06 - Menyesal

1K 96 15
                                    

Vote and coment juseyo
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini tepat satu bulan semenjak kejadian dimana Jungkook kepergok berselingkuh oleh Jiyeon istrinya. Sejak hari itu pula Jiyeon tidak pernah terlihat menegur ataupun menyapa Jungkook sama sekali walaupun Jungkook berniat untuk menjelaskan semuanya padanya, namun Jiyeon merasa enggan untuk mendengarkannya bahkan untuk melihat wajah Jungkook. Jiyeon terlanjur kecewa dan sakit hati.

Seperti saat ini Jiyeon melihat Jungkook memasuki kamarnya namun ia mengabaikan Jungkook yang menatapnya penuh harap. Berharap kali ini Jiyeon mau mendengarkan penjelasannya meskipun sebentar saja.

"Noona ku mohon jangan mengabaikan ku terus. Ku mohon kali ini dengarkan penjelasan ku sebentar saja" mohon Jungkook.

Jiyeon menghentikan kegiatannya melipat bajunya dan baju Jungkook suaminya. Meskipun marah Jiyeon tak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan calon ibu dari bayinya.

"Katakanlah" Jiyeon membuka suaranya untuk yang pertama kalinya kepada Jungkook semenjak satu bulan mendiaminya.

Jungkook senang bukan main mendengar Jiyeon mau berbicara kepadanya lagi. Ia pun lantas duduk bersimpuh di bawah Jiyeon yang sedang duduk di tempat tidurnya sambil melipat bajunya.

"Noona, maafkan aku. Aku tau aku salah selama ini. Aku menyesal karena telah berbohong padamu dan mengecewakan mu. Kau berhak marah dan membenciku, tapi ku mohon jangan mendiami ku seperti ini jujur aku tidak bisa melihatmu mendiami ku. Lebih baik kau marah padaku dari pada harus melihatmu mendiami ku, karena aku tidak bisa kau diami seperti itu" jelas Jungkook menunduk.

Jiyeon yang tidak kuasa menahan air matanya pun menangis kembali. Jujur hatinya masih perih dan terluka bahkan luka itu masih belum sembuh meskipun sudah satu bulan berlalu.

"Kau bisa mengatakannya jika kau sudah mulai bosan padaku, kau bisa mengatakannya secara langsung di hadapanku. Maka kau tidak perlu berbohong dengan menyembunyikan hubungan kalian dariku"

Degh!

Jungkook menggeleng dengan ucapan Jiyeon. Ia masih mencintai istrinya, tapi ia dengan bodohnya bermain di belakang istrinya sendiri.

"Miane" lirih Jungkook lemah.

"Kenapa? Kenapa kau harus berbohong? Aku bukan orang bodoh yang bisa kau bohongi selamanya, ada saat aku bisa mengetahui semuanya karena aku adalah istrimu" kata Jiyeon dengan linangan air matanya. Untuk yang pertama kalinya Jiyeon bisa mengatakan isi hatinya.

"Kau tidak bodoh Noona, aku lah yang bodoh. Aku memang bodoh noona, aku orang terbodoh di dunia ini karena mengecewakan mu. Tapi kau salah mengatakan jika aku sudah tidak mencintaimu lalu bosan dan meninggalkan mu begitu saja itu salah. Karena yang sebenarnya aku tidak bisa melepaskan mu karena aku sangat mencintaimu" Jungkook menjeda kalimatnya untuk mengambil nafas.

"Mungkin saat itu mataku yang bermasalah hingga aku tidak bisa melihatmu kalau kau selama ini selalu ada untukku, tapi dengan brengseknya aku malah bermain di belakangmu. Aku tau perbuatan ku sulit untuk dimaafkan, tapi ku mohon maafkan aku noona, maafkan aku. Satu hal lagi bahwa aku sudah mengakhiri hubunganku dengannya. Aku juga sudah memecatnya menjadi sekretaris ku di kantor. Ku mohon maafkan aku noona" sesal Jungkook benar-benar menyesali semuanya ia bahkan meneteskan air matanya di depan Jiyeon.

"Kau menyesal?" Jungkook mendongak lalu mengangguk.

"Sangat" lirih Jungkook.

"Lalu bisakah kau memberiku waktu lagi untuk aku memikirkannya?" Seru Jiyeon menghapus sisa air matanya.

"Baiklah" ucap Jungkook meskipun berat lalu berdiri dari posisinya.

Skip

Jiyeon POV.

Ini sudah tepat satu bulan aku mendiami suamiku. Iya suamiku Jeon Jungkook. Semenjak aku mengetahui ia berselingkuh di belakang ku dengan sekretaris baru di kantornya saat aku membawanya bekal makan siang seperti biasa untuknya, aku tidak sengaja melihat mereka yang tengah berciuman mesra dengan suamiku yang menindihnya.
Jika kalian bertanya apakah aku baik-baik saja jawabannya tidak. Karena jawaban yang sesungguhnya aku sangat terluka dan kecewa kepada suamiku sendiri. Suami yang begitu ku cintai, sekaligus pria yang dulunya tumbuh bersamaku sebelum menjadi suamiku diam-diam mengkhianati pernikahan kami yang sudah memasuki dua tahun lamanya. Istri mana yang tidak terluka melihat itu.
Aku sebagai istrinya begitu terluka melihat suamiku sendiri mencium wanita lain di depan mataku. Rasanya begitu sakit bagai di tusuk beribu-ribu pisau. Aku tidak menyangka suami yang begitu ku cintai mengkhianati ku dengan sekretaris nya sendiri. Sekretaris yang baru beberapa bulan lalu ia kenal.

Hingga pintu kamarku terbuka dan terpampang lah wajah suamiku. Suami yang sudah menorehkan luka di hatiku selama satu bulan ini aku mendiaminya karena kecewa.

"Noona ku mohon jangan mengabaikan ku terus. Ku mohon kali ini dengarkan penjelasan ku sebentar saja" mohon nya. Aku menghentikan kegiatan ku melipat baju milikku dan juga miliknya.

"Katakanlah" kataku membuka mulut setelah satu bulan lamanya mendiaminya. Sebenarnya aku tidak tega biar bagaimanapun juga dia adalah suamiku. Suami yang begitu sangat aku cintai sampai kapanpun.

Ku lihat wajahnya berubah senang ketika aku membuka bibirku yang selalu tertutup dan sama sekali tidak pernah membalas ucapannya itu mengingat aku selalu mengabaikannya. Ia bahkan bersimpuh di bawah ku tepat di depan kakiku.

"Noona, maafkan aku. Aku tau aku salah selama ini. Aku menyesal karena telah berbohong padamu dan mengecewakanmu. Kau berhak marah dan membenciku, tapi ku mohon jangan mendiami ku seperti ini jujur aku tidak bisa melihatmu mendiami ku. Lebih baik kau marah dari pada melihatmu mendiami ku, karena aku tidak bisa kau diami seperti itu" jelasnya dengan diiringi kepalanya yang menunduk.

Aku yang tidak kuasa menahan tangisku pun akhirnya pecah juga meskipun tidak mengeluarkan suara. Anggap saja aku ini memang sangat lemah. Lemah karena suamiku sendiri yang menorehkan luka pada hatiku. Hatiku yang masih begitu sakit olehnya kini di tambah dengan pengakuannya di hadapanku.

"Kau bisa mengatakannya jika sudah mulai bosan padaku, kau bisa mengatakannya secara langsung di hadapanku. Maka kau tidak perlu berbohong dengan menyembunyikan hubungan kalian dariku" kataku sesegukkan.

Ku lihat ia mendongakkan wajahnya seraya menggelengkan kepalanya. Seperti ia tidak setuju dengan apa yang ku katakan.

"Miane" lirihnya lemah seraya menunduk kembali.

"Kenapa? Kenapa kau harus berbohong? Aku bukan orang bodoh yang bisa kau bohongi selamanya, ada saatnya aku bisa tau semuanya karena aku adalah istrimu" ujarku dengan air mata yang kembali menetes dengan deras. Untuk yang pertama kalinya aku bisa mengeluarkan isi hatiku setelah satu bulan berlalu. Meskipun begitu hatiku tak kunjung membaik karena mengingat suamiku lah yang melukainya.

"Kau tidak bodoh noona. Aku lah yang bodoh. Aku memang bodoh noona, aku orang terbodoh di dunia ini karena mengecewakanmu. Tapi kau salah mengatakan jika aku sudah tidak mencintaimu lalu bosan dan meninggalkanmu begitu saja itu salah. Karena yang sebenarnya aku tidak bisa melepaskan mu karena aku sangat mencintaimu" kau bilang mencintaiku tapi kau sendiri yang menorehkan luka pada hatiku batinku sakit.


To be continue...

Huwaaa ku rasa part kali ini kepanjangan jadi ku potong di chap berikutnya ya.

Vote and coment juseyo

Terima kasih ❤️❤️

Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang