Budayakan comment guys dan jangan menjadi siders
.
.
.
Btw alurnya sedikit saya percepat ya
"Eomma!" lirih Jungyeon yang terbangun dari tidur lelapnya.
Tidak terasa sudah satu hari Jungyeon tertidur di ranjang rumah sakit dan itu benar-benar membuat Jiyeon khawatir pada putranya.
"Jungyeonie!" kaget Jiyeon ketika melihat putranya sudah membuka mata.
Jiyeon yang cemas bercampur bahagia pun segera memeluk tubuh ringkih putranya. Menenggelamkan wajah putranya itu yang terlihat sedikit masih memucat untuk ia rengkuh. Jujur saja Jiyeon begitu cemas mengetahui putranya pingsan selama satu hari. Dan saat ia terbangun ia langsung menangis memeluk tubuh putranya itu.
"Jungyeonie, kenapa bangunnya lama heum...? Eomma mencemaskan Jungyeonie setengah mati. Eomma merindukan Jungie disisi eomma" tangis Jiyeon pecah begitu saja.
"Eomma!" Jungyeon mengangkat wajahnya untuk melihat wajah ibunya juga. Jiyeon membalas tatapan putranya yang sendu. Sungguh hatinya seperti teriris-iris pisau kecil namun tajam melihat wajah putra kecilnya.
"Jungyeonie maafkan eomma" tangis Jiyeon seraya menggenggam tangan putranya.
"Eomma jangan menangi. Eomma tau Jungie tidak cuka eomma belcedih, karena Jungie juga akan ikut cedih" ucapnya seraya mengangkat tangan mungil nya untuk mengusap air mata sang ibu.
"Maafkan eomma, Jungie-ah. Maafkan eomma" kembali memeluk tubuh mungil anaknya dan suara tangis Jiyeon yang semakin pilu.
Di luar sana Eunji hanya bisa memperhatikan semuanya seraya mengusap air matanya yang ikut menetes melihat sahabat dan putranya yang selama ini selalu menderita. Ia menggenggam erat ponsel di tangannya hingga ia pergi dari sana untuk menghubungi seseorang.
.
.
"Cepat kesini jika kau mau membuat mereka bahagia" datar Eunji terhadap seseorang di seberang sana.
"...."
"Kau sudah berjanji padaku bukan. Kau bilang akan membahagiakan mereka, maka inilah saat kau membuktikan ucapanmu itu padaku" ketus Eunji.
"...."
"Tidak ada kata tapi-tapian untukmu. Buktikan jika kau bersungguh-sungguh dengan ucapan mu tempo hari. Datang sekarang juga atau kesempatan mu hilang saat ini juga!" ancam Eunji padanya.
"Aku menunggumu disini untuk melihat kesunguhan mu, karena aku sungguh tidak tahan mendengar Jungyeon terus menangis. Cepatlah sebelum aku berubah pikiran dan kau tidak bisa melihatnya lagi!"
PIP
Eunji mematikan sambungan telepon tanpa mendengar sepatah katapun keluar dari mulut sang lawan bicara, lalu kembali memandangi kamar rawat Jungyeon yang tertutup rapat.
"Mianhae, Jiyeon-ah. Mianhae" lirih Eunji sebelum berlalu pergi.
***
Tak berapa lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang terdengar tergesa-gesa namun berhenti melangkah di depan pintu kamar rawat Jungyeon. Seseorang itu mengangkat tangannya hendak membuka pintu tapi ia urungkan kembali dengan menurunkan tangannya lagi. Jujur saja, sebenarnya ia masih ragu dengan tindakannya, tapi ia tidak mau hal yang sama terulang lagi untuk yang kedua kalinya dan membuatnya menyesali semuanya. Saat ini seseorang yang ia sayangi tengah terbaring di dalam sana dengan seseorang yang tak lain adalah Jiyeon yang mengelus surai itu penuh kasih sayang. Ia menampilkan senyum simpulnya yang tak bisa bertahan lama mengingat ialah penyebab dari bocah lima tahun yang tengah tertidur di samping ibunya itu. Dialah penyebab semua penderitaan yang menimpa keduanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/157417547-288-k440046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanfictionBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...