gue, Jungkook." Lanjut Cika lalu menutup mata dan kembali tidur.
Lerin seketika terdiam saat mendengar cerita Cika soal Jimin yang hendak menampar wajah Taehyung, dan ia merasa aneh juga soal Taehyung. Memang dari pertama berangkat, pria itu selalu menggodanya dan kali ini ia merasa Taehyung punya rasa peduli terhadapnya.
"Rin, gue tidur duluan, ya? Lo jangan tidur malem-malem, oke?" ucap Jina membuyarkan lamunan Lerin.
Lerin menoleh kemudian tersenyum manis. "Iya, oke." Lalu Jina dan Jesi pergi ke tempat tidur dan mereka mulai memejamkan matanya di sana.
Lerin menghela napas kasar, tiba-tiba ia mengingat wajah Taehyung yang hadir di otaknya. "Apa kak Taehyung suka ya sama gue?" batinnya.
***
Pagi hari telah tiba. Suara kicauan burung dan matahari pagi di jendela kamar hotel membangunkan ke empat gadis yang masih tertidur pulas. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi sedangkan mereka hanya diberi waktu tigapuluh menit untuk bersiap-siap seperti mandi dan menyiapkan diri.
Dor! Dor! Dor!
"KAMAR HOTEL NOMOR 120 KENAPA BELUM BANGUN?! HEH, KALIAN BANGUN CEPAT!"
Itu adalah suara ketukan kencang pintu beserta teriakan pembina yang tengah membangunkan kamar hotel Lerin. Tak ada sautan apa pun di dalam sehingga pembinanya terus mengetuk pintu sekaligus berteriak berkali-kali.
"Eh, Eh, kalian tau siapa murid di dalam sini?" tanya pembina itu pada dua orang murid yang baru saja keluar dari kamar.
"Kayaknya kelompok Lerin, kak." Jawab salah satu murid itu dan yang sebelahnya hanya mengangguk.
"Ada apa ini?" tiba-tiba Jungkook datang di antara mereka dan langsung menoleh pada pembina di depannya.
"Murid di kamar ini sepertinya belum bangun," jawab orang itu.
Jungkook membulatkan matanya lebar sambil menghela napas kasar lalu melihat jam di tangannya, ekspresinya berubah kesal saat melihat jarum panjang yang mulai menunjukkan pukul delapan.
"Kamu pergi saja dan siapkan murid lainnya," ujar Jungkook kepada pembina di depannya.
Pembina itu mengangguk lalu pergi dari hadapan Jungkook diikuti dua orang murid tadi.
Jungkook mulai menatap lama pintu kamar itu dan merasa penasaran kelompok mana yang sedari tadi belum keluar padahal mereka harus bersiap sepuluh menit sebelum acara dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]
FanfictionSUDAH DITERBITKAN oleh penerbit Guepedia. (Open PO) Seiring berjalannya waktu, Jungkook yang dingin dan pendiam menjadi semakin berbeda ketika salah satu Bendahara OSIS-nya itu selalu membuatnya geram. Namun siapa sangka, dibalik segala pertengkara...