Chapter 11

21.4K 1.7K 95
                                    

Hari ini adalah hari terburuk bagi Lerin. Ia benar-benar tak menyangka dirinya akan berdebat dengan Jungkook di ruang Osis, apalagi perdebatannya ini ditonton banyak murid dan anggota Osis lainnya. Lerin sangat malu dan merasa sangat bencin pada Jungkook.

Setelah perdebatan yang sengit itu, Lerin berlari ke kelas menumpahkan semua kekesalannya di tempat duduk dan menenggelamkan wajahnya di atas meja. Ia menangis di sana dan beruntung tidak ada murid lain dalam kelas.

Semua perkataan Jungkook membuatnya down dan nyaris mematahkan semangatnya. Jungkook benar-benar gila, mengapa pria itu bisa dijadikan ketua Osis sedangkan perkatakannya saja seperti seseorang yang tidak berpendidikan sama sekali.

Dan hari ini Lerin resmi keluar dari anggota Osis karena keduanya saling benci. Apa yang nantinya akan ia katakan jika tiba-tiba Cika dan Jimin bertanya? Pasti semuanya akan sulit.

Bel sekolah berbunyi, itu tandanya kelas masuk kembali. Semua murid satu-persatu mulai memasuki ruang kelas dan Lerin segera mengapus semua air mata yang menumpuk di wajahnya.

"Rin, lo gak istirahat tadi?" tanya Cika lalu duduk di samping Lerin.

Lerin hanya tersenyum untuk menutupi semua rasa sakitnya lalu menggelengkan kepalanya.

"Lah, kenapa? Gue tungguin lo di kantin tadi, kan gue chat lo pas dari ruang Osis."

"Gue gak buka HP, males." Jawab Lerin sendu.

"Tadi, kak Jungkook ngomongin apa aja? Aneh bener masa lo doang sih yang diajak ngobrol, gak adil," ujar Cika lalu menjeda sebentar perkataannya. "Apa jangan-jangan, lo punya hubungan ya sama kak Jungkook?"

Lerin kaget lalu menoleh pada Cika. "Ck... Enggak lah,"

"Bohong,"

Lerin terdiam sebentar, ia bingung ingin merespon perkataannya Cika seperti apa. Tak mungkin juga akan bercerita bahwa dirinya baru saja keluar dari Osis. Lerin tidak ingin memberitahu pada Cika karena nantinya gadis itu akan heboh dan mengatakannya pada Jimin atau temannya yang lain.

Lerin menghela napas kasar. "Dia cuma tanya uang Osis udah kekumpul berapa soalnya mau dipake buat keperluan ruang Osis, gak tau buat beli apa kali."

Cika mengangguk seakan mempercayai ucapan Lerin. Lerin menghela napas lega melihatnya, kemudian tak lama guru datang dan kelas dimulai kembali.

***

Lerin ikut pulang bersama Cika karena permintaan Cika dan Mamahnya juga. Jimin pulang lambat lagi jadi kali ini Cika tak membiarkan Lerin pulang sendiri.

Hm bagus dah, punya rasa peduli juga anak tuyul.

Setelah beberapa menit di perjalanan, mereka sampai di rumah, Lerin segera turun dari mobil dan berterima kasih kepada Mamah Cika dan juga Cika karena sudah mengantarkannya pulang.

Lerin segera masuk ke dalam rumah dan akhirnya dia bisa menenangkan pikirannya setelah lelah seharian di sekolah. Di rumah hanya ada dirinya seorang karena Jimin pulang telat, entah ada urusan apa Lerin sama tidak peduli. Ia benci Jimin yang hanya mementingkan kesenangan pribadinya daripada dirinya sendiri.

Lerin duduk di sofa sambil terus terdiam memikirkan keadaannya di Korea yang membuatnya stres, ia benci kehidupannya yang sekarang, ia benci harus tinggal di Korea sedangkan kehidupannya di Thailand jauh lebih baik.

"Kenapa Mamah bawa gue ke Korea sedangkan di Thailand jauh lebih enak...," ucapnya pada diri sendiri kemudian menunduk lalu menangis.

Entah mengapa Lerin berpikiran untuk pindah kembali ke Thailand setelah kejadian di sekolah tadi. Ia sama sekali tak merasa bahagia di sini, hanya ada masalah yang terus menimpanya. Apalagi ini masalah di sekolah, pasti ia akan dibenci oleh semua teman-temannya.

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang