Tepat pukul setengah dini hari Jungkook sampai di rumahnya dan menemukan Jiyeon yang tertidur tidak nyaman di sofa ruang tamu dengan posisi tidur menyamping.
Jungkook pun mendekati Jiyeon dan membelai wajah Jiyeon sambil melantunkan kata maaf kepada Jiyeon yang lagi-lagi menunggunya pulang."Miane. Jeongmal miane noona" bisik Jungkook tepat di depan wajah Jiyeon.
"Eugh..." Jiyeon menggeliat tidak nyaman merasakan ada tangan yang mengelus rambutnya.
"Eh! Kau sudah pulang?" Kata Jiyeon ingin beranjak bangun dari posisinya namun di cegah Jungkook untuk tetap duduk saja.
"Kau duduk saja noona" cegah Jungkook.
"Kau sudah makan?" Tanya Jiyeon melihat wajah letih suaminya.
Jungkook menggeleng "Ani"
"Mau ku siapkan. Biar ku hangatkan makanan semalam"
"Tidah usah, nanti saja"
"Kalau begitu biar ku siapkan air hangat untuk mu mandi. Kau pasti lelah bukan setelah selesai bekerja?" Kata Jiyeon beranjak dari sofa di bantu oleh Jungkook karena perutnya yang membuncit membuatnya sulit bergerak bebas.
Tiba-tiba saja Jungkook merasa bersalah kepada Jiyeon. Semalam ia mengetik pesan untuk Jiyeon dan mengatakan bahwa ia akan lembur di kantor, namun pada kenyataannya ia telah berbohong kepada Jiyeon mengenai itu.
"Kau kenapa Kookie-ya?" Seru Jiyeon yang melihat suaminya menunduk.
"Ani. Aku hanya tidak tega melihatmu terus tidur di sofa menungguku semalaman. Padahal aku sudah mengirimu pesan untuk tidak menungguku pulang. Noona lain kali fikirkan kandungan mu juga. Jangan terlalu lelah seperti saran dari dokter. Kau istirahat saja dan jangan menungguku pulang dari kantor nee"
"Aku tidak bisa Kook. Aku tidak bisa. Kau tau, aku tidak bisa bila tidak mengkhawatirkan mu"
"Lalu haruskah aku bekerja di rumah saja supaya kau tidak perlu mengkhawatirkanku lagi? Aku juga tidak tega melihatmu yang pastinya sangat kesepian di rumah"
"Tidak usah. Aku bisa ke kantormu sekalian membawakan makan siang untukmu" Jiyeon tersenyum.
"Arraseo"
"Baiklah. Kau langsung ke kamar saja. Biar aku siapkan air hangat untukmu dulu" Jungkook mengangguk.
Skip
"Kook-ah, airnya sudah siap. Kau bisa mandi sekarang"
"Mau mandi bersama?" Ajak Jungkook.
"Tidak! Kau mandi saja duluan aku bisa mandi setelah menyiapkan sarapan untukmu"
"Arraseo" setelah itu Jungkook melenggang pergi masuk ke kamar mandi tanpa berkata apapun lagi.
Jiyeon yang melihat Jungkook langsung masuk ke dalam kamar mandi sedikit merasa kecewa. Tidak biasanya suaminya berlalu melewatinya tanpa memberikan sebuah kecupan di dahinya. Sebuah skinsip yang biasa mereka lakukan setiap Jungkook pulang dari kantor maupun saat berangkat ke kantor.
Hal itu membuat ia merasa sedikit janggal dengan suaminya yang selalu pulang dengan wajah lelah tidak bersemangat. Kenapa Jiyeon berpikiran seperti itu karena selama ini suaminya tidak pernah sekalipun menampilkan wajah lelah seperti itu walaupun seberat apapun pekerjaannya ia akan tetap menampilkan senyumnya walaupun hanya sebentar dan tetap memberikan sebuah kecupan di dahinya. Namun akhir-akhir ini Jiyeon sedikit demi sedikit mulai merasakan ada perubahan sikap dalam diri suaminya. Jungkook yang biasanya bersikap romantis dan manja kepadanya sedikit mulai berkurang semenjak dirinya mengatakan selalu sibuk di kantor dan terkadang pulang pagi dengan wajah yang begitu letih. Sebenarnya apa yang sedang suaminya itu sembunyikan darinya.Tidak mau ambil pusing dengan semua yang dapat membuat beban dalam pikirannya bertambah Jiyeon memilih menggelengkan kepalanya membuang semua perasangka buruk yang ada dalam kepalanya dan memilih menyibukkan dirinya di dapur. Memanaskan kembali masakan yang sengaja ia buatkan untuk suaminya, namun naas makanan yang susah payah ia buat untuk suaminya sama sekali tidak tersentuh dari semalem oleh suaminya bahkan oleh dirinya sendiri pun mejadi tidak bernafsu makan ketika suaminya mengirim pesan dan mengatakan bahwa ia akan lembur. Perasaan kecewa pun kembali Jiyeon rasakan bila mengingat suaminya yang belakangan ini semakin sibuk dengan urusan kantornya. Waktunya pun sedikit demi sedikit mulai terbagi untuknya dan aegi di dalam perutnya. Mengenai perutnya Jiyeon jadi teringat usia kandungannya yang sudah menginjak tujuh bulan dan dua bulan lagi ia akan melakukan persalinan.
Jiyeon pun mengelus perutnya yang semakin lama semakin membesar sesuai usia kandungannya yang sudah tujuh bulan itu.
"Aegi-ya. Bagaimana keadaanmu di dalam sana?
Miane sejak semalam eomma tidak mengisi perut eomma. Kau baik-baik saja kan?" Kata Jiyeon mengusap perutnya."Apa yang kau lakukan disini noona?" Ujar sebuah suara yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Ani. Aku hanya sedang menghangatkan mu sarapan semalam tidak apa-apa kan?"
"Tidak apa-apa. Asalkan makanannya di buat oleh noona" berucap dengan tangan yang masih melingkar di perut Jiyeon.
Entah kenapa pelukan Jungkook kali ini terasa berbeda bagi Jiyeon. Pelukan yang biasanya terasa begitu hangat kini terasa biasa-biasa saja.
"Kookie lepaskan. Kau tunggu saja di meja makan aku akan segera siapkan untukmu" Jiyeon melepaskan tangan Jungkook yang masih melingkar di perutnya.
"Baiklah, tapi mana ppopo untukku?" Kata Jungkook menunjuk bibirnya.
Jiyeon di buat sedikit merona olehnya dan perlahan-lahan melangkah maju mendekati Jungkook.
Chup!
"Sudah sana. Aku akan mematikan kompornya dulu"
"Arraseo. Ku tunggu di meja makan" Jungkook pun berlalu meninggalkan dapur menuju meja makan yang tidak jauh dari dapur.
"Setidaknya kau masih Kookie ku yang dulu, tidak apa-apa walaupun itu hanya sedikit" gumam Jiyeon memandang punggung Jungkook suaminya dan menghela nafasnya.
To be continue...
Jiyeon eonni yg sabar yah Juki tetap milikmu kok selamanya
Vote and coment dulu guys
Thank you ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanfictionBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...