#ExtrovertFact : Cerewet. Biasanya orang ekstrovert tak pernah tenang karena senang mengobrol. Mereka sangat pintar dalam berkomunikasi dan akan terus menerus berbicara jika Anda tak memintanya berhenti.
❤
Nanta's POV
Aku menatap layar ponsel yang tengah menampakkan ruang obrolan antara aku dan Arga.
Lalu mengetikkan sesuatu di sana setelah tadi sempat hanya menatapnya saja.
Nanta
[21.00] Ga. Bagi nomor orangtua Arisa.
Arga
[21.01] Mau ngapain kamu? Udah mau ngelamar aja nih?
Dasar.
Mana mungkin aku berani melakukannya sekarang. Yang ada, malahan Si Bapak bakal mencincang aku hidup-hidup.
Hiiy!
Nanta
[21.01] Sembarangan. Ada yang mau ditanyain ke Arisa.
Arga
[21.03] Halah. Bilang aja kangen karena nggak bisa ketemu akhir-akhir ini.
Nanta
[21.04] Dih berisik. Yaudah, kalo nggak mau kasih. Aku tanya sama orang lain aja! (｀(エ)´)ﾉ
Arga
[21.05] Iya iya. Nih nomornya
[21.05] 082132XXXXXX
Nanta
[21.06] WEEEH. MAKASIH ARGA. LOP YUUUUUH
Arga
[21.07] Ewh. Sana tidur. Besok lomba kamu tuh.
Nanta
[21.08] Siap abangQ!
Dan setelah itu, tak ada lagi balasan dari Arga.
Sebelum menghubungi nomor orang tua Arisa, aku sempat membalas ucapan selamat malam di grup sastra.
Kalau saja mereka menungguku. Hahaha.
Melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan, membuatku sedikit ragu untuk menelpon nomor tersebut.
Apalagi itu nomor orangtuanya.
Tapi, kalau tidak membicarakannya malam ini, mungkin saja besok permainanku bisa kacau.
Membiarkan banyak pikiran di kepala, bisa membuat performaku tidak maksimal.
Akhirnya, kuberanikan diri untuk menghubungi nomor tersebut.
Ketika detik-detik nada sambung hampir berakhir, barulah seseorang di seberang sana menjawab.
Ia mengawali dengan salam. Dan aku membalasnya.
"Ini siapa?" suara yang lembut namun tegas, terdengar.
"I-ini temannya Arisa, tante."
Oke, semoga asumsiku bahwa itu adalah suara Ibunya Arisa, tidaklah salah.
Tolonglah.
Jangan buat kesahalan di kesan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERT
Teen FictionIni kisah tentang tiga pemuda yang terjebak dalam ikatan "teman satu klub" yang ternyata berujung pada persahabatan kikuk dan manis. Kontrasnya sifat mereka bertiga, seakan menjadi tantangan tersendiri. Ada juga bumbu romansa dan keluarga yang menj...
