Chapter 29

14.5K 1K 35
                                    

Setelah kejadian batal kencan kemarin, Lerin bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak percaya dengan omongan laki-laki apalagi sampai mengajaknya seperti itu. Untuk pertama kalinya, ia mendapatkan perlakuan sakit setelah putus dari kekasihnya tiga tahun yang lalu. Dirinya merasa dipermainkan oleh Jungkook.

Ia juga sebenarnya tak ingin berburuk sangka pada Jungkook yang tiba-tiba gagal datang ke sungai Han. Akan tetapi hatinya sakit, dan malam tadi adalah kejadian menakutkan baginya saat tiga orang pria berbadan besar mendatanginya, beruntung nasibnya baik karena Taehyung datang menolongnya.

Setelah selesai olahraga yang melelahkan, Lerin segera pergi ke loker untuk berganti baju. Namun saat ingin menuju loker, dirinya tiba-tiba bertemu Jungkook yang sepertinya selesai dari toilet. Keduanya berhenti bersamaan dan saling berhadapan. Lerin menoleh ke arah samping karena tak ingin menatap wajah Jungkook.

Jungkook sepertinya mengetahui jika Lerin marah padanya dari cara gadis itu bertingkah.

"Lo marah, ya?" tanya Jungkook.

Lerin tertawa kecil lalu menatap wajah Jungkook. "Gue gak ada hak buat marah sama lo."

Jungkook mengangguk paham, lalu tangannya bergerak mengambil sesuatu di dalam saku celananya, kemudian ia membuka tangan Lerin dan memberikan benda tadi. "Makan ini buat ngilangin rasa capek." Tanpa basa-basi lagi, Jungkook pergi meninggalkan Lerin.

Lerin melihat benda yang ada di tangannya, ternyata itu satu buah coklat berukuran sedang yang barusan diterimanya. Lerin tersenyum sendiri kala hatinya merasa hangat dan berbunga-bunga. Berbunga-bunga karena mendapatkan coklat gratis.

Setelah selesai mengganti baju, ia segera pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran yang lain. Lerin pergi ke kelas sendiri karena ketiga temannya sudah lebih dulu selesai berolahraga, dan Ini yang membuatnya telat berganti baju.

"Akhirnya lo selesai juga," ucap Yeri saat melihat Lerin berjalan kearahnya.

"Iya nih. Capek banget..." Lerin duduk di kursinya dan menidurkan kepalanya di atas meja karena kelelahan.

Yeri menoleh ke arah tangan Lerin. "Rin, itu coklat? Dari siapa?"

Lerin sontak kaget dan langsung mengangkat kepalanya sambil menatap coklat di tangannya. "Emmm... Ini dari Bang Jim--"

"Hah, coklat? Mana coklat?" Cika yang mendengarnya langsung menghadap ke belakang, padahal gadis itu tengah mengobrol dengan murid lain.

"Coklat dari siapa, Rin?" tanya Cika, lalu tangannya bergerak mengambil coklat dari tangan Lerin.

"Dari Abang gue," jawab Lerin. Ia terpaksa berbohong karena di sini ada Cika, ia takut nanti malah menjadi masalah.

Cika menatap wajah Lerin secara intens seperti tidak percaya dengan ucapan temannya itu. "Dari Jimin? Bohong kali,"

Cika ini selalu mencurigai apa yang ada di Lerin dan apa yang Lerin dapatkan. Ini benar-benar menganggu, karena dirinya merasa diawasi oleh Cika. Mungkin jika ia berkata jujur kalau coklat ini pemberian dari Jungkook, maka Cika akan marah dan perdebatan pun dimulai lagi. Jadi ia lebih memilih berbohong walaupun Cika terus mencurigainya.

"Mungkin benar dari Jimin, kenapa sih lo?" tanya Yeri pada Cika karena ikut kesal juga.

"Iya-iya, gue percaya. Lebih enak lagi kalau coklatnya dibagi-bagi," Cika langsung membuka coklat Lerin dan memakannya dengan lahap seakan miliknya sendiri.

Lerin, Yeri dan Aurin hanya saling menatap satu sama lain saat coklat milik Lerin dimakan lahap oleh Cika. Lerin sedikit merasa kesal, ia bahkan bukan menjadi orang pertama yang mencicipi coklat pemberian Jungkook.

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang