Chapter 64

14.2K 988 233
                                    

Denger lagu DJ biar mantep 😃

---

Jungkook reflek membulatkan matanya, badannya kaku, dadanya sakit, dan segalanya menjadi hancur setelah Lerin mengatakan kata-kata tadi. Jungkook ingin sekali menangis karena ia tak terima jika harus putus dengan Lerin, namun dirinya harus kuat dan harus tetap mempertahankan hubungannya.

Jungkook menggelengkan kepalanya. "Enggak. Gue gak mau putus dari lo." Sambil menatap sendu ke wajah Lerin.

Lerin membalas tatapan Jungkook, ada rasa sakit dalam hatinya ketika melihat dua bola mata Jungkook yang terlihat merah menahan tangis. Sebenarnya ia juga tak ingin berpisah, namun situasinya lah yang membuatya harus melepas Jungkook.

Lerin menghela napas panjang lalu berkata, "Terserah. Gue udah capek, Jung. Gue udah gak kuat."

Jungkook semakin frustasi dengan keputusan Lerin, laki-laki itu memalingkan pandangannya ke samping karena ada air mata yang jatuh pada matanya. Jungkook tak boleh terlihat lemah di depan Lerin walau hatinya terluka. Setelah beberapa detik, Jungkook menatap wajah Lerin lagi sambil memegang kedua pundak Lerin. Tatapan mata Jungkook yang tadinya berbinar, kini menjadi tajam seperti singah marah.

Tubuh Lerin mendadak gemetar saat kedua pundaknya dipegang. Tiba-tiba, Jungkook memundurkan tubuh Lerin hingga Lerin terdorong jatuh di atas ranjang dan Jungkook di atasnya. Lerin tidak tahu apa maksud laki-laki itu, tetapi ia sangat takut.

"Plisss... Gue gak mau kehilangan lo." Ucap Jungkook lesu di posisi yang masih di atas Lerin.

Lerin reflek kaget, beruntung pikiran negatifnya itu tak menjadi kenyataan. Enam kata dari Jungkook yang mampu membuatnya ingin menangis kencang dan memeluk pria itu dengan erat. Lerin juga melihat ada sedikit air mata keluar dari dua bola mata Jungkook, air mata itu perlahan menetes ke bawah hingga mengenai pipinya.

"Gue... Gue gak tau lagi. Berat banget buat tinggalin dia. Tapi, gue gak mau terus-terusan di bawah hubungan yang rumit ini. Bukannya bahagia, justru gue malah menderita." Batin Lerin sambil terus menatap Jungkook.

Tangan Lerin bergerak memegang kedua tangan Jungkook sebagai alat bantu untuk bangun dari posisi berbaring, Jungkook juga sudah duduk bersila dan sekarang mereka saling berhadapan.

Lerin menghela napas panjang sambil tersenyum. "Kita masih berteman kok, kapan pun lo mau ketemu gue, gue ada waktu. Tapi kita gak ada hubungan apa-apa."

Jungkook terdiam beberapa detik sampai akhirnya bertanya dengan raut wajah datar. "Apa alasan lo mutusin hubungan ini?"

Banyak alasan mengapa Lerin memilih untuk mengakhiri hubungannya walaupun keduanya sama-sama saling sayang dan tak ingin ini berakhir. Lerin sedikit tak berani untuk berkata jujur pada Jungkook karena ada alasan yang menyangkut tentang sifat.

"Jawab pertanyaan gue, Rin." Jungkook mengatakan ini dengan sedikit membentak, namun nada bicaranya masih terdengar lembut.

Dengan keberanian yang dalam, Lerin akhirnya berkata jujur tentang perasaannya yang lelah menghadapi Jungkook selama ini.

"Sebenernya gue capek. Jujur, gue capek banget sama sifat dan sikap lo, Jung. Lo terlalu ngekang, gak boleh ini itu. Tapi, lo malah telan ludah sendiri. Gue mikir aja, gue tuh... Gimana ya--" Lerin memberhentikan ucapannya sambil menggigit bibir bawah menahan air mata." Lalu detik selanjutnya melanjutkan kembali ucapannya.

"Gue ngerasa kita kayak bukan pacaran. Kita tuh kayak Adik-kakak, ya... Kayak Bang Jimin sama gue aja gitu. Kita ngelakuin hal indah di luar tapi lo ga pernah ngabarin, nge-chat, atau pun telepon. Ya sih.. Itu gak masalah buat gue, selagi lo nge-jaga, gue bakal maklumin."

Ketua OSIS Dingin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang